NovelToon NovelToon
Alogaritma Cinta

Alogaritma Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak imey mey

Annisa,seorang perempuan yang bekerja sebagai pelayan restoran dan tinggal di lingkungan pesantren dan diam2 mengagumi gusnya.Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang bernama syifa.Hingga suatu ketika ibunya meninggal dan keadaan menjadikan Annisa di suruh tinggal di kediaman gus tersebut, karna sangat adik juga sedang mengenyam pendidikan di pondok pesantren itu.Hari-hari Annisa pun berubah, dia di hadapkan dengan persoalan dan orang-orang yg belum pernah di temui sebelumnya. Kira-kira akan seperti apa Annisa akan melewati perjalanan hidupnya kali ini? Apakah kekaguman nya terhadap gus nya akan bersambut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak imey mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DOA TULUS UNTUK IBU

BAB 28

Perlahan Sinta membangunkan Annisa, sesungguhnya Sinta merasa bingung dan takut, bagaimana caranya ia memberitahu Annisa tentang ibunya yang saat ini sedang kritis. Sinta mengusap air matanya dan segera membangunkan Annisa.

"Annisa... Nis.. bangun yuk"

"Eunggh.... "

Annisa melenguh dan mengucek mata yang masih mengantuk karena pengaruh obat yang tadi dia minum, lalu ia mencoba bangun dan duduk di hadapan Sinta.

"Ini sudah waktunya istirahat ya mbak, maaf ya mbak Sinta, gara gara aku semuanya jadi kacau"

"Enggak... bukan.. kamu gak salah apa-apa, yang salah adalah keadaan"

Annisa mengerutkan keningnya, mencoba memahami apa yang di katakan oleh Sinta.

"Mbak Sinta ngomong apa sih aku gak paham"

"Sudah lupakan, kamu sudah mendingan sekarang? sekarang aku antar kamu kerumah sakit ya"

"Kerumah sakit? ngapain? aku sudah mendingan kok, jadi gak usah di bawa kerumah sakit"

Air mata yang Sinta tahan dari tadi akhirnya luruh juga, ia tak mampu untuk lebih lama lagi merahasiakan kejadian yang menimpa ibu dari temannya itu.

"Mbak Sinta kenapa nangis, ada apa mbak, ada sesuatu yang terjadi?"

Annisa yang melihat Sinta menangis menjadi semakin was-was, ada apa sebenarnya, antara takut dan penasaran ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Annisa... maaf.. tapi aku harus memberitahu tentang kabar ini padamu"

"Kenapa mbak, tolong jangan buat aku takut, apa yang terjadi?"

"Ini tentang ibu mu Nisa"

"Ibu??? "

"Ya... Nis"

"Ada apa dengan ibu mbak, ada apa?

" Annisa... ibumu kecelakaan... sekarang ia ada di rumah sakit, ibumu kritis"

BLAAARRRRR!!!!!

Bagai petir yang menyambar di siang hari, Annisa terdiam mematung, seakan sedang mencerna setiap kata yang di ucapkan oleh Sinta barusan.

"Nis... Nisa... kamu yang tabah ya, aku gak tahu sekarang bagaimana keadaan ibumu, untuk lebih jelasnya ayo aku temani kamu ke rumah sakit"

"Enggak.. mbak Sinta pasti salah informasi, gak mungkin ibu kecelakaan mbak, orang tadi pagi aku masih mengantar ibu ke rumah bu Aminah kok, mbak pasti salah"

"Nisa... makanya ayo kita ke rumah sakit untuk cari tahu, katanya ibumu kecelakaan pas mau pulang dari mengantar pesanan kue,"

"Mbak... please... jangan pernah berbicara seperti itu, itu gak bener"

Sinta yang melihat Annisa seperti orang yang kehilangan akal,akhirnya dia mencoba untuk lebih bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Nis... aku tahu ini pasti mustahil buat kamu, tapi kita hanya manusia biasa yang tidak bisa menerka apa yang akan terjadi pada kita nanti, aku juga tidak percaya Nisa, tapi untuk membuktikan semua itu benar atau tidaknya, kita harus ke sana, kita buktikan sendiri"

"Mbak aja, aku gak mau"

"Nisa.... please aku mohon"

Sinta seolah sudah ingin menyerah dengan semuanya, ia tidak tahu cara apalagi yang harus ia pakai untuk membujuk Annisa. Selang beberapa detik, pintu ruangan terbuka.

