Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasak
Qin Yichen tersenyum lebar dan hatinya membuncah bahagia melihat perempuan yang sangat dia cintai, mau mengobati luka di bahunya.
"Jangan menatapku terus!" Sembur Bao Jiali tanpa mendongak karena perempuan itu masih fokus mengoleskan obat di lukanya Qin Yichen.
"Suka-suka aku, dong, ini mataku. Lagian apa salahnya seorang suami menatap istri tercintanya"
Bao Jiali mendongak dan langsung mendelik sambil berkata, "Kalau masih ngegombal soal cinta, biar Kak Chumu yang lanjutkan mengoleskan obatnya"
"Tapi, aku tidak ngegombal. Aku benar-benar mencintai kamu, A Li dan itu......."
"Kak Chumu, lanjutkan!"
"Baiklah. Aku tidak akan berkata apa-apa lagi"
Bao Jiali mendengus kesal lalu dia kembali fokus mengoleskan obat ke luka di bahu Qin Yichen.
"Maafkan aku sudah menusuk kamu di malam pengantin kita dan terima kasih karena sudah menyelamatkan aku" Bisik Bao Jiali di telinga Qin Yichen sambil melilitkan perban di bahu Qin Yichen.
Qin Yichen tersenyum lebar lalu timbul keusilannya. Pria itu berdeham lalu berkata, "Aku ini Kaisar. Aku tidak terbiasa menerima permintaan maaf dan terima kasih hanya di bibir saja"
Bao Jiali langsung melepaskan lengan Qin Yichen yang sudah selesai ia perban, lalu perempuan cantik itu berdiri tegak untuk berkata, "Aku akan memasak untuk kamu sebagai permintaan maaf dan ucapan terima kasihku"
Bayangan bubur masakannya Bao Jiali dulu yang pernah dia makan dan rasanya sangat enak, membuat Qin Yichen membeliak senang dan sontak menyemburkan, "Benarkah kamu mau masak untukku?"
"Iya. Kamu pengen makan apa?" Bao Jiali menatap Qin Yichen dengan sangat serius.
Semakin melebar lah senyum di wajah tampan Kaisar Qin Yichen dan pria itu bergegas berkata, "Bubur seperti yang waktu itu kita makan di ........"
"Baiklah aku tahu" Bao Jiali langsung berbalik badan lalu menarik lengan Bibi Li sambil berkata, "Bi, tolong tunjukkan di mana letak dapurnya"
Bao Jiali memasak di dapur sambil membatin, ternyata aku salah paham sama Qin Yichen selama ini. Bukan dia yang mengambil plakat militer dan bukan dia yang sudah membunuh Bai Long karena tadi aku dengar sendiri dari Ibu mertuaku yang galak itu kalau pedang emas di kamarnya Qin Yichen adalah pemberian dari Selir Agung dan pedang emas itu akan dipindahkan ke paviliunnya Ibu mertuaku yang galak itu.
Dua jam kemudian, Qin Yichen melangkah ke ruang makan saat dia melihat Bao Jiali dan Bibi Li membawa nampan besar berisi aneka masakan ke ruang makan.
Qin Yichen mengangkat kedua alisnya secara bersamaan ketika dia melihat makanan yang disajikan oleh Bao Jiali di atas meja makan.
Qin Yichen mengusap pelan dagunya dengan tangan kiri lalu menunjuk ke mangkok besar yang berisi cairan berwarna ungu dengan tangan kanan sambil bertanya, "Itu apa?"
"Oh, ini bubur kacang hijau. Kamu pengen makan bubur, kan?" Sahut Bao Jiali dengan senyum lebar.
"Iya, tapi bukan bubur kacang hijau, bubur yang aku maksud adalah bubur yang kita makan waktu kita......."
"Yang penting, kan, bubur" Sahut Bao Jiali dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ah, iya, baiklah. Yang penting bubur dan itu masakan kamu" Sahut Qin Yichen dengan wajah semringah.
Yang penting aku bisa makan masakan kamu lagi, A Li. Aku sangat merindukan masakan kamu selama ini. Tapi, kacang hijau kenapa warnanya ungu? Batin Qin Yichen.
"Lalu, itu apa?" Qin Yichen menunjuk ke piring datar yang berisi butiran lembut berwarna hitam.
"Ini sambal terong. Ini enak banget. Aku dulu pernah membuatnya dan Ibukku juga adikku sangat menyukainya"
Sambal terong? Lha terus mana terongnya dan kenapa warnanya hitam? Batin Qin Yichen masih dengan mengusap-usap pelan dagunya.
