NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Setelah makan malam selesai Aletta bagian mencuci piring, sedangkan Brian duluan ke kamarnya. Brian mengambil laptopnya. Kali ini bukan karena pekerjaan. Brian tidak ingin pekerjaan mengganggu nya lagi. Dia sudah mendownload beberapa film untuk ditonton bersama Aletta. Ya senggaknya malam ini ia luangkan waktu untuk istrinya.

"Sayang kamu sudah sikat gigi belum,"

Tanya Aletta yang baru masuk kamar. Dia melihat suaminya sudah naik di atas tempat tidur dengan selimut yang sudah menyelimuti setengah tubuhnya dari paha ke bawah.

"Aku belum, aku nungguin kamu."

"Ayo sikat gigi bersama." Brian bangun menaruh laptopnya di atas kasur dan berjalan mengikuti Aletta dari belakang. Mereka melakukan kegiatan menyikat gigi bersama-sama.

"Setelah selesai Brian duluan ke tempat tidur untuk memeriksa kembali laptopnya.

"Kamu belum tidur? Apa masih ada kerjaan kantor lagi?"

"Tidak, cepatlah kemari sayang." Aletta naik dengan bingung.

"Apa kamu sudah ngantuk?"

"Sebenarnya belum, aku ingin bermain dengan handphone ku sebentar sebelum tidur."

"Aku ingin mengajakmu nonton. Gimana? Apa kamu mau?"

"Jadi dari tadi kamu sibuk sama laptop mu karena ingin menonton film bersama?"

"Iya,"

"Tumben, biasanya kamu membuka nya untuk bekerja."

"Aku sekarang mengikuti apa saranmu. Aku tidak mau lagi mengistimewakan pekerjaan ku itu. Toh percuma, bosku hanya akan memanfaatkan ku saja. Lagian sampai sekarang dia belum menaikan jabatan ku meskipun aku berjuang keras pada tender besar. Mulai sekarang, aku ingin meluangkan lebih banyak waktu denganmu."

"Akhirnya suamiku ini mendengar kan nasehat istrinya. Syukurlah mas. Jika kamu terlalu mengikuti apa mau mereka justru mereka malah semakin besar kepala dan mempermainkan kamu terus. Jadi sekarang kita mau nonton film apa?"

"Aku sukanya film Marvel tapi kalau kamu sukanya film apa aku nggak tahu. Dari dulu setiap kita ke bioskop kamu yang selalu ikutin nonton film kesukaan ku."

"Nonton yang kamu suka saja. Lagian aku juga suka kok. Kamu tahu, aku dari dulu sewaktu masih sekolah setelah mulai bekerja, aku tidak pernah menonton film apapun. Karena bagiku pelajaran sekolah maupun pekerjaan kantorku itu lebih penting. Mungkin waktu kecil aku suka sekali menonton TV. Namun saat beranjak dewasa, kebiasaan seperti itu mulai hilang. Aku mulai menonton itu berkat kamu yang mengajakku ke bioskop. Makanya sejak saat itu aku menyukai film yang kamu rekomendasikan. Karena hanya itu yang pernah aku tonton dengan mu."

Brian tersenyum mendengar perkataan Aletta. Perasaan bersalah kini muncul dalam benaknya, betapa ia begitu jahat membuat istrinya menderita. Mungkin awalnya ia tidak punya niatan melakukan tindakan seperti itu, namun saat Aletta tiba-tiba mengucapkan kata cerai, dirinya merasa ada ketakutan yang luar biasa. Ia takut kehilangan Aletta, orang yang sangat ia sayang.

Tapi, bukankah sekarang lebih baik. Aletta tidak punya niat menceraikan ku lagi. Pikiran seperti itu sudah benar-benar lenyap. Bahkan sekarang cinta mereka semakin kuat. Dirinya berjanji untuk tidak akan pernah menyakiti Aletta lagi.

Kini Aletta bersandar mesra pada Brian sambil menonton film yang Brian rekomendasi kan. Tapi entah kenapa ia merasa Brian tidak memperhatikan filmnya dengan benar.

"Apakah ada sesuatu di wajahku? Dari tadi kamu terus melihat ku? Padahal kamu yang mengajak ku menonton film."