"Permisi maaf mbak Sinta, di luar ada polisi yang mencari Annisa"

"Polisi?"

Sinta mengalihkan pandangannya ke arah Annisa

"Ada apa polisi mencariku Mira?"

"Katanya.. anu.. emm.. ada yang mau di sampein sama mbak Anis"

Annisa yang penasaran segera berjalan ke

ke luar menuju teras depan restoran, sementara Sinta dan Mira mengikutinya dari belakang. Begitu sampai di depan, Annisa segera menghampiri polisi yang sudah menunggunya.

"Permisi pak... ada perlu apa mencari saya?"

Kalau boleh jujur, walaupun kelihatannya Annisa begitu santai dan tenang, tapi sebenarnya ia sangat takut akan kenyataan,ia masih berusaha untuk menyangkal semuanya.

"Apa anda Annisa putri dari ibu Maemunah?"

Pertanyaan itu membuat jantung Annisa berdetak kencang, seakan memperjelas semuanya, tentang berita bahwa ibu nya kecelakaan itu benar. Dengan segenap hati Annisa pun memberanikan diri untuk menjawab.

"Iya.. benar saya Annisa.. putri ibu Maemunah, ada apa ya?"

"Begini mbak, kami dari kepolisian ingin memberitahukan kepada anda bahwa ibu anda mengalami kecelakaan, dimana kecelakaan itu terjadi di jalan Melati nomer 49,saat ini ibu anda berada di rumah sakit Mitra Sehat kota Bandung"

Bagai pisau yang mengiris ulu hati, Annisa terpaku di tempat, tidak bisa berkata apapun lagi,dan benar saja, alamat yang di sebutkan itu adalah rumah bu Aminah, kedua matanya sudah memerah dan berkaca kaca, semakin lama semakin banyak air yang menggenang di pelupuk matanya, dan akhirnya air mata itu luruh.Sinta yang dari tadi berada dibelakang Annisa, ia segera menghampiri mencoba memberi kekuatan.

"Dengar Nisa.. kamu kuat.. ada saya disini, jangan takut, kita hadapi sama-sama ya, sekarang yang harus kita lakukan adalah pergi kerumah sakit, kita pastikan ibumu baik-baik saja, ayo"

Annisa yang sudah tidak bisa berkata apapun lagi, akhirnya menuruti kemauan Sinta. Suasana di sekitar restoran yang tadinya tampak baik-baik saja,, sekarang memang tampak ramai dengan orang-orang yang kepo tentang apa yang terjadi.Sinta meminta tolong Aryo dan Bima untuk mengatasi situasi agar kembali tenang.Sinta dan Annisa pergi ke rumah sakit dengan diantar mobil polisi.

"Mbak ini mimpi kan?"

Tanya Annisa yang masih tidak percaya dengan semua ini.

"Kita serahkan semua ini pada sang pencipta Nis,kita gak tahu apa hikmah dari kejadian ini, tapi pasti ada, kamu harus percaya itu"

"Aku tahu mbak, tapi hati ku masih menolaknya"

"Ikhlas... kuncinya hanya itu"

Lalu Sinta mencoba memberanikan diri bertanya pada polisi yang sedang menyetir didepan.

"Maaf Pak polisi, bolehlah saya bertanya?"

"Boleh mbak silahkan"

"Apa ini murni kecelakaan?"

Annisa yang bingung dengan pertanyaan Sinta, akhirnya ia ikut menantikan jawaban dari polisi itu.

"Sebenarnya kecelakaan ini merupakan tabrak lari mbak, informasi tersebut kami peroleh dari beberapa warga yang memang melihat kejadian itu secara langsung"

"Ya Allah... "

Annisa tidak percaya dengan apa yang di katakan polisi tersebut, ia menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia sangat syok mendengarnya.

"Lalu apakah kalian sudah menyelidiki siapa pelaku tabrak lari tersebut?"

