Theodore Sulivan menganggap semua wanita di dunia ini adalah sumber masalah. Masalalu yang memaksanya karena dirinya di khianati oleh sang istri di depan matanya membuat dirinya berubah menjadi sosok pria dingin dan seakan tidak tersentuh.
Namun tiba-tiba dunianya kembali berwarna kala dirinya di pertemukan dengan guru sang putra bernama Hana Pertiwi.
Hana Pertiwi justru takut kepada Theo karena menganggap Theo adalah pria yang menyeramkan sekaligus menyebalkan.
"Call me daddy, baby atau kau akan terus berada dalam cengkraman ku sekaligus penghangat ranjangku" ucap Theo dengan nada dingin namun penuh intimidasi!!!!
Apakah Hana bisa bersama Theo, ataukan Hana malah semakin takut pada pria itu....??????????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Seminggu telah berlalu! Batin Theo semakin down hanya ada, hanya minuman keras yang menemani dirinya.
"Dad, aku masuk ya" Rummy masuk kedalam kamar Theo.
Rummy terkejut melihat banyaknya botol miras yang tercecer di kamar Theo.
Rummy geram dengan sang Daddy yang ternyata mengulang kebiasaan lamanya.
Prangggg!!!!
Rummy menepiskan botol miras yang sedang Theo pegang.
"Aku benci Daddy yang seperti ini" bentak Rummy.
"Keluar kamu dari kamar Daddy! " balas Rummy.
"Kenapa Daddy kembali lagi minum? Aku kesal melihat Daddy seperti ini" tanya Rummy.
"Son, Hana pergi ninggalin Daddy" jawab Theo.
"Cuma ninggalin Dad bukan meninggal jadi Daddy masih bisa bertemu dengan Mommy Hana" ucap Rummy.
Rummy lalu mengeluarkan ponselnya, dan memutar rekaman.
"Bu, Daddy down! Ibu kemana sih? " tanya Rummy.
Malam itu Rummy berhasil menghubungi Hana, dan mereka banyak sekali bercerita.
"Maafin Ibu ya sayang, tapi masalah yang sekarang Ibu hadapi cukup berat. Ibu dan Nenek hanya ingin menenangkan diri tanpa siapapun" jawab Hana.
"Tapi bagaimana Daddy, Bu? Apa Ibu sudah tidak sayang Daddy? " tanya Rummy.
"Setiap hari Ibu selalu merindukan Daddy kamu! Ibu selalu menangis, tapi bagaimana lagi Nenek Kartika butuh ketenangan. Bilang pada Daddy kamu, Ibu kangen" ucap Hana sembari terisak.
Theo mendengarkan suara Hana dengan emosi yang membuncah, bukan emosi kebencian namun emosi cinta yang tak terluapkan.
"Dimana Ibu sekarang? " tanya Rummy.
"Maaf Rummy, Ibu belum bisa kasih tahu" jawab Hana.
"Aku akan mengunjungi Ibu, minggu depan aku libur! Janji deh gak bakal aku kasih tahu Daddy, aku akan pergi sama supir berdua saja. Bu, aku kangen sama Ibu" bujuk Rummy.
"Gimana ya, tapi janji jangan kasih tahu Daddy kamu" ucap Hana.
"Iya janji, ini rahasia kita berdua" balas Rummy.
"Ibu share lock ya, tapi janji jangan kasih tahu Daddy" ucap Hana memperingati.
"Iya aku janji" balas Rummy.
Hana pun memberikan alamat keberadaannya kepada Rummy.
...
"Daddy gak sedih lagi kan? " tanya Rummy.
"Gak, Son! Daddy senang mendengar suara dia, Daddy bisa tenang" balas Theo.
"Alamat Mommy Hana sudah aku kirim ke ponsel Daddy!" ucap Rummy.
"Terus Daddy harus gimana? " tanya Theo.
"Yaelah Dad kenapa kalau Daddy lagi galau otak Daddy jadi bego! Susul Dad, apalagi? Tuh alamatnya sudah jelas" kesal Rummy.
"Kamu bener Son, Daddy gak bisa berfikir dengan jelas. Yasudah Daddy akan susul Hana. Terimakasih ya, kau memang anakku yang luar biasa" ucap Theo.
Siang itu ia bersama supir pribadinya akan menemui Hana.
Sementara Hana yang sedang berdiam sendirian di kursi luar rumah menangis karena begitu merindukan Theo. Air matanya luruh sejak semalam mendengar dari Rummy kalau Theo down gara-gara dirinya.
"Nyiksa banget ya Allah" ucap Hana sembari mengelap air matanya.
Kartika yang melihat itu merasa bersalah pada sang putri. Kartika tahu hati Hana sakit namun Hana selalu terlihat tegar di depannya.
Kartika pun berjalan menemui Hana.
"Maafkan Mama, Han! Kamu jadi terbawa dengan masalah Mama" ucap Kartika sembari memeluk Hana.
"Tidak Ma, aku gak kenapa-napa kok! Oh ya gimana apa Papa mengganggu Mama? " tanya Hana.
"Dia terus ngeinbok ke akun Facebook Mama. Han Mama takut" ucap Kartika.
"Tenang Ma, tenang! Lebih baik begini saja kalau hati Mama sudah tenang sebaiknya Mama bicara dengan Papa. Aku rasa ada satu hal yang ingin Papa sampaikan Ma, apa salahnya kalian bicara berdua dari hati ke hati? " pinta Hana.
"Nanti saja kalau Mama sudah siap, Han" balas Kartika.
