NovelToon NovelToon
Menikahi Pengawal Pribadi

Menikahi Pengawal Pribadi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin

Jelita Sasongko putri satu satunya keluarga Dery Sasongko dipaksa menikah dengan Evan Nugraha pengawal pribadi ayahnya. Jelita harus menikahi Evan selama dua tahun atau seluruh harta ayahnya beralih ke panti asuhan. Demi ketidak relaan meninggalkan kehidupan mewah yang selama ini dia jalani dia setuju menikahi pengawal pribadi ayahnya. Ayahnya berharap selama kurun waktu dua tahun, putrinya akan mencintai Evan.

Akankah keinginan Dery Sasongko terwujud, bagaimana dengan cinta mati Jelita pada sosok Boy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Evan turun dari mobil dengan menjinjing paper bag ditangannya. Dia membawakan Jelita oleh-oleh dari kota B.Saat di jalan tadi, Evan melewati gerai oleh-oleh di tepi jalan. Aneka makanan ringan sejenis keripik di jual disana. Dia teringat kalau Jelita sangat suka ngemil. Jadi dia membelikan beberapa cemilan untuk Jelita.

Dengan langkah lebar Evan masuk ke Apartemennya. Sementara terlihat Jelita sudah menyambutnya di ruang tamu.

"Rindu," ucap Evan sembari memeluk tubuh Jelita erat. lalu menghujani wajah Jelita dengan kecu pan kecu pan lembut.

"Baru juga satu hari," ujar Jelita mengulum senyum.

Mendengar itu Evan mengurai pelukannya, menatap wajah istrinya lekat. "Baru satu hari kamu bilang? memangnya kamu gak rindu sama suamimu ini, hah." ujar Evan gemas sembari menyentil hidung Jelita dengan jarinya.

"Gak tuh." sahut Jelita Acuh.

"Pintar bohong kamu ya!" sentak Evan sembari mengangkat tubuh Jelita membopongnya kedalam kamar.

"Evan...!" Pekik Jelita berusaha melepas tubuhnya.

Tapi Evan tak perduli, dia terus saja membawa tubuh istrinya masuk kedalam kamar. Melepas rindu yang menggunung, walau hanya meninggalkannya sehari.

*****

Tidak seperti biasa pagi ini Evan datang kekantor tanpa Kiara. Sebab semalam dia sudah mengirimi kiara surat pemecatan. Tapi sepertinya dia tidak terima dengan surat pemecatan yang Evan kirimkan.

Terbukti pagi ini dia datang dan memaksa masuk, ingin menemui Evan di ruang kerjanya. Keributan pun terjadi. Kiara yang memiliki keahlian ilmu bela diri, melumpuhkan beberapa security yang menghalangi langkahnya.

"Pak, nona Kiara memaksa bertemu bapak." lapor security yang masuk keruangannya dengan tergopoh.

"Biarkan dia masuk." titah Evan.

Tak berapa lama Kiara sudah berada dihadapan Evan dengan raut wajah dibalut emosi.

"Aku sudah mengirimu surat pemecatan. Apa kau tidak bisa baca. Masih berani tampakkan muka dihadapanku." ujar Evan dengan suara berat dan dingin. Sementara netranya mengunci tatapan Kiara.

"Aku tidak terima dengan surat pemecatanmu Van. Lagi pula kau memecatku tanpa alasan. Kau seharusnya membayar ganti rugi atas hal ini."

Evan menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Bersamaan dengan bunyi ketukan dipintu ruang kerja Evan.

"Masuk!"

Lelaki berfostur tinggi tegap masuk kedalam ruangan sembari membawa map berwarna coklat.

"Perlihatkan padanya apa yang kau dapat dari penyelidikanmu." titah Evan dengan wajah penuh penegasan.

Pria itu membuka map, mengeluarkan isinya lalau memperlihatkan beberapa lembar foto dan bukti tranfer dari Kiara untuk seseorang. Wajah Kiara berubah pasih, dia tak menyangka Evan menyelidiki dirinya sedalam ini.

"Bicaralah kenapa diam. Ada banyak penjelasan yang harus kau jelaskan padaku Kiara." ucap Evan.