"Saat ini kami masih proses penyelidikan, kami akan memeriksa sejumlah CCTV yang ada di daerah tersebut"

"Lakukan yang terbaik pak, kami sangat menunggu hasilnya, jika pelaku sudah tertangkap, hukum lah dengan seadil- adilnya"

"Kami akan berusaha sebaik mungkin mbak, semoga pelakunya segera tertangkap"

Tak lama mereka sudah tiba di rumah sakit, mereka segera menuju ruangan operasi, karena memang keadaan ibu Annisa yang banyak mengeluarkan darah. Mereka tiba di depan ruangan operasi, dan disana sudah ada bu Aminah dan bibi Ainun yang menunggu. Bu Aminah yang melihat kedatangan Annisa dan yang lainnya, segera menghampiri.

"Kamu Annisa?"

Annisa mengangguk

"Maaf ya, saya tidak bisa mengantarkan ibu kamu selamat sampai rumah,maaf kan saya, saya berniat untuk menolong ibumu dengan mengantarkannya pulang bersama sopir saya, tapi kecelakaan terjadi tepat di depan mata saya, sopir saya pun berada di dalam sana, saya benar-benar minta maaf"

Ibu Aminah menangis sampai berlutut meminta maaf pada Annisa.Annisa yang tidak tega segera berjongkok untuk membantu membangunkan ibu Aminah.

"Bu... sudahlah... ini bukan kesalahan ibu.... bangunlah bu"

Sinta yang melihat situasi itupun tak kuasa meneteskan air matanya.

"Lalu bagaimana sekarang keadaan ibu saya dan sopir bu Aminah?"

"Mereka masih didalam,dan dari tadi suster keluar masuk untuk mengambil stok darah"

"Ya Allah semoga mereka baik-baik saja"

"Annisa... ini sudah waktunya sholat dhuhur, kita sholat dulu yuk"

Sinta berinisiatif mengajak Annisa dan yang lainnya untuk sholat terlebih dahulu,agar Annisa dan yang lain bisa lebih tenang dalam menghadapi ujian ini. Annisa, Sinta, dan ibu Aminah menuju masjid yang ada di samping rumah sakit, mereka melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. Pada salam di tahiyat akhir Annisa berdoa dengan segenap hati memohon kepada Allah agar bisa menyelamatkan ibunya dan juga sopir ibu Aminah yang saat ini sedang menjalani operasi.

*Ya Allah, dengan kebesaranMu aku memohon, selamatkanlah ibuku dan juga sopir dari ibu Aminah, sungguh aku ikhlas dengan semuanya yang telah terjadi, tapi aku belum siap jika harus kehilangan ibuku ya Allah, aku masih membutuhkan sosoknya, aku masih belum bisa membahagiakannya,maka berilah kesempatan bagi hamba untuk bisa berbakti kepada ibu hamba...., dengan segala kerendahan hati hamba memohon pertolonganmu... amiiinnn*

Setelah memanjatkan doa untuk sang ibu, Annisa melanjutkan dengan berdzikir, agar hatinya lebih tenang. Setelah menunaikan kewajibannya, Annisa serta bu Aminah dan Sinta kembali ke ruangan operasi. Sesampainya di depan ruangan operasi, disana terlihat sudah ada Ning Risa, Ummi Fatimah dan abbah. Ummi yang melihat kedatangan Annisa, segera menghampirinya dan memeluk untuk memberikan kekuatan. Abbah pun demikian.

"Tabahkanlah hatimu anak ku.... semuanya pasti baik-baik saja"

Kata abbah menguatkan.

"Iya nak, kamu pasti kuat, masih ada ummi yang akan selalu ada untukmu, jangan pernah merasa sendirian"

"Terima kasih ummi ,abbah, Annisa akan mencoba menerima semua ini dengan ikhlas"

"Bagus nak, kamu memang bisa di andalkan, apapun hasilnya nanti, kita pasrahkan semuanya pada Allah, walau berat, insya Allah semuanya akan baik"

"Hemmm.... aku mengerti"

"Kamu sudah makan, kalau belum kita ke kantin yuk, ajak temanmu dan bu...??"

"Perkenalkan saya Aminah bu Nyai"

"Ahh... bu Aminah, saya Fatimah, salam kenal, lalu ini?

