NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 POV Zafran (2)

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Malam ini aku makan di warung itu lagi. Pertama kali di warung ini sudah 3 bulan yang lalu. Aku tidak sendiri bersama hanya dengan papi dan mamiku. Kedua kakakku dan kakak ipar istri dari Jafran tidak ikut. Waktu itu tengah sibuk dengan urusan bisnisnya.

Jefran ada kunjungan kerja di luar negeri sedang Royyan melakukan agenda bisnis di luar kota.

Mamiku yang entah kenapa.....

Saat pulang atau berangkat ke tempat yang pasti melewati warung itu. Mami selalu minta mampir.

Papiku jelas menyetujui akupun sama menyetujuinya meskipun tujuan kami berbeda. Papi dan mami tentu ingin ke warung karena ingin makan masakan warung itu sedangkan aku lebih ingin menemui si gadis sang pramusaji yang masih belum aku tahui namanya itu.

Hari ini suasana warung tampak tak sebegitu ramai waktu awal aku kesini. Bukan berarti sepi hanya kurang lebih 10 orang yang sedang makan dan 3 orang duduk diluar menunggu pesanan dibuatkan.

Kamipun segera mencari tempat duduk. Tempat duduk yang berada di awal. Mami seperti suka tempat duduk waktu awal kita di sini.

Mami dan Papi sudah menjadi langganan tetap di warung ini. Mereka bahkan sudah mengenal juga dengan pemilik warung ini. Kutahu pemiliknya dipanggil Mbak Rina dan Om Dio.

Pemilik warung yang tidak hanya ramah namun juga pandai menempatkan diri sehingga papi begitupun juga mami cocok.

Jika tidak ada waktu untuk makan di sini mami kadang meminta orang yang kerja di rumah untuk membeli makanan di sini.

"Halo Bu Dewi dan Pak Doni apa kabar?" ucap Mbak Rina dengan senyum lalu bersalaman dengan papi, mami juga diriku.

"Baik Mbak, bagaimana dengan mbak?

"Lho Om Dio kemana?" tanya papiku

"Baik juga Bu Dewi."

"Oh Om Dio lagi dibelakang ambil sate."

Yang ditanya keberadaannya akhirnya datang. Om Dio datang dengan sate yang berada digenggamannya.

Dia nampaknya kaget dengan kedatangan kami. Meletakkan sate yang masih belum matang itu berada di wadah bumbu bakar. Mencuci tangannya lalu bersalaman dengan kami.

Setelah itu mami memesan makanan untuk kami. Menunggu pesanan kamu dibuatkan mami dan papi nampak bercakap-cakap dengan mereka.

Sedang aku membuka hpku. Mencari-cari kesibukan lain selain itu juga mencari-cari pandangan agar bisa menemui si gadis. Lalu Mamiku berkata yang membuatku tertarik. Arah mataku memang di hpku tapi indera pendengaranku lebih menajam menunggu jawaban itu.

"Oh iya Mbak Rina, gadis yang biasanya ngelayanin tamu di mana ya?" tanya mami.

"Oh Liona ya di dalam masih nyunduk sate."jawab Liona

Liona....Liona...Liona

Aku menyebut namanya berulang kali di dalam hati. Akhirnya aku tahu nama gadis itu. Nama gadis itu segera aku catat di aplikasi pencatat hal-hal penting. Lalu aku arsipkan.

"Aku suka sama keterampilan dan kinerjanya melayani tamu mbak, selain gesit dan luwes dia juga begitu sopan." ucap mamiku yang diangguki oleh papiku yang sepertinya menyetujui atas apa yang diucapkan oleh mami.

Membuatku tak sadar menoleh ke arah mereka. Hp yang berada ditanganku sudah aku abaikan. Yang aku tahu mami biasanya tidak secara gamblang menyatakan perasaannya. Jika dia sampai menyatakan perasaannya berarti mami begitu tertarik dengan Liona sama sepertiku.

"Sejak masih SD sudah ikut saya bekerja lho mbak dia itu dia itu hidupnya kasihan dia-"

Jawaban dari mbak Rina membuatku merasakan perasaan haru. Kulirik raut muka mami ketika mbak Rina bercerita tentang kehidupan Liona yang cukup keras yang nampak trenyuh.

Jawaban Mbak Rina membuatku semakin kagum dengan Liona. Diumurnya yang terlalu muda dan masih belum cukup umur dia sudah bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Diusia remaja yang biasanya hidup lebih suka main-main bersama teman, hanya fokus belajar. Dia selingi dengan bekerja.