"Tidak ada, hanya saja aku senang melihat mu. Kamu begitu cantik hari ini."

"Tiba-tiba memuji." Aletta yang memahami maksud Brian langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Kamu selalu tahu aku Aletta. Padahal aku tidak mengatakan apa-apa."

"Mulutmu memang tidak mengatakan apapun. Tapi matamu mengatakan semuanya."

"Apakah aku salah jika aku menginginkan nya?"

"Tidak." Aletta mencium bibir suaminya tanpa ba-bi-bu.

Brian sempat terkejut, namun setelah itu ia terbawa arus. Dirinya kini yang memimpin permainan. Aletta kelihatan susah bernafas karena ciuman Brian yang sangat ganas. Setelah Aletta mendorong nya sedikit, Brian memberikan Aletta sedikit ruang dan setelah itu ia kembali melakukan pergerakan lain.

"Akh," Aletta bersuara parau saat mencapai klimaks. Brian mendorong kepunyaan nya perlahan di dalam tubuh Aletta sambil sesekali membelai wajah wanita pujaannya yang merintih kesakitan.

Sungguh inilah yang ia inginkan sejak dulu. Seandainya Aletta tidak menolaknya mungkin ia tidak akan salah jalan. Tetapi semuanya sudah terjadi, dan kini semua sudah berubah sesuai kehendak nya. Jadi ia tidak perlu khawatir lagi karena Aletta tidak akan pernah bisa pergi darinya.

Dia akan terikat dengan ku selamanya.

"Aletta bukankah ini saat yang tepat bagi kita untuk memberikan orang tua kita seorang cucu."

Kata Brian sambil mendorong begitu kuat ke dalam. Aletta terkejut akan perkataan Brian yang tiba-tiba. Tapi dia juga tidak tahu harus menjawab apa, karena saat ini pikirannya kacau. Bahkan ia hampir kehilangan seluruh tenaganya.

Aletta tersadar dari tidurnya. Semalam sangatlah gila. Tangan Brian masih melingkar di pinggangnya. "Apa semalam Brian mengeluarkan di dalam? Aku dan dia belum pernah membahas ini sebelumnya." Brian sepertinya mendengar apa yang Aletta katakan. Ia menarik tubuh Aletta untuk lebih merapat padanya.

"Memangnya kenapa? Bukankah seharusnya sekarang kita mengurus seorang anak. Laki-laki atau perempuan tidak masalah bukan. Jika perempuan justru lebih bagus, karena aku ingin dia mewariskan kecantikan mu ini." Brian mencium kening sang istri dengan mesra.

"Bukan. Hanya saja ini tiba-tiba saja bagiku. Padahal dulu kamu tidak pernah membahasnya."

"Bagaimana aku bisa membahasnya, jika istriku saja takut jika aku menyentuh tubuhnya. Dan akan menolak jika aku ingin melakukan hubungan badan dengan nya."

"Maaf. Apakah itu sangat sulit bagimu saat kita tidak melakukannya?"

"Ya, memang sangat sulit bagiku. Aku menjadi gila setiap melihat tubuhmu yang cantik ini. Tapi aku tahu kau sangat takut untuk melakukannya."

"Makasih ya sudah mengerti diriku."

Aletta berjalan dengan santai menuju mobilnya. Ia sudah menyiapkan sarapan untuk Brian sebelum pergi bekerja.

"Anak? Apakah memang ini sudah saatnya? Aku rasa tidak salahnya mengurus anak sekarang. Lagian pernikahan kami sudah berjalan tiga tahun. Dan tidak ada masalah dengan hubungan kami selama ini. Mungkin aku dan Brian harus berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Ayah akan senang jika tahu aku dan Brian punya rencana untuk memiliki anak."

Aletta membuka kunci mobilnya, namun saat masuk dia terkejut saat seorang wanita ikut masuk ke dalam.

"Mbak, maaf bisa aku ikut. Ada yang ingin kukatakan sama kamu."

"Siapa kamu? Kenapa kamu naik mobil saya seperti seorang pencuri? Segera keluar kalau tidak saya akan melaporkan mu."

"Tidak mbak, jangan disini." Wanita itu kelihatan memohon pada Aletta.

"Baiklah." Meskipun begitu Aletta tetap waspada.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!