" Saya Sinta bu Nyai, teman kerja nya Annisa"

"Ahh... ya salam kenal juga ya, ayo kita ke kantin dulu, kalian belum maka siang kan, ayo kita makan sama-sama, operasinya masih lama"

"Terima kasih bu Nyai, tapi sepertinya saya belum lapar"

Jawab Sinta.

"Mbak Sinta... gak baik loh nolak bu Nyai, segala sesuatu yang di berikan oleh bu Nyai dan pak Kyai itu berkahnya besar"

Ujar bi Ainun.

"Kalau begitu bibi juga harus ikut ayo"

Bu Nyai menimpali.

"Kalau saya ikut nanti siapa yang tunggu sini?"

"Biar Abbah yang jaga, ummi abbah titip beliin kopi ya"

"Siap bah, ayo semuannya"

Dan mereka pun pergi ke kantin untuk makan siang. Mereka memilih makanan yang ingin mereka makan. Tapi Annisa kelihatan tidak bersemangat, dan semua itu tidak luput dari penglihatan ummi Fatimah.

"Annisa ayo dimakan, kamu juga butuh tenaga untuk melewati ini semua, kalau kamu sakit, siapa yang akan menjaga ibumu, ingat saat ini ibumu sedang berjuang antara hidup dan mati, akankah kamu menyia nyiakan perjuangannya, apapun hasilnya nanti kita harus menerimanya dengan ikhlas"

"Iya mbak Annisa, pokonya mbak Annisa harus makan yang banyak, jangan terlalu banyak pikiran, biar polisi yang mikir"

Ning Risa yang dari tadi diam, akhirnya ikut menyahuti perkataan ummi. Dan Annisa pun hanya mengangguk dan mencoba memakan makanan yang sudah ia pilih. Mereka makan dengan diam.Selesai makan, mereka kembali lagi keruangan operasi, tidak lupa ummi membelikan kopi pesanan abbah.

"Bagaimana bah, masih belum selesai"

"Belum mi, kita sabar dulu ya"

Annisa dan yang lainnya duduk di kursi tunggu, ia berharap operasinya berjalan dengan lancar.Selang 2 jam, akhirnya operasi selesai dan terlihat dokter keluar dari ruangan.

"Keluarga pasien?"

Annisa dan bu Aminah mendekat pada dokter.

"Saya dokter, bagaimana apa operasinya berjalan lancar?"

Dokter menghela nafas berat.

"Untuk saat ini pasien laki-laki mengalami koma bu, kami belum bisa memprediksi kapan beliau sadar"

"Lalu ibu saya dokter?"

Dokter itu menatap Annisa dengan wajah sendu.

"Dokter..??? ""

Annisa kembali menanyakannya, situasi itu menjadi tegang, Annisa takut dengan apa yang akan terjadi.

"Maaf nona, kami dengan berat hati ingin menyampaikan, ibu anda.... kehilangan begitu banyak darah,maaf kami tidak bisa menyelamatkannya"

Dunia Annisa seketika hancur, dia diam mematung, air matanya luruh, syok, pandangannya pun menjadi gelap, ia pingsan.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun"

Ummi mengucapkannya dengan menangis perih.Abbah yang ada disampingnya berusaha menenangkan. Sedang Annisa yang pingsan, segera di bawa ke ruangan keperawatan untuk di tangan ni.

"Ummi.... kamu temani Annisa ya, abbah akan mengabari orang rumah untuk menyiapkan tempat"

"Iya bah... jangan lama-lama, ya Allah kenapa bisa seperti ini?"

"Yang kuat mi, kita semua sedih dan kehilangan, lihatlah Annisa, dia adalah orang yang paling kehilangan diantara kita, jadi kita harus berusaha tegar"

"Ya... ummi paham"

Akhirnya ummi berjalan menuju ruang perawatan untuk menemani Annisa, sedangkan abbah mencoba mengabari orang rumah, dan mengurus administrasi untuk almarhumah agar bisa di bawa pulang.

Selesai mengurus semuanya, abbah duduk di kursi ruang tunggu,ia memilih tempat yang agak sepi, kemudian ia melihat ke langit langit sambil memejamkan matanya.

