NovelToon NovelToon
HarMoni Langit

HarMoni Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Beda Dunia / Wanita Karir / Kehidupan alternatif / Romansa / Roh Supernatural
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: S.Prayogie

Langit yang sangat mencintai Monica merasa tidak bisa melupakannya begitu saja saat Monica dinyatakan meninggal dunia dikarenakan kecelakaan yang tiba-tiba. Diluar dugaan, arwah Monica yang masih penasaran dan tidak menerima takdirnya, ingin bertemu dengan Langit. Dilain tempat, terdapat Harra yang terbaring koma dikarenakan penyakit dalam yang dideritanya, hingga Monica yang terus meratapi nasibnya memohon kepada Tuhan untuk diberi satu kali kesempatan. Tuhan mengizinkannya dan memberinya waktu 100 hari untuk menyelesaikan tujuannya dan harus berada di badan seorang gadis yang benar-benar tidak dikenal oleh orang-orang dalam hidupnya. Hingga dia menemukan raga Harra. Apakah Monica berhasil menjalankan misinya? apakah Langit dapat mengenali Monica dalam tubuh Harra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Prayogie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 : AKU DAN KAMU

..."Ini bukan soal kenangan. Namun mengikhlaskan antara dua dunia yang sudah tidak bisa untuk disatukan kembali"...

...----------------...

Harra tampak sibuk membolak balik lembaran print berita didepannya. Dia melihat dengan seksama setiap berita yang berisi Langit didalamnya. Dia pun membuka sosial media Langit yang tampak sudah cukup jarang diperbarui update tentang dirinya.

"Monica---" Harra bergumam sambil menatap sebuah foto yang ada disalah satu unggahan sosial Langit yang diambil 1 tahun yang lalu.

"--- Benar dia gadis itu. Astaga, apa arti semua ini?" mata Harra terbelalak, badannya gemetar tidak mempercayai tentang apa yang dialaminya.

"Apa aku bisa berkomunikasi dengan hantu? Tapi mengapa aku?" Harra terdiam sambil memandang wajah Monica yang tampak cantik tersenyum dengan sebuah buket bunga ditangannya dan tampak wajah Langit yang memandang Monica dengan penuh rasa cinta.

"Rupanya kau sangat mencintainya--" Harra bergumam lalu meletakkan ponselnya dengan posisi terbalik dimejanya.

Harra menyandarkan kepala di sandaran kursi sambil menerawang dengan pandangan mata yang kosong. Dia sendiri pun merasa pernah sangat dicintai sebelumnya, namun sepertinya ceritanya sedikit berbeda. Dia terlalu pengecut memahami apa yang ada dihatinya, begitupun dengan dia, seseorang yang dicintainya.

"Hmm-- Aku sampai lupa bagaimana rasanya cinta" Gumam Harra sambil memejamkan matanya.

"Harra---" suara lembut seperti tengah memanggilnya.

Harra membuka mata dengan cepat dan segera mengedarkan pandangan ke seluruh ruangannya. Dia sadar bahwa dia tidak sedang tertidur. Namun, bagaimana bisa dia bisa mendengar suara itu dengan jelas ditelinganya.

"Harra--" panggil suara itu sekali lagi.

Harra membuka matanya lebar. Bukan perasaan takut yang melandanya, namun dia sangat mengenali suara itu. Itu adalah suara yang sama yang pernah didengarnya didalam mimpinya. Suara Monica.

Harra berjalan kesana kemari hingga dia akhirnya tahu bahwa suara itu berasal dari cermin meja riasnya. Terpantul dengan bayangan lembut sosok Monica dengan mengenakan gaun tule kuningnya yang sangat dihapal oleh Harra.

Harra mendekat dengan perlahan dengan sangat mengamati apa yang dilihatnya. Sedikit rasa tidak percaya didalam hatinya namun dia penasaran apa yang akan dilakukan Monica kepadanya.

"Kamu---" Harra berkata dengan tidak yakin sambil berdiri didepan cerminnya.

"Hai" sapa Monica dengan lembut sambil tersenyum.

"Bagaimana bisa? Apa aku sekarang sedang bermimpi atau ini hanya halusinasi?" Harra mencubit lengannya dan merasakan kesakitan yang menandakan dia tidak sedang bermimpi.

"Maafkan aku--" kata Monica dengan penuh rasa bersalah.

"Nggak-- Nggak-- Katakan kepadaku, apa aku benar-benar bisa berkomunikasi dengan hantu?" tanya Harra dengan rasa penasaran.

Monica tersenyum tipis sambil menggeleng.

"Aku bukan hantu-- Dan kamu tidak bisa berkomunikasi dengan hantu" kata Monica menjelaskan dengan lembut.

"Lalu kamu apa? Bukankah kamu---" kata Harra sambil menunjuk bayangan Monica yang ada dicermin.

"Iya-- Aku sudah mati. Aku tahu. Aku bukan hantu, aku roh yang harus menyelesaikan tugasku" kata Monica berusaha menjelaskan.

"Tugas? Tugas apa? Apa hubungannya denganku?" tanya Harra sambil mengerutkan dahinya karena bingung dengan kata-kata Monica.

"Kemari lah-- Aku akan menceritakan kepadamu. Karena waktuku tidak banyak" kata Monica sambil mengayunkan tangannya.