"Foto itu tak membuktikan apapun Evan. Kami hanya tak sengaja bertemu."

Evan terkekeh, netranya tak lepas menatap Kiara. "Kau bicara dengan siapa saat ini. Mengatakan bertemu Bintoro karena tak sengaja. Bintoro bukan orang yang bisa berkeliaran di tempat umum Kiara. Aku kira kau juga tau itu. Pergilah aku sudah muak dengan kebohonganmu!"

Tubuh Kiara gemetar, lalu ambruk dilantai bersimpuh dihadapan Evan. "Van, aku hanya ingin memberi pelajaran pada Jelita. Hanya itu tidak ada maksud lain." ucapnya dengan suara bergetar.

Evan memukul meja kerjanya dengan keras, netranya menatap Kiara penuh Emosi. "Ap otakmu masih berfungsi! Menyewa Bintoro pembunuh bayaran yang tak punya hati nurani. Dia bukan saja membunuh korbannya tapi juga memper kosa korbannya dengan sangat sadis. Lelaki seperti itu yang kau kirim untuk istriku Kiara. Dan dengan enteng kau bilang hanya memberi pelajaran. Bintoro bukan lelaki yang bisa menahan diri. Pasti kau sudah paham Kiara. Tujuanmu sudah jelas ingin melenyapkan Jelita."

"Tidak! kau salah menduga Van," bantah Kiara dengan wajah ketakuatan.

"Lalu saat di kota B, apa yang kau rencanakan?" tanya Evan. Tangannya terlihat mengepas dengan sangat kuat. Memperlihatka otot-otot tangannya yang menegang.

"Aku tidak tau apa yang kau katakan Van," ujar Kiara dengan derai air mata.

Evan tersenyum sarkas, tatapannya beralih pada lelaki yang sedari tadi berdiri tegap disamping Kiara. "Perlihatkan padanya, shock membuatnya amnesia, hingga lupa apa yang dia rencanakan kemarin."

Tubuh gemetar Kiara langsung lunglai saat Lelaki itu memperlihatkan lembar foto dirinya bersama pelayan Bar.

"Sudah ingat? Aku hampir saja memaafkanmu. Tapi kau malah berniat meracuniku dengan pil laknat. Andai wanita lain yang melakukannya. Aku sudah memberikan tubuhmu pada anjing penyuka kelami min. Hingga kau tak ingin lagi melihat dunia." Ancamnya dengan sorot mata garang.

Tubuh Kiara bertambah gemetar, dia sangat mengenal Evan. Ucapan Evan tadi bukanlah sekedar ancaman.

"Biarkan aku hidup Van..., Aku akan pergi sejauh mungkin. Tidak akan menggangu Jelita lagi. Aku janji." mohon Kiara dengan suara dan tubuh gemetar. Tak terbayang olehnya andai Evan mencampakkan tubuhnya ketengah-tengah lkumpulan lelaki bermoral be jat.

"Pergilah sekarang juga. Jangan sampai aku melihat bayanganmu lagi di kota ini. Ingat Kiara aku adalah gurumu. Jangan berpikir mampu menggunakan trik seperti ini padaku, levelmu jauh dibawahku. Ingat itu!"

Kiara tak mampu lagi buka suara, hanya anggukan kecil yang dia berikan sebelum melangakah pergi.

"Ikuti dia. Lihat apa dia masih berani melakukan trik bodoh lagi. Kalau masih berani, kau boleh menghabisi dia." titah Evan dengan wajah kelam.

"Baik pak."

Evan sungguh menyayangkan sikap bodoh Kiara. Dia tidak paham dengan definisi cinta yang kiara anut. Bukankah seharusnya mencintai berarti menginginkan kebahagiaan orang yang kita cintai. Baik itu dengan kita atau orang lain.

Menjelang tengah hari, Evan dapat panggilan telpon dari Sasongko. Dia meminta Evan datang kemansionnya seorang diri tanpa membawa Jelita.

Sepulang kantor, Evan berangkat ke Mansion mertuanya tanpa Kiara.

Sasongko sedang menunggunya di halaman samping saat Evan datang.