"Kapan kamu masak sambal terong untuk adik dan Ibu kamu?" Tanya Qin Yichen.
"Waktu aku masih berumur sepuluh tahun. Aku baru belajar masak saat itu dan berhasil bikin sambal terong"
Qin Yichen tersenyum simpul lalu berkata, "Wow! Sudah lama, ya"
"Iya. Tapi, sepertinya aku masih bisa memasaknya. Buktinya, selama ini aku hidup di hutan dan hanya makan buah, madu hutan, lalu daging kelinci kadang ikan bakar tanpa dibumbui apapun, tapi aku masih bisa masak semua masakan ini, kan" Bao Jiali tersenyum lebar.
"Kamu hanya makan buah, madu hutan, lalu daging dan ikan bakar tanpa bumbu selama ini?" Qin Yichen menatap Bao Jiali dengan wajah prihatin.
Bao Jiali menepuk bahu Qin Yichen yang tidak terluka sambil berkata, "Jangan menatapku seperti itu! Aku bahagia hidup di hutan selama ini dan aku suka semua makanan yang bisa aku temui dan aku makan selama aku hidup di hutan. Buktinya aku gendut dan sehat, kan"
"Kamu tidak gendut"
"Iya, baiklah. Aku cukup senang meskipun hanya kamu dan Kak Shiqing yang bilang aku ini tidak gendut"
"Chumu, A Li tidak gendut, kan?"
"Tidak, Yang Mulia Kaisar" Sahut Chumu dengan sopan.
"Tuh, Chumu juga bilang kalau kamu itu tidak gendut" Ucap Qin Yichen dengan wajah serius.
Bao Jiali tersenyum lebar lalu berkata, "Baiklah. Aku cukup terhibur sudah ada tiga orang yang berkata kalau aku ini tidak gendut. Sekarang kembali fokus ke masakanku"
"Ah, iya, baiklah. Lalu, itu apa?" Qin Yichen menunjuk ke piring yang penuh makanan berbentuk lonjong tak beraturan, panjang seperti tongkat kecil, tampak sangat keras, dan berwarna cokelat tua.
"Oh, ini Cakue. Aku tidak menyangka bisa bikin cakue" Bao Jiali menunjuk piring di depannya dengan senyum bangga.
Ha?! Cakue? Kenapa bentuknya bulat lonjong tak beraturan seperti itu dan warnanya cokelat tua? Qin Yichen membatin sambil mengedarkan pandangannya secara perlahan ke masakannya Bao Jiali yang lain.
"Itu, yang terakhir itu apa?" Qin Yichen menunjuk ke kuali besar yang berisi cairan mengepul dan cairan itu berwarna merah pekat seperti darah ayam.
"Ini sup ayam. Sup ayam sangat bagus untuk penyembuhan luka. Aku memasaknya biar luka di bahu kamu cepat kering dan sembuh"
Kenapa sup ayam berwarna merah pekat? Setahuku, sup itu warna bening. Batin Qin Yichen.
"Kenapa? Kamu tidak suka?"
Qin Yichen langsung menyahut, "Suka. Aku suka semuanya. Terima kasih A Li" Pria tampan itu mengulas senyum bahagia tiada tara di depan perempuan pujaan hatinya karena perempuan itu bersedia memasak begitu banyak untuk dirinya.
"Duduklah dan segera cicipi semua masakanku. Keburu dingin" Ucap Bao Jiali sambil duduk.
"Masakan kamu penuh warna, ya" Qin Yichen duduk sambil mengedarkan kembali pandangannya ke semua makanan yang tersaji di atas meja makan.
"Menggugah selera dong kalau penuh warna, hehehehe. Buruan dicicipi!" Bao Jiali tersenyum lebar.
"Hmm" Qin Yichen dengan ragu menyendok bubur kacang hijau.
Saat satu sendok kacang hijau mendarat manis di dalam mulutnya, Seperti dugaanku. Kacang hijau ini hampir hangus dan rasanya sangit lalu ada pahitnya sedikit. Batin Qin Yichen sambil makan dengan sikap santai dan wajah biasa saja. Padahal mulut dan otaknya tidak bisa bersantai dalam menikmati kacang hijau itu.
Namun, Qin Yichen tetap memakannya dengan lahap dan dengan wajah santai.
Chumu mengernyit dan membatin, apa iya kacang hijau itu enak banget sampai-sampai Yang Mulia Kaisar makan selahap dan secepat itu? Padahal warnanya aneh.
"Cepat banget habisnya? Enak banget ya?" Tanya Bao Jiali dengan wajah heran.