Harra tampak ragu mendekati cermin, namun rasa ingin tahunya lebih besar dari rasa takutnya. Dengan perlahan kakinya melangkah mendekati cermin dan duduk di kursi meja riasnya.

"Maafkan aku-- Bukan aku memilihmu, namun kamu adalah satu-satunya jalan yang ditunjukkan kepadaku untuk menjalani ini" kata Monica saat Harra sudah berada didepan cermin.

"Jika aku tidak bisa berkomunikasi dengan hantu-- Hmm maksudku roh. Lalu bagaimana bisa aku berkomunikasi denganmu seperti ini?" tanya Harra.

"Karena sebagian jiwaku ada didalam dirimu, itu yang membuatmu tersadar dari koma panjangmu" kata Monica sambil menunjuk bagian kiri dada Harra.

"-- Aku tinggal disana, bersama dengan semua kenangan yang ada dalam ingatanmu" lanjut Monica

Harra terdiam sesaat. Kini dia mengerti mengapa dimimpinya saat itu dia melihat Monica disetiap kejadian yang berhubungan dengan kenangannya.

"Bisa kamu mengatakan semuanya?" tanya Harra sambil memandang Monica dengan matanya yang melebar.

"Tentu saja" jawab Monica sambil tersenyum.

"--- Namun sebelumnya, izinkan aku untuk bertanya-- Apa kamu masih mencintai Raka?" tanya Monica tampak ragu dan berhati-hati sambil menatap Harra.

Harra membelalakkan matanya, tidak ada satu pun orang yang berani mengungkit Raka setelah kejadian naas itu. Namun kini dia mendengarnya kembali dari sosok roh yang bahkan wujudnya saja baru dia temui hari itu.

Harra hanya terdiam sambil mengatupkan rapat mulutnya. Tangannya tampak meremas bajunya dilutut, Harra berusaha menahan emosinya yang tidak bisa dia lampiaskan karena sosok didepannya bukanlah manusia yang bisa langsung dia tampar saat berani mengungkit nama Raka didepannya.

"Maaf-- Bukan aku bermaksud mengungkit kenangan pahitmu" kata Monica langsung meminta maaf saat melihat perubahan ekspresi di wajah Harra.

"Kamu pasti sudah menemuinya disana kan sampai kamu menanyakan itu" kata Harra dengan nafas berat.

"Raka? Tidak-- Aku tidak pernah bertemu sosoknya. Aku hanya mengenalnya lewat kenanganmu" kata Monica langsung menjawab pertanyaan Harra agar Harra tidak merasa tersinggung.

"Harra-- 1 hal yang ingin aku katakan terlebih dahulu sebelum aku memulai semua cerita ini--" Kata Monica dengan lembut.

"-- Seseorang yang sudah mati tidak seharusnya tetap hidup dan seseorang yang masih hidup jangan pernah mematikan dirinya. Bukankah seharusnya sudah pada tempatnya dan menjalani semuanya dengan tenang dan berdamai" kata Monica sambil menempelkan tangannya di cermin.

"Tetaplah hidup, begitu pun dengan Langit. Aku dan Raka akan berada ditempat kami dengan tenang jika kalian tetap hidup seperti sedia kala. Sakit-- Pasti. Tapi bukan berarti harus mematikan hati yang seharusnya tetap berdetak" kata Monica menjelaskan.

"Kamu tidak akan mengerti rasanya" kata harra dengan tajam.

"Memang. Namun kamu juga tidak mengerti bagaimana rasanya mati yang tidak bisa mati saat seseorang yang hidup masih menyimpan dendam dan ikatan kuat didalam hatinya tentang kami" kata Monica sambil menatap mata Harra.

Harra terdiam lalu menundukkan kepalanya. Dia berusaha menenangkan dirinya dan menghembuskan nafasnya.

"jadi-- Bagaimana ini semua bisa terjadi?" tanyanya dengan pandangan mata tajam kepada Monica.

"100 Hari dan suaramu yang menuntunku pada ragamu. Satu-satunya sosok yang ditunjukkan Tuhan kepadaku untuk menjalankan misi ini" kata Monica memulainya.

Harra terdiam dan menatap Monica dengan pandangan serius.

"Kepadamu rohku berlabuh dan aku yakin takdir ini bukan hanya tentang aku, tapi juga tentang kamu, Langit dan-- Raka" Monica melanjutkan kata-katanya.

Monica kemudian menceritakan semua kejadian dari awal dengan mendetail dan Harra mendengarkannya dengan seksama. Sesekali Harra menggelengkan kepalanya berusaha mencerna setiap kata-kata yang diucapkan oleh Monica.

Setelah Monica menyelesaikan ceritanya, Harra hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Aku harus pergi--" kata Monica lalu bayangannya perlahan menghilang dari cermin Harra.

Harra terdiam cukup lama dan berusaha mengelola semua hal yang baru saja didengar didalam otaknya.

"haruskah aku mempercayai ini semua?" Harra bergumam sambil menundukkan kepalanya. Membenamkan diantara lipatan tangannya yang bertumpu dimeja riasnya

1
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
S.Prayogie: terima kasi banyak
total 1 replies
Yusuf Muman
Bawaan emosi
Odette/Odile
Susah move on
S.Prayogie: ikutin terus updatenya yaa kak, terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!