Pendekar Jahat Legendaris

"Kau bertunangan dengan seseorang?!" teriak Luo Yi, suaranya mengandung campuran rasa cemas dan marah.

"Yup," jawab Luo Yan dengan santai, sambil memainkan cincin yang melingkar di jari manisnya berulang kali, seolah-olah memperlihatkan kebahagiaannya.

"Kau bodoh! Apa kau tidak tahu bahwa cincin ini sangat penting?!" pekik Luo Yi, suaranya melengking.

Luo Yan merasa terganggu dan mulai menutup telinganya.

"Sungguh anak nakal, bagaimana kau bisa mendapatkan cincin ini?! Wasiat para leluhur menyatakan bahwa cincin tersebut hanya boleh diberikan kepada seseorang yang sangat kau kasihi. Apa kau mengerti?! Lebih penting lagi, siapa sebenarnya perempuan ini?!"

Kata-kata Luo Yi terus menderu bagai ombak yang mengikis karang, namun Luo Yan hanya tenang, bahkan semakin rapat menutup telinganya.

Setelah beberapa saat ceramah tersebut, kepala Luo Yan mulai berdenyut. Ia berjalan terhuyung, hampir menabrak barang-barang di depannya.

"Mau kemana kau, anak nakal?!" teriak Luo Yi lagi, tampak semakin khawatir.

"A-A-Aku harus pergi ke istana naga sekarang," jawabnya terbata-bata.

"Ada apa dengan istana naga?"

Luo Yan menjelaskan bahwa Kaisar Naga Yin ingin memberikan sebuah hadiah kepadanya hadiah bagi para pemenang ujian pendewasaan.

Dalam perjalanan menuju istana, banyak sorotan tertuju kepadanya. Tak bisa dipungkiri, popularitasnya sekarang melambung tinggi. Luo Yan hanya terkekeh, mengusap hidungnya sambil menikmati perhatian yang diterimanya.

Seorang jenius berusia lima belas tahun dengan tenaga dalam yang sudah mencapai tingkat Gerbang Master bukanlah prestasi biasa. Oleh karena itu, orang-orang menyebutnya "anak ajaib." Namun, Luo Yan merasa julukan itu terlalu berlebihan. Dia berjuang keras untuk mencapainya, terlepas dari rasa sakit dan tantangan yang harus dihadapinya.

"Yo." Seseorang menyapa dari samping. Seorang perempuan bersandar di gerbang, dengan senyuman yang menyenangkan.

"Kau cukup populer rupanya," katanya, melihat kerumunan yang terus mencuri pandang ke arah Luo Yan.

Perempuan itu adalah Xiao Ning. Luo Yan mengerutkan dahinya, bertanya-tanya apa urusan Xiao Ning di tempat ini.

Dengan senyum lebar, Xiao Ning menunjukkan sebuah token kepada Luo Yan. "Ini berasal dari Sekte Bunga Persik. Apa kau tidak ingin bergabung dengan sekteku?"

Penawaran itu cukup menarik. Luo Yan mengusap dagunya, mempertimbangkan. Sekte Bunga Persik bukanlah sekte sembarangan; itu adalah salah satu dari lima sekte terkuat dalam aliran lurus.

Setelah seseorang mengikuti ujian pendewasaan, mereka bisa bergabung ke dalam sekte, menjadi prajurit, pegawai kerajaan, atau apa pun, karena mereka dianggap sebagai orang dewasa.

"Maaf, tetapi aku tidak tertarik," jawab Luo Yan sambil menggelengkan kepala. Sikapnya membuat Xiao Ning keheranan, bagai mendengar seseorang yang gila karena menolak tawaran dari sekte hebat seperti itu.

Luo Yan paham akan situasi itu, apalagi Yuan Rui juga bergabung menjadi murid Sekte Bunga Persik.

"Kurasa... ilmu beladiriku ini, akan sedikit tidak cocok dengan ilmu dari sekte kalian," tambah Luo Yan, berusaha menjelaskan.

Dia tahu Sekte Bunga Persik diperuntukkan terutama bagi perempuan. Walaupun belum terlihat perbedaan yang signifikan saat ini, perbedaan itu akan semakin nyata setelah Yuan Rui bergabung.

"Aku rasa juga begitu," kata Xiao Ning perlahan, "Aku rasa kau benar. Intuisiku berkata demikian. Sayangnya, para senior dan tetua tetap memintaku untuk membujukmu."

Jadi, itulah yang membuat Xiao Ning menunggunya di depan gerbang.

"Kalau begitu, kau bisa coba membujuk Yuan Rui. Dia tidak akan menolak ajakanmu, dan pastinya para senior dan tetua akan sangat senang dengan itu."

"Benarkah itu?" tanya Xiao Ning dengan mata berbinar.

Luo Yan mengangguk. Tanpa disadarinya, seiring waktu berjalan, lebih banyak orang mulai berdatangan, masing-masing menawarkan bergabung dengan sekte-sekte mereka.

Suasana menjadi ramai dan penuh energi, Luo Yan adalah pusat perhatian di jaman ini tentu mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya.