Kelicikan Mertua

Setelah keributan kemarin di ulang tahun Tata hari ini Mirna dan Harun melakukan aktivitas seperti biasa namun untuk hari ini Mirna tidak jualan karena akan mendaftarkan Ahmad masuk sekolah Tk terdekat. karna kampungnya jauh dari kota ,mangkanya biaya diTK cukup mahal banyak orang tua yang tidak bisa menyekolahkan anak nya di TK tersebut.jadi mereka langsung memasukan anak nya ke jenjang SD .

Mirna berangkat jalan kaki memang sekolah nya tidak begitu jauh dari rumah Mirna. disepanjang jalan Mirna menyapa setiap bertemu dengan tetangga. sampai disekolah mirna mendaftarkan Ahmad setelah selesai Mirna pulang kerumah nya.

Saat sore hari Harun baru pulang dari bekerja dan akan masuk kerumah namun dihentikan oleh teriakan Bu Ratmi yang masih jauh, Harun pun menengok ke belakang dan melihat ibunya dan Asih berjalan mendekat kerumah Harun.

"Run apa benar kamu mendaftarkan anak mu ke TK"

"Iya bu tadi Mirna yang mengantarkan,memang ada apa ya bu"bingung Harun karna ibunya menanyakan anak nya yang mendaftar sekolah.

"Run kamu kan tahu biaya sekolah di TK itu mahal lebih baik uang nya kamu kumpul kan buat ibu, nanti ibu akan kembangkan untuk usaha biar berkembang uangnya dari pada untuk sekolah anak mu itu yang tidak penting"kata Bu Ratmi yang melarang Ahmad untuk sekolah.

"Maaf bu Ahmad sekolah juga pake uang saya sendiri kenapa ibu repot -repot mengurusi uang saya, ibu boleh minta uang sama mas Harun tapi kalo uang saya ibu tidak ada hak untuk mengatur uang saya karna saya menghasilkan sendiri bulan dari anak ibu. "jawab Mirna dengan menahan amarah karena anak nya di bilang tidak penting. tidak penting untuk ibu mertuanya yang terpenting Ahmad harta tak ternilai bagi Mirna.

"Eh Mirna kamu jangan belagu ya dimana- mana uang istri itu juga uang suami jadi ga ada bedanya uang mu dan uang Harun. "

"Oh benarkah yang dikatakan ibu, kalo begitu mulai sabtu besok ibu tidak usah minta jatah sama mas Harun kan uang mas Harun juga uangku jadi kalo aku menolak memberikan ke pada ibu diperboleh kan dong"

"Ya engga bisa begitu uang Harun milik ibu kalo uang kamu bisa juga milik Harun. itu aturan nya. "balas bu Ratmi lagi.

'Aturan dari mana seperti itu bu, kalo ibu bikin peraturan seperti itu sendiri lebih baik ibu simpan saja mas Harun dirumah tidak usah menikah karena kasian istrinya"balas Mirna karna gedek dengan perkataan ibu mertuanya yang tidak masuk akal.

"Mirna jaga sopan santun kamu sama ibuku bagai manapun beliau tetap ibuku,jangan karna kamu mencari uang sendiri kamu jadi tidak menghargai aku sebagai suamimu"marah Harun kepada Mirna karena bagi Harun semua perkataan ibunya adalah benar. bu Ratmi yang di bela anak nya merasa bangga karna lebih unggul.

Mirna yang dibentak suaminya seperti itu dan lebih membela ibunya, Mirna menjadi marah dan mengucapkan pilihan kepada Harun.

"Mas kamu membela ibu mu yang jelas-jelas salah, tapi kamu rela membentak saya dan membenarkan ibumu. Baik sekarang kamu pilih aku atau ibumu kalo kalo terus bela ibu mu yang salah itu kamu boleh pergi dari rumah ini karna rumah dan tanah ini milik saya, silahkan kamu ikut ibumu dan secepatnya saya akan mengajukan perceraian dari pada saya punya suami tapi seperti tidak punya suami"marah Mirna kesabaranya sudah habis oleh suami dan ibu mertuanya.

"Mir jangan begitu lah kalo kamu ngusir saya, saya mau tinggal dimana, tolong pikirkan kasian anak-anak kita apa lagi dedek bayi kita nanti tidak tahu siapa bapaknya, kalo begitu maaf kan mas ya. "Harun memelas ke pada Mirna dan meminta maaf walau bagai manapun Harun tau jika dia tinggal bersama ibunya pasti kehidupanya seperti dineraka karna ibunya hanya uang yang selalu di minta sedangkan pekerjaan rumah tidak mau memegang.

Mirna masuk kedalam rumah begitu saja dan Harun pun mengikuti Mirna sedangkan Bu Ratmi dan Asih yang ditinggal hanya diam.

"Bu ini gimana si kan tadinya saya mau minta mas Harun bantu membiyayai Tata sekolah kok jadi ibu minta uang"Asih akhirnya mengeluh kepada bu Ratmi

"Ibu ga tahu sih kamu bilang sendiri besok ibu mau pulang sudah malam"

Akhirnya bu Ratmi dan Asih pulang, sedangkan didalam rumah Harun uring- uringan karna didiamkan oleh Mirna.