Dia Tidak Setia

Keesokan paginya dimana jam menunjukkan pukul 4 pagi.

Yuana yang sudah bangun langsung bangkit dari tempat tidurnya dan segera ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi ia turun ke bawah menuju ke dapur.

Yuana melihat kamar Haris yang masih tertutup dan sepertinya Haris belum bangun dari tidurnya.

Ia pun segera membuat secangkir kopi, susu coklat dan roti bakar untuk mereka sarapan nanti.

Setelah selesai membuat sarapan Yuana masih belum melihat Haris yang keluar dari kamar.

Tok

Tok

Tok

"Mas Haris apakah Mas sudah bangun?" tanya Yuana sambil mengetuk pintu kamar.

Yuana kembali mengetuk pintu kamar Haris dan tetap saja tidak ada jawaban dari Haris.

"Mas Haris"

Yuana yang penasaran langsung membuka pintu kamar.

"Astaghfirullah Mas Haris!" Yuana melihat Haris yang tergeletak di lantai.

Ia mencoba memapah tubuh Haris dan membawanya ke atas tempat tidur.

"Panas sekali tubuh kamu mas" Yuana melihat perban Haris yang mengeluarkan darah dan ia pun langsung menghubungi dokter yang biasa memeriksa Haris.

Sambil menunggu dokter yang masih dalam perjalanan, Yuana mengganti pakaian Haris yang basah karena keringat dan ia juga mengganti perban yang ada di tangan Haris.

Tak lama kemudian dokter telah tiba dan segera memeriksa keadaan Haris yang masih belum sadarkan diri.

"Bagaimana keadaan Mas Hari dok? Apakah perlu kita bawa ke rumah sakit? tanya Yuana.

"Tidak perlu, Saya sudah memberikan obat untuk demam dan luka yang ada ditangannya" jawab Dokter.

Dokter juga memberikan beberapa obat dan ia juga meminta Yuana untuk selalu mengganti perban jika sudah basah.

Setelah itu dokter berpamitan kepada Yuana untuk pulang.

Yuana memandang wajah Haris yang masih belum sadarkan diri, ia merasa berhutang Budi kepada Haris yang sudah menolongnya sampai tangannya terluka terkena pisau.

Sambil menunggu Haris yang belum sadarkan diri, Yuana akhirnya membuatkan bubur ayam.

Tak butuh waktu lama untuk Yuana membuat bubur ayam dan setelah selesai ia masuk kembali ke kamar Haris

"Yuana.." panggil Haris yang baru saja sadar dari pingsannya.

Yuana langsung mengajak Haris sambil membawa air minum.

"Mas minum dulu ya" Yuana membantu Haris agar bisa minum.

Setelah selesai minum Yuana mengambil bubur dan menyuapi Haris.

"A-aku kenapa?" tanya Haris yang lupa kalau dia pingsan di depan pintu kamar mandi.

"Mas Haris pingsan dan tadi aku sudah memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Mas Haris"! jawab Yuana.

Yuana meminta maaf karena dirinyalah yang membuat Haris sakit seperti ini. Mulai dari yang menemani di Jepang selama tiga bulan sampai terakhir kemarin Haris melawan beberapa anak buah Farhan yang akan menculik Yuana.

"Jangan minta maaf karena ini sudah kewajiban aku sebagai kakak ipar kamu" ucap Haris.

"Mantan kakak ipar Mas, suamiku sudah meninggal dunia" ucap Yuana.

Setelah menyuapi Haris, Yuana mengambil obat dan meminta Haris untuk segera meminumnya.

"Maafkan aku yang tidak jadi membawamu ke rumah sakit untuk kontrol kandungan" ucap Haris.

"Tidak apa-apa Mas, masih ada lain waktu" Yuana meminta Haris untuk kembali beristirahat.

Ia keluar dari kamar Haris dan kembali mengerjakan pekerjaan rumahnya

Sementara itu di tempat lain dimana Farhan sedang menghukum anak buahnya yang gagal menculik Yuana.

Mereka semua ketakutan saat Farhan mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke arah mereka.

"Jangan tembak kami Tuan" ucap mereka yang ketakutan.

Mereka berjanji akan melalukan lagi tanpa ada halangan.