"Maafkan aku Maemunah, aku tidak bisa menjadi penyelamat seperti kamu menyelamatkan ku dulu, maaf aku tidak bisa membalasnya, tidurlah dengan dengan tenang sekarang, aku berjanji, aku akan membalas semua jasamu padaku, aku akan melindungi kedua putrimu dan akan mengasihi mereka, aku janji Maemunah"

Setetes air mata jatuh ke pipi abbah,ia hanya bisa menenangkan kan diri dengan menjauh dari orang-orang, sedih tentu saja, yang terakhir abbah juga tidak lupa untuk memberi kabar duka ini ke anaknya yang sedang di Kairo, yaitu Gus Rasya. Gus Rasya yang mendengar hal itupun kaget dan ingin rasanya ia pulang saat itu juga.

"Abbah... aku harus pulang sekarang"

"Rasya dengarkan abbah nak,sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian kan,tidak usah di paksakan kalau memang tidak bisa"

"Tapi.. Annisa abbah"

"Di sini sudah ada abbah dan ummi, serta adikmu dan yang lainnya, banyak juga teman dari calon istrimu yang menenangkannya, jangan khawatir, nanti kamu bisa telfon dia jika dia sudah siuman"

"Maksud abbah, Annisa pingsan?"

"Iya... saat ini dia sedang bersama ummi di ruang perawatan, semua akan baik-baik saja"

"Abbah... aku titip calon istriku bah, jaga dia sampai aku kembali"

"Ya tentu saja, abbah akan menjaganya, sekarang anak abbah tidak hanya 2,tapi 4,tentu abbah akan melindungi kalian"

"Emmm... aku percaya sama abbah"

1
🌷💚SITI.R💚🌷
ceritanya bagus .sering2 up thor
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah, beres urusan lamaran,tinggal tunggu 11 bln lg ya rasa selesai kuliah langsung nikah dan kamu buktikan sm umi kamu dengan ketulusan dan nilai terbaik..lanjuuut
🌷💚SITI.R💚🌷
kadang memang hati seorang ibu tdk peka krn merasa ketakutan kehilangan anak yg di cintai
🌷💚SITI.R💚🌷
di kode sm ning risa klu miko suka sm annisa da an isakagu. sm miko..gus gus gitu ajaa tau...
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar ya rasya smg kalian bisa lulus dr setiap ujian yg datang
🌷💚SITI.R💚🌷
annisa sdh mikir² jg..kira2 dia nerusin atau stop sm rasya
🌷💚SITI.R💚🌷
knp annisa yg di salahin..klu annisa suruh mundur ya wis mundur ya nis..
🌷💚SITI.R💚🌷
smg niat menghalalkan anis dpt restu ya gus dr nisa
🌷💚SITI.R💚🌷
bagus de klu di penjara biar sadar
🌷💚SITI.R💚🌷
laporan aja ke posisi knp si biar ga ribet
🌷💚SITI.R💚🌷
lanjju
🌷💚SITI.R💚🌷
orang2 jilid knp ga cpt ketangkèp si
🌷💚SITI.R💚🌷
ko si khanza bisa lolos ya dr polisi.
🌷💚SITI.R💚🌷
apa yg di katakan maya tdk semuay benar krn berjilbab dan berbuat jahat iku kembali ke individuy..zulakha kamu menyesal jg percuma krn cepat atau lambat kamu akan di ta gkap dan di penjara..
🌷💚SITI.R💚🌷
smg cpt tertangkap pelskuy
🌷💚SITI.R💚🌷
ayi nis kamu kuat dan sabar..kamu banyak yg peduli dan sayang sm kamu
🌷💚SITI.R💚🌷
innalillahi wa inna illaihi rio jiuun..yaang sabar ya anissa😢😢😢
🌷💚SITI.R💚🌷
smg anissa ta.bah semangat dan kuat
🌷💚SITI.R💚🌷
seru jg ya hajatan ngundang tukang jajanan gitu pasti seru
🌷💚SITI.R💚🌷
kita serakah ga mencerminkan seorang berilmu..hawa nafsu yg msh di kedepanln
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!