Qin Yichen tersenyum dan menganggukkan kepala sambil meraih mangkoknya Bao Jiali yang berisi kacang hijau dan belum sempat dimakan oleh Bao Jiali.
Bao Jiali sontak mendelik kaget dan menyemburkan, "Hei, itu kacang hijau milikku dan aku belum mencicipinya. Kembalikan!"
Qin Yichen memeluk mangkok itu sambil berkata, "Kamu tadi bilang kalau kamu masak untukku, kan? Jadi, semuanya ini untukku dan Kamu tidak boleh mencicipinya sedikit pun"
"Dasar pelit!" Bao Jiali mendengus kesal lalu berkata sambil bersedekap, "Lalu, aku makan apa?"
"Kamu makan masakan yang dimasak oleh koki istana saja sana! Tuh, di meja sebelah masakan koki istana belum tersentuh sama sekali. Sayang, kan" Qin Yichen menunjuk dagu ke meja di sebelah kanannya.
"Baiklah. Aku akan pindah ke meja itu. Dasar pelit. Padahal itu juga masakanku kenapa aku tidak boleh mencicipinya. Nyesel aku kenapa tadi tidak aku cicipi dulu. Aku, kan, tidak tahu beneran enak atau tidak masakanku" Bao Jiali pindah duduk ke meja satunya dengan bersungut-sungut dan wajah kesal.
Qin Yichen memakan mangkok kedua yang berisi kacang hijau sambil menyemburkan, "Bukannya pelit. Tapi, ini masakan Istriku tercinta jadi sayang aja kalau harus berbagi"
"Istri tercinta, istri tercinta, kalau pelit, ya, pelit aja nggak usah banyak alasan, tzk!" Bao Jiali ngedumel sambil memakan cakue dan bubur kacang hijau yang warnanya lebih cantik pun bentuknya lebih bagus daripada yang Qin Yichen makan.
Qin Yichen mengulum bibir menahan geli, melihat Bao Jiali terus ngedumel. Pria tampan itu terus menatap Bao Jiali tak berkedip sambil terus makan dan membatin, aku bukannya pelit. Tapi, aku tidak tega membiarkanmu makan makanan dengan rasa super aneh ini, Sayangku.
Bao Jiali tiba-tiba berdiri dan menoleh ke Qin Yichen yang sedari tadi menatapnya tak berkedip.
"Ada apa? Kamu mau ke mana?" Tanya Qin Yichen sambil meletakkan mangkok yang sudah kosong di atas meja.
"Mau menemui Meili, boleh? Meili suka kue bulan dan aku akan bawa kue bulan ini ke Meili"
"Boleh" Qin Yichen menoleh ke Shiqing dan dengan tanggap Shiqing langsung berkata, "Saya akan menemani Anda Yang Mulia Selir"
"Oke, ayo" Sahut Bao Jiali dengan senyum semringah.
Sepeninggalnya Bao Jiali, Chumu memberanikan diri untuk berkata, "Ada bau yang sangat amis, Yang Mulia. Saya rasa bau amis itu muncul dari sup ayamnya. Maafkan saya, apakah saya boleh mencicipinya terlebih dahulu untuk memastikan apakah sup ayam itu layak untuk dimakan dan ......."
"Tidak boleh. Ini semua masakannya A Li dan aku akan habiskan semuanya"
"Baik, Yang Mulia"
Chumu menutup hidungnya dan menggeser kakinya untuk sedikit menjauh dari junjungannya saat junjungannya mulai menyendok sup ayam.
Benar kata Chumu, ini .....ini baunya amis banget dan apa ini? Ati ampela? Sial! Aku tidak doyan ati ampela. Tapi, ini masakannya A Li. Sayang banget kalau harus aku buang. Batin Qin Yichen.
"Astaga! Itu ati ampela, Yang Mulia. Anda, kan, tidak menyukainya ati ampela. Biar saya saja yang memakannya, Yang Mulia kalau Anda sayang untuk membuangnya" Ucap Chumu.
"Tidak. Aku akan tetap memakannya" Dengan menutup hidung, Qin Yichen memakan sup ati ampela itu dan memakannya dengan cepat karena dia tidak tahan dengan baunya dan karena dia tidak menyukai ati ampela.
Hiks, hiks, hiks, A Li. Dulu kamu sangat pandai memasak. Lalu, kenapa sekarang ini masakan kamu jadi penuh warna dan sungguh-sungguh menyiksaku. Batin Qin Yichen sambil masih mengernyit dan masih berusaha menghabiskan sup ati ampela.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹
semangat up tiap hari🤭🤭
iklan buatmu thor...
semangt💪
sehat terus kakak🥹