"Bagaimana kabar papa?" tanya Evan sembari duduk dihadapan Mertuanya.

"Berkatmu aku selalu baik." sahut Sasongko sembari tersenyum.

"Ada masalah apa papa memintaku datang?"

Sasongkoh menarik napas dalam. Netranya menatap wajah Evan lekat-lekat.

"Aku dengar kau menyerahkan bukti kejahatan Heru pada Alex?" tanya Sasongko dengan ekspresi penuh selidik.

"Benar pa, aku meminjam tangannya untuk menekat keluarga Heru." jelas Evan tenang.

"Bukankah bukti itu bisa membuat keluarga mereka hancur. Lalu kenapa kau malah bersikap lunak begini. Apa ada kelemahanmu yang jatuh ketangan heru?" tanya Sasongko berbau curiga.

Evan tersenyum tipis. "Bukan begitu pa. Aku hanya ingin mengakhiri kesalah pahaman antara papa dan Heru. Ini aku lakukan demi Jelita dan keturunannya dimasa depan. Apa papa mau mereka terus bermusuhan sampai keanak cucu? Aku rasa tidak. Itu sebabnya aku memilih membungkam mereka ketimbang menghabisi mereka." Jelas Evan. Sasongko menghela napas dalam. Dia selama ini tak berpikir akan berdamai dengan keluarga satu-satunya yang dia miliki. Tapi Evan malah memiliki pemikiran itu.

"Lalu Kiara? Apa tidak beresiko mendepaknya keluar dari perusahaan. Sementara dia tau semua bisnis kita."

"Tuan jangan takut. Aku punya cara sendiri mengatasi itu. Lagi pula memelihara ular berbisa dirumah kita, bukankah sangat berbahaya. Kita tidak tau kapan dia memuntahkan bisanya untuk membunuh kita." sahut Evan.

"Aku hanya khawatir pada kalian. Tapi tampaknya kekhawatiran ku tak beralasan. kau tau Evan penyakitku bisa merenggut nyawaku kapan saja. Pikiran ini membuatku selalu khawatir pada masa depan Jelita. Tapi ada kamu di sisinya aku merasa tenang." ucap Sasongko lirih.

"Aku janji akan jadi suami yang baik bagi Jelita pa. Aku mencintainya dengan segenap jiwa dan ragaku." ujar Evan meyakinkan mertuanya.

"Aku percaya padamu." ujar Sasongko dengan senyum.

"Kau boleh pulang, hanya itu yang ingin aku bicarakan padamu tadi."

"Baiklah pa aku pamit dulu."

Sasongko mengangguk. Netranya menatap punggung Evan yang sudah berlalu.

"Sayang, semoga Evan adalah jodoh terbaik buat Jelita anak kita." bisik Sasongko seakan bicara pada pada Almarhumah istrinya.

To be continuous

1
Maria Longgak
suka sekali dengan ceritanya
Cesy Luthfi
Luar biasa
Arwet Bach
keren bgt
lia juliati
cerita bagusss konflik gak berat2 amat tp cerita alurnya mudah d ikuti
Sri Udaningsih Widjaya
Ceritanya keren thor
Rosmiati 52
ga pernah di azani
Hayanti Yanti
Luar biasa
jumirah slavina
kerennnn Evan...
Aku padamu pokoke..
😘😘😘😘
jumirah slavina
ko' Tuan trs manggil'y bkn Papa Keq Jelita.. kan mertua...
Ani Suwarni
karena ada Kiara
jumirah slavina
drtd ko' manggil'y Tuan bkn Papa..
jumirah slavina
apakah pekerjaan sampingan Evan mafia ??
jumirah slavina
wow
Ani Suwarni
akhirnya.....
Ani Suwarni
Evan yang cemburu kenapa hatiku yang deg deg serrrr ngiluuu 😆
Ani Suwarni
badan Evan terbuat dari apakah?
Ani Suwarni
siapa Evan sebenarnya?
Ani Suwarni
aku penasaran dgn sosok evan,semoga dia orang baik
Ani Suwarni
salut dengan Evan
Ani Suwarni
mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!