Kehidupanku yang jelas selalu dicukupi oleh papi dan mami membuatku jelas lebih bersyukur.

Entah rasaku padanya semakin merembet dan mengakar jauh di dalam hatiku.

*

*

*

Sejak aku mendengar dan tahu kurang lebih kehidupan Liona. Aku semakin terbayang-bayang oleh gadis itu. Aku ingin selalu berdekatan dengannya.

Sekarang aku sudah duduk dibangku SMA aku sekarang juga memiliki SIM aku bisa kemana-mana mengendarai kendaraan.

Papi sedang berada diluar negeri diikuti oleh mami. Jefran jelas di rumahnya sendiri setelah menikah. Di rumah hanya ada aku, Royyan yang masih belum pulang karena masih bekerja dan belasan pekerja di sini.

Aku hari ini ada niatan untuk mengunjungi Liona. Maka dari itu setelah aku pulang sekolah segera aku pulang di rumah untuk segera beres-beres.

Di dalam walk in closet aku bingung memakai pakaian apa. Akhirnya setelah cukup lama berpikir aku memilih memakai kaos polos lengan panjang warna coklat tua dan celana kain warna krem tak lupa aku memakai jaket berwarna hitam.

Setelah itu memakai parfum favoritku yang terasa menyegarkan. Melihat cermin menilai penampilanku apakah sudah pantas untuk bertemu dengan Liona atau tidak. Dirasa pantas aku segera menuju ke garasi rumah.

Sekarang aku bingung untuk memakai mobil atau sepeda motor. Ah aku memakai sepeda motor saja. Aku memilih salah satu sepeda motor yang tertata rapi digarasi. Aku segera mengendarai motor sportku.

3 jam perjalanan aku akhirnya sampai di warung tempat Liona bekerja. Aku segera memakirkan motor sportku dan masuk ke dalam warung.

Warung terlihat sepi karena ini bukan jam makan malam. Ini masih sore. Liona sedang mencuci piring dengan bersenandung lucu. Aku segera mengambil hpku dan memotret diam-diam. Wajahnya hanya terlihat dari samping tapi aku merasa cukup. Aku tersenyum puas atas hasil potretanku.

Suara panggilannya membuatku tersentak kaget. Syukurnya dia tidak menyadari bahwa aku memotretnya. Aku segera mengeluarkan suaraku.

"Makan di sini sate 1 porsi ya mbak."kataku

"Oh iya, silahkan duduk, tunggu dulu ya." ucapnya dengan lesung pipi yang menghiasi pipinya ketika dia tersenyum ataupun berbicara.

Aku memilih tempat duduk menghadap jalan di samping tempat pemanggangan sate. Kenapa aku lebih memilih untuk duduk di sini tempatnya yang strategis bisa menatap Liona lama-lama meskipun nantinya ada bau asap di pakaianku aku tidak masalah.

Setelah itu Liona berbalik arah dan akan melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Aku segera memanggilnya agar dia lebih lama di sini denganku aku tidak rela saat dia melangkah menjauh dariku. Liona lalu menghentikan langkahnya dan menoleh padaku.

Aku bingung setelah aku memanggilnya aku harus berkata apa. Kulirik daftar menu yang dipajang di dinding warung. Nah akhirnya....

"Minumnya es jeruk 1 ya mbak." ucapku akhirnya

"iya." jawabku sambil tersenyum. Setelah itu dia berlalu ke belakang.

Tak lama dia kembali. Dia menuju di tempat pembakaran sate. Aku mengamatinya lewat tempat duduk sambil menopang dagu. Baru tahu badannya mungil berbanding dengan badanku yang besar.

Tak berselang lama Mbak Rina datang. Satepun telah selesai dibakar oleh Liona. Mbak Rina lalu meracik bumbu dan mengajak mengobrol denganku.

Aku mencuri-curi pandang Liona yang membuatkan minuman untukku. Setelah itu dia mengantar minuman juga makanannya untukku.

"Ada yang dipesan lagi."tanyanya

"Nggak mbak...." ucapku dengan tersenyum dengan memberanikan diri menatap tepat di kedua matanya.

"Baik, Selamat makan." ucapnya dengan ramah.

Ucapan selamat makan darinya membuatku makan dengan lahap. Aku semakin yakin tentang perasaanku bahwa aku benar-benar menyukainya.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!