Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twenty Six : Ayah?
Veyra berjongkok di depan batu nisan yang bertuliskan nama om dan tantenya yang sangat ia sayangi. Ia memegang amplop coklat di tangan nya.
"Om, tante lihat deh" Veyra menunjukkan amplop nya. "Vee udah lulus sekarang, Vee juga udah bekerja di perusahaan om Dion seperti yang om Dion mau"
"..." Veyra berhenti sejenak. Ia menghela napasnya pelan.
"Maafin Vee ya Om, Tan. Vee jarang kesini beberapa bulan yang lalu. Vee sibuk dengan pekerjaan, ujian, dan masalah pribadi Vee sendiri"
Veyra mengusap batu nisan itu. Ia menaburkan bunga mawar di atas gundukan tanah yang sudah mulai rata. "Vee mau tanya sama Om dan tante. Apa ayah Vee itu masih hidup? Apa dia mencari Vee ya? Apa yang dikatakan Raka itu benar?"
Veyra berdiri dari tempatnya. Ia tahu bahwa seberapa pertanyaan yang ia lontarkan om dan tantenya itu sudah pasti tidak akan menjawabnya. Tentu saja tidak bisa.
Sebelum meninggalkan makam mereka, Veyra bertanya satu hal lagi. "Apa benar pak Ervan itu ayah kandung Vee?"
"Benar nak. Sangat-sangat benar"
"Hah?" Veyra berbalik. Ia mendapati pak Ervan sedang berdiri di belakangnya dengan setelan jas formalnya. Tak lupa dengan senyum yang mengembang di sudut bibirnya.
"Saya ayah kandung kamu" tambahnya lagi.
"Jika bapak memang benar ayah kandung saya, silakan bapak jelaskan semua kepada saya"
"Saya akan jelaskan, tetapi tidak disini"
14.15 WIB
Tempatnya di taman tak jauh dari area pemakaman. Veyra sedang duduk bersama dengan pak Ervan yang katanya adalah ayah kandung nya.
"Bapak bisa jelaskan sekarang" ucap Veyra datar.
"Dulu, bapak menikah dengan ibu mu karena perjodohan. Orang tua bapak memiliki bisnis besar dan sukses. Hidup bapak selalu berlinang harta. Bapak juga tidak bisa hidup dengan satu wanita saja. Anggap saja bapak ini brengsek!" ucap pak Ervan memukul dadanya.
Veyra masih menjelaskan penuturan pak Ervan dengan sangat intens. "Bapak pergi meninggalkan ibu kamu yang sedang kacau. Ibu kamu cukup depresi ketika tahu bahwa bapak menikah sirih dengan sekretaris bapak. Saat itu, ibu kamu sedang mengandung kamu. Usia kandungannya masih delapan bulan"
Air mata Veyra sudah lolos satu demi satu tetes. "Setelah tiga bulan bapak bertemu lagi dengan ibu kamu. Waktu itu bapak sedang membeli minum di warung pinggir jalan. Bapak melihat ibu mu sedang duduk di trotoar. Bapak mendengar penuturan ibu mu dari kejauhan"
"Anak aku udah aku kasih ke adik ku, hahahaha. Aku udah gak punya beban lagi. Suami ku sudah menikah lagi, aku jomblo deh. Hahahaha"
"Terus apa yang anda lakukan ketika melihat nya?"
"Bapak bawa ke rumah sakit, ternyata ibu kamu sakit jiwa"
"Enggak! Ini gak mungkin" Veyra menutup mulutnya. Berusaha bangun dari tidurnya, mungkin ini hanya mimpi. Ia menepuk pipi nya, dan benar sakit. Ternyata ini bukan mimpi.
"Enggak! Anda bohong sama saya. Ibu saya udah meninggal saya enggak pernah anggap ibu saya itu ada!"
"Sadar! Veyra sadar! Ibu kamu itu masih ada! Dia sangat menyayangi kamu" pak Ervan mengguncang bahu Veyra.
"Lepas!" Veyra berdiri lalu menghadap pak Ervan yang masih duduk menatapnya. "Apa itu yang namanya sayang? Apa ketika kita menyayangi seseorang kita harus membuangnya? Haha! Pantas saja, orang yang katanya sayang sama saya membuang saya begitu saja. Jadi ini definisi sayang!"
"Bukan begitu Veyra! Ibu kamu pasti mempunyai alasan untuk menitipkan kamu pada adiknya yaitu tante kamu"
"Alasan? Alasan apalagi hah? Sekarang saya tanya sama bapak. Kenapa bapak datang kesini untuk menemui saya?"
"Bapak hanya mendengar perusahaan dari Cahya Corp mendapat direktur baru perusahaannya. Bapak sangat penasaran siapa yang memegangnya. Sebelum insiden kecelakaan om kamu, bapak tidak pernah di terima untuk bekerja sama dengan perusahaan kamu. Mungkin karena om kamu membenci bapak" pak Ervan menghela napas. "Bapak berencana untuk mengajak perusahaan Cahya Corp bekerja sama. Bapak bertemu direktur perusahaan nya secara langsung dan itu kamu. Bapak merasa tidak asing dengan kamu, bapak terus mencari tahu tentang kamu lewat Raka. Manager perusahaan kamu" lanjutnya lagi.
"Sekarang bapak sudah tau kan siapa saya? Jadi untuk apa bapak mencari tau tentang saya?"
"Bapak mau kamu tinggal sama bapak nak" ucap pak Ervan lembut.
"Saya sudah bahagia dengan kehidupan saya. Jadi saya mau bapak jangan pernah ganggu hidup saya" ucap Veyra penuh dengan penekanan.
"Tolong nak, sekali ini saja. Biarkan bapak menebus kesalahan bapak"
"Saya rasa semua itu sudah terlambat pak" Veyra berjalan meninggalkan pak Ervan.
Seseorang mencekal pergelangan tangan Veyra. "Enggak ada kata terlambat untuk seseorang yang ingin memperbaiki kesalahannya"
Veyra mendongak, ternyata Raka lah yang menahan nya. "Apa lagi Rak? Apa yang harus di perbaiki? Semua udah jelas kan kalo gue udah bahagia sama kehidupan gue!" ketus nya.
"Lo bohong sama gue" ucap Raka dingin. Ia sudah melepaskan tangan Veyra.
"Apa maksud lo?"
"Tatap mata gue kalo emang lo bahagia sama kehidupan lo yang sekarang!" Veyra membuang muka. "Bener kan gue? Lo enggak bahagia dengan hidup lo yang sekarang Vee!"
"Tau apa lo tentang gue? Lo bahkan enggak selalu ada buat gue" kini Veyra menatap tajam Raka.
"Gue tau Vee, lo enggak bahagia dengan hidup lo yang sekarang"
"Omong kosong!" Veyra memutar bola matanya malas.
Raka menarik Veyra keras hingga tubuhnya menabrak dada bidang Raka. "Mulut lo bisa bilang kaya gitu tapi mata lo enggak Vee!"
Skakmat!
Veyra bungkam. Ia menatap Raka dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan Raka menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Lepasin gue, gue mau pulang" akhirnya Raka membiarkan Veyra untuk pergi meninggalkan nya.
Raka menghampiri pak Ervan yang sedari tadi melihat perdebatan singkat antara dirinya dan Veyra dari kejauhan.
Raka menepuk pundak pak Ervan. "Bapak tenang aja ya, Vee memang keras kepala orang nya. Tapi saya janji, saya akan buat Vee bisa kembali lagi sama bapak"
"Terimakasih ya nak Raka"
"Sama-sama pak" Raka tersenyum tulus.