"Iya Ma, siapkan dulu keyakinan di hati Mama baru Mama ajak Papa bertemu. Kalau Mama sudah tak ingin di ganggu, maka aku yakin kalau Papa akan mengerti" ucap Hana.
"Mama merasa bersalah pada kamu dan Theo! Tidak seharusnya Mama membawa kalian pada masalah yang di alami Mama" balas Kartika dengan wajah sedih.
"Sudah lah Ma tak apa, Mas Theo akan baik-baik saja tanpa Hana. Kalau kami jodoh, kami juga akan bertemu lagi pada akhirnya" balas Hana.
Sore harinya, Hana sedang berjalan-jalan di sekitaran kebun teh! Mentari di sore hari menambah kesan syahdu nan romantis. Disana juga banyak pemuda pemudi sedang menikmati suasana perkebunan teh di sore hari ada yang pacaran ada juga yang sekedar berjalan-jalan dan duduk-duduk di pinggir jalan.
Hana saat itu memakai celana kain pendek berwarna putih di padukan baju warna cream pendek berenda. Rambutnya yang panjang ia sengaja urai.
Dari kejauhan terlihat mobil seseorang, dan Hana tak menyadarinya. Orang itu turun dari mobil berjalan menghampiri Hana yang masih asih memotret suasana sore hari.
"Sudah bersembunyi nya? " ucap seseorang di belakang Hana. Suara bariton menghentikan kegiatan Hana.
Hana berbalik, ia terperangah dengan sosok tinggi, kekar nan tampan di hadapannya.
"Mas Theo" lirih Hana.
"Ya baby, ini aku! " ucap pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah Theo seorang.
"Kaget kenapa aku bisa nemuin kamu disini?" tanya Theo.
"Hikhikhik.... " Hana malah menangis lalu memeluk Theo dengan kencang.
"Mas, maafin aku..." ucap Hana.
Theo balas memeluk Hana, mencium kening gadis itu beberapa kali.
"Mas, aku kangen sebenarnya" ungkap Hana lagi namun Theo diam tak bergeming.
"Mas, kamu kok diam? Mas gak kangen sama aku? Mas udah gak cinta sama aku? Mas udah bosen sama aku? " Hana terus bertanya.
"Diam! " bentak Theo membuat Hana ketakutan.
"Mas...? " Hana melepaskan pelukan Theo. Ia terkejut karena Theo membentaknya.
"Mas bentak aku, Mas marah? Kalau begitu pulang lagi sana" Hana malah mengusir Theo.
Theo memandang Hana dari atas sampai bawah, melihat penampilannya.
Grep!!!
Theo langsung memeluk Hana.
"Jangan pernah pergi lagi Hana Pertiwi! Jangan pernah katakan putus satu kalipun. Arghhhhhhhhh... Aku hampir gila, Hana" ucap Theo dengan emosional.
Theo langsung menghujami ciuman yang bertubi-tubi di wajah Hana.
"Mas, aku juga tersiksa sebenernya! Sungguh Mas, aku gak mau kaya begini" balas Hana sembari menangis.
Keduanya berpelukan, lalu berciuman tak peduli walau di lihat supir pribadinya yang masih diam di dalam mobil.
"Mas, tangannya loh kebiasaan deh ini di tempat umum, tahu" ucap Hana kala merasakan tangan Theo mulai ingin masuk kedalam celana Hana.
"Gak tahan, sayang" balas Theo sembari tersenyum nakal.
"Ayo kita ke vila, temui Mama" ajak Hana.
Keduanya pun berjalan ke arah vila. Disana terlihat Kartika sedang duduk sembari mengiris sayuran untuk di buat makan malam.
Kartika terperanjat melihat Theo ada di hadapannya.
"Mas Theo" lirih Kartika.
"Benar Bu, kenapa Ibu pergi? Saya hampir gila di putuskan oleh Hana" ujar Theo.
"Maafin Ibu, Mas Theo! Ibu tidak bermaksud memisahkan kalian berdua. Mas Theo kemari sama siapa? " tanya Kartika dengan raut wajah ketakutan.
"Saya kemari bersama supir pribadi saya Bu, rasanya saya tak kuat harus menyetir sejauh ini kalau sendirian" jawab Theo.
"Syukurlah kalau begitu! Ajak supirnya istirahat Mas. Han temani Mas Theo disini, Mama mau masak sekarang aja kasihan tamu kita" ucap Kartika.
"Ya Ma" balas Hana.
Hana kembali berduaan dengan Theo.
"Mas jangan cemberut dong" ucap Hana.
"Mas masih kesal sama kamu! " balas Theo.
Hana tiba-tiba berdiri lalu menyingkap bajunya keatas.
"Kalau lihat ini masih kesal gak? " tanya Hana.
Theo dikejutkan dengan kedua melon ranum Hana.
"Awas kamu ya, ayo ikut ke mobil kamu harus di hukum" ucap Theo.
Keduanya masuk kedalam mobil kosong, supir pribadi Theo entah pergi kemana .
Di dalam mobil, Theo langsung menyingkap baju Hana, lalu memainkan melon ranum dan menyesapnya seperti bayi.
"Nafsu banget Mas, pelanhh-pelanhhh.. Ahhhh" desah Hana.
Keduanya pun seperi biasa saling memuaskan untung saja kaca mobilnya hitam jadi tidak terlihat kegiatan. panas di dalamnya.
"Gila si Bos, nafsu banget ketemu pawangnya! Tadi aja di jalan uring-uringan terus begitu ketemu langsung eksekusi" ucap supir pribadinya yang sedang berjalan-nalan di sekitar area kebun teh.....