MENGEJAR CINTA AISYAH

Setelah menempuh waktu berjam-jam akhirnya pengantin baru itu sampai di sana. Aisyah dan suaminya turun dari gagak terbnag itu menuju mobil dan akan ke hotel. Ray sudah mamsukan koper kopernya.

Sepanjang jalan mata Aisyah tak berhenti melihat pemandangan indah di depannya, banyak gedung gedung bersejarah dan juga ada taman kota. Juga restorant dengan bangunan aesthetic. Leon merangkul sang istri. Dia tahu istrinya baru pertama kali ke luar negeri. "Bagus ya sayang? Besok kita kesana yah." Ucapnya.

"Mau mas, makasih mas sayang. Dede bayi seneng." Ucap Aisyah dengan wajah girangnya.

"Sama sama mamah, papah juga seneng kalau dede bayi sama mamahnya happy." CUP "Love you mamah Aisyah."

"Love you papah."

Mereka akhirnya sampai juga di hotel, Ray dan staff disana membawa koper koper majikannya. Ray juga di kamar sebelah majikannya. Leon dan istrinya juga rebaahan di kasur empuk itu. Namun tak lama Aisyah bangun dia melihat lihat isi kamar hotelnya yang sudah seperti rumah dengan fasilitas mewah didalamnya. Dia membuka pintu balkon dan keluar melihat keindahan di luar sana.

"Wah...indah banget." ucap Aisyah dengan mata yang berbinar dan terkagum kagum. Dia juga menghirup angin semilir di sana yang menerpa wajah cantiknya.

Tangan Leon melingkar di perut rata istrinya dia menopang dagunya ke pundak sang istri. "Suka sayang?"

"Suka banget mas, makasih mas." Aisyah berbalik dan mencium pipi suaminya. " Kok pipi?" Ucap Leon yang masih merapatkan pinggang mereka.

"Maunya apa?"

"Ini..." Leon mencumbu bibir istrinya dan mencumbunya di sore hari itu. Keduanya larut dalam penyatuan cinta mereka sampai menjelang makan malam.

-

-

Selesai mandi bersama kini keduanya akan makan malam. Leon memeluk istrinya dengan erat, betapa dia sangat mencintai Aisyah. Baginya Aisyah adalah anugerah terindah dalam hidupnya. "Kenapa mas?" Tanya Aisyah

"Aku mencintaimu sayang, sangat. Tetaplah di sisiku sampai kita menua nanti."

"Aku juga mencintaimu mas Leon."

"Kita pergi sekarang yah. Sini di jacket dulu dingin."

Leon dan Aisyah pergi ke restorant untuk makan malam. Dia tak pernah melepaskan pandangannya. Tak disangka mereka akan sampai ke tahap ini. Berbulan bulan mengejar cinta Aisyah, akhirnya wanita yang di cintainya luluh juga dan mau menikah dengannya.

"Enak mas cobain punya aku." Kata Aisyah sembari menyuapi suaminya makanan.

Selesai makan malam, keduanya berjalan kaki menuju taman kota. Di sana keduanya menikmati dinginnya malam. Aisyah bersandar di pelukan suaminya. "Makasih mas, aku bahagia banget." Ucap Aisyah. "Aku lebih bahagia sayang."

"Sayang, kamu enggak mau hubungin ibu? Udah seminggu kamu belum telepon ibu. Jangan takut di tolak. Ibu juga pasti merindukanmu sayang." kata Leon dengan lembut.

"Iya mas, aku takut ibu enggak angkat teleponnya. Dan Arsy...dia pasti nahan ibu mas." Lirih Aisyah dengan tatapan sendunya.

"Besok aja kamu hubungin ibu, mas yakin ibu juga kangen sama kamu sayang. Kalau Arsy masih seperti itu, biar mas yang turun tangan!" Ucap Leon dengan penuh penekanan.

"Jangan mas, aku enggak mau ribut. Biar aja aku mengalah. Kasihan Arsy sedari kecil pisah sama ibu. Sekarang kesempatan buat Arsy bisa sama ibu. Bukannya aku enggak butuh ibu, tapi Arsy lebih membutuhkan ibu daripada aku. Biarkan begini dulu mas. Aku baik baik aja selama ada mas Leon." Kata Aisyah yang membelai rahang tegas suaminya.

Leon menghela nafasnya dia tak membahas lagi, mungkin ini keputusan istrinya. Tapi Leon nanti akan bicara dengan Arsy dan bu Dina. Dia juga tak rela istrinya sedih. Bagaimana pun bu Dina dan Arsy harus tahu keadaan Aisyah. Terlebih Aisyah sedang hamil, cucunya bu Dina.

"Apa maas marah sama aku? Gara gara aku enggak hubungin ibu?" Tanya Aisyah

"Enggak sayang. Mas khawatir aja sama ibu, mas ngerasa ibu lagi rindu sama kamu sayang. Tapi kalau keputusan kamu kayak gitu, mas bisa apa? Tapi nanti kalau bisa, kamu jenguk ibu yah. Kamu juga sebentar lagi akan jadi ibu sayang."

Aisyah termenung sejenak ada benarnya juga apa yang di bilang suaminya. Mungkin sehabis bulan madu dia akan kerumah Arsy untuk berjumpa dengan ibunya. Dia juga sangat merindukan ibunya. Namun semenjak kejadian resepsi kemarin, Aisyah sangat kecewa.

"Iya mas, makasih mas." Kata Aisyah dia memeluk suaminya.

-

-

-

Di belahan dunia lainnya ibu dan anak tengah bertengkar hebat perkara harta warisan. "Apalagi sih mah? Raka capek denger mamah ngomel terus?" Ucap Raka dengan emosi

"Kamu itu bodoh! Harusnya kamu temui opah kamu, minta hak yang sama! Masa kamu cuma dapat satu perusahaan? Sedangkan kedua anak itu da_"

"CUKUP MAH CUKUP!! RAKA CAPEK MAH SUMPAH!"

Raka lunglay dia merosok ke tembok dan memukul mukul dadanya. Nindi terus mendesak Raka supaya mau menemui opah Emran, dan meminta hak warisannya. Bagaimana pun Raka adalah anak kandung dari om Zacky, ayahnya Aisyah dan Arsy.

Bisa di bilang, Nindi mendapatkan om Zacky dengan cara yang tak wajar! Dia sangat terobsesi dengan lelaki kaya. Dulu om Zacky sangat berkecukupan bersama keluarga kecilnya. Namun saat Nindi masuk menjadi duri dalam rumah tangganya, opah Emran mengusir anaknya. Sebelum opah Emran mengusir om Zacky, bu Dina lebih dulu keluar dari rumah itu.

Om Zacky mencoba meyakinkan istrinya supaya tetap disampingnya dan tak meninggalkan dirinya. Akhirnya bu Dina luluh, karena om Zacky memberikan bukti kuat.

Tak disangka, hasil jebakan Nindi, membuat perempuan itu hamil. Dia meminta pertanggung jawaban pada orang tua Zacky yaitu opah Emran dan omah Tatiana. Dengan terpaksa, tanpa sepengetahuan bu Dina, om Zacky menikahi Nindi diam diam hanya orang tuanya yang tahu.

Namun setelah Arsy lahir, bu Dina baru tahu kalau suaminya menikahi Nindi. Dia murka sekali waktu itu. Dan pada saat yang bersamaan, muncul teror yang menghantui keluarga kecil bu Dina. Terlebih saat itu Arsy baru berusia 2 tahun. Dengan terpaksa, bu Dina dan om Zacky menitipkan Arsy pada orang tua om Zacky.