Akhirnya Farhan memberikan kesempatan satu kali lagi untuk menculik Yuana.

Kemudian Farhan meninggalkan mereka dan kembali menuju ke apartemen miliknya.

Sesampainya di apartemen, Farhan masuk dan melihat Intan yang berada di atas tempat tidur Dengan posisi terikat.

"Bagaimana kabarmu sayang? Apakah kamu masih mau membantah?" tanya Farhan sambil melepas pakaiannya.

Intan menggelengkan kepalanya dan ia meminta Farhan untuk melepaskan ikatannya.

Farhan menggelengkan kepalanya dan ia malah langsung pergi tidur tanpa menghiraukan Intan yang seharian belum makan dan minum.

"Mas Farhan tolong lepaskan ikatanku, aku janji tidak akan membantah perkataan kamu" ucap Intan

Farhan tidak menghiraukan perkataan Intan dan ia memilih untuk tidur karena kelelahan.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam dimana Yuana sedang menyiapkan makan malam.

"Mas ayo kita makan dulu" ajak Yuana sambil memapah Haris yang masih agak sedikit pusing.

Haris melihat Yuana yang sudah memasak soto ayam dan beberapa menu lainnya.

"Yuana jangan capek-capek, ingat saat ini kamu sedang hamil" pinta Haris.

Yuana menganggukkan kepalanya dan ia meminta Haris untuk tidak khawatir dengan keadaannya.

Mereka berdua langsung menikmati makan malam yang dibuat oleh Yuana.

"Enak sekali masakan kamu" puji Haris yang sudah lama tidak menikmati masakan rumahan.

"Terima kasih Mas"

Haris meminta Yuana untuk mengambilkan lauk yang ada di dekat Yuana.

Yuana tidak menyangka jika Haris sangat menyukai masakannya.

"Apakah aku boleh tambah?" tanya Haris sambil memberikan piringnya ke Yuana.

Yuana langsung mengambilkannya lagi dan setelah itu ia memberikannya kepada Haris.

Haris melanjutkan makannya dan setelah selesai ia membantu Yuana untuk membersihkan meja makan.

"Lekas istirahat mas, jangan lupa diminum obatnya" ucap Yuana yang sudah menyiapkan obat untuk Haris

Haris lekas meminum obatnya dan setelah itu ia kembali masuk kedalam kamar.

Yuana mematikan lampu dan segera ia masuk kedalam kamarnya.

Detik demi detik berganti dan Yuana masih belum bisa tidur sampai akhirnya ia memutuskan untuk turun dan menonton film.

Sebelum menonton film ia mengambil es krim dan beberapa camilan lainnya.

"Kamu sedang apa?" tanya Haris yang tiba-tiba muncul di belakang Yuana

"Astaghfirullah Mas Haris kenapa selalu mengejutkan aku" tubuh Yuana langsung lemas seketika disaat Haris mengagetkannya.

Haris langsung mengambil air minum dan setelah itu ia membopong tubuh Yuana ke ruang keluarga.

"Kenapa Mas Haris belum tidur? Bukankah Mas harus banyak istirahat?" tanya Yuana.

"Mas nggak bisa tidur dan Mas mendengar suara kamu yang berjalan ke dapur" jawab Haris sambil membuka kotak es krim.

Setelah itu mereka berdua menonton film yang disukai oleh Yuana.

Tiba-tiba Film itu memutar dimana ada adegan romantis pemain yang sedang berciuman.

Yuana menelan salivanya dan ia mencoba memalingkan wajahnya.

"Yuana..." panggil Haris

Yuana melihat Haris yang sedang memandang wajahnya.

Haris menggenggam tangan Yuana dan ia meminta kepada Yuana untuk mau menikah dengannya.

"Apakah kamu masih takut dengan sikapku yang dulu?" tanya Haris.

Yuana menganggukkan kepalanya dan ia tidak mau mengalami trauma lagi.

Haris meminta maaf karena sudah memberikan rasa trauma yang begitu besar.

"Aku masih mencintaimu Yuana dan aku janji tidak akan pernah menyakitimu lagi" ucap Haris.

Yuana meminta waktu untuk menjawab ajakan Haris dan ia pun langsung masuk kedalam kamar.