REINKARNASI berkali-kali dan berpacaran dengan seorang MALAIKAT TERKUTUK? Oh, please! Itu hanyalah sebuah cerita fantasi!
Tapi di Cerita ini, semuanya terasa... NYATA!
Kisah CINTA terlarang antara Manusia dan Malaikat, yang menyebabkan terjadinya peperangan antara Malaikat dan Golongan Terasing.
Golongan Terasing adalah Makhluk Abadi yang memburu seorang Myra Ainsley (Manusia), karena sudah menyalahi TAKDIR dengan melakukan REINKARNASI berkali-kali.
Itulah sebabnya Ignatius (Malaikat), menyembunyikan Myra Ainsley di sekolah tempat manusia setengah malaikat (NEPHILIM) agar terhindar dari kematian.
-Apakah Ignatius berhasil memerangi para MAKHLUK ABADI itu?
-Apakah Myra Ainsley berhasil mempertahankan hidupnya di Reinkarnasi terakhirnya?
Ikuti kisah "THE CURSED ANGEL" hanya di NovelToon... ❤
👣Follow Me👣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCA-28 : SEPUCUK SURAT!
Lapisan kabut yang berarak seperti barisan tentara, menyelimuti Fort Line sepanjang malam. Suasana suram menyelimuti semua orang pada pagi harinya. Jadi, sepanjang hari Jumat itu di sekolah, Myra merasakan dirinya seperti terseret ombak yang bergerak lambat.
Guru-guru tidak bisa memusatkan perhatian mereka, dan penyampaian pelajaran yang mereka berikan terkesan datar dan lambat. Murid-murid duduk dengan lesu, berjuang untuk tetap terjaga di sepanjang hari yang lembab dan membosankan.
Rasa bosan sudah merasuki Myra hingga ke tulang, hingga pada saat jam pelajaran berakhir. Myra tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan di sekolah, yang bahkan bukan sekolah aslinya dalam kehidupan sementara, yang hanya berpusat pada kehidupan yang sebenarnya.
Yang ingin Myra lakukan sekarang adalah merangkak naik ke tempat tidurnya dan memejamkan mata untuk melupakan segalanya. Bukan hanya faktor cuaca dan minggu pertama yang terasa lama di Laware, tapi pertengkarannya dengan Ignatius membuat banyak pertanyaan dan kegelisahan yang membuat Myra hampir saja kehilangan akalnya!
"Haaah! Kenapa semalam bisa bertengkar dengan Ignatius? Apa pemicu awalnya? Aku tidak mengingat awal mula pertengkaran itu! Kacau....kacau....kacau!" monolog Myra kesal.
Myra tidak bisa tidur sama sekali tadi malam. Dalam kegelapan tengah malam, dia terseok-seok kembali ke kamar asramanya. Myra membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjang, tanpa bisa terlelap.
Sikap Ignatius yang tidak melibatkannya sudah tidak membuatnya terkejut, tapi bukan berarti Myra bisa menerimanya dengan tenang.
Dan sebuah perintah dengan gaya cauvinist penuh penghinaan yang dia berikan agar Myra tetap berada di lingkungan sekolah? Huh! Memangnya ini abad kesembilan belas?
Terlintas di dalam benaknya bahwa mungkin saja Ignatius pernah bicara kepadanya seperti itu berabad-abad yang lalu, tapi seperti Jane Eyre atau Elizabeth Bennet, Myra yakin tidak ada seorang pun dari sosok masa lalunya yang akan bisa menerima perintah seperti itu. Dan Myra tidak bisa menerimanya sekarang!
Myra masih merasa kesal dan terganggu setelah pelajaran tadi, dan dia berjalan menembus kabut untuk menuju ke asramanya. Kedua matanya sayu dan dia nyaris berjalan sambil tidur, saat tangannya mencengkeram gagang pintu.
Myra memasuki ruangan kosong yang redup, hampir saja dia tidak melihat sebuah amplop yang diselipkan oleh seseorang ke bawah pintu kamarnya.
Amplop itu berwarna cream, tipis dan berbentuk persegi. Ketika Myra membaliknya, dia melihat namanya diketik di bagian depan drngan huruf kecil. Myra merobeknya.... Dia ingin melihat sebuah kata permintaan maaf dari Ignatius. Dia menyadari bahwa dia juga harus meminta maaf kepadanya.
Surat di dalamnya ditulis dengan mesin ketik, diatas kertas berwarna cream dan dilipat tiga.
Dear Myra,
Ada sesuatu yang sudah lama sekali ingin.aku berikan kepadamu. Temui aku di kota, dekat Noyo Point sekitar pukul enam sore ini. Bus nomor 5 di Hwy 1, berhenti sekitar setengah kilometer di sebelah selatan Laware. Pakai tiket bus yang ada di dalam amplop ini. Aku akan menunggu di North Cliff. Aku tidak sabar untuk segera bertemu dengan kamu.
^^^Love, Ignatius.^^^
...----------------...
"Sreek... Sreek... Sreek..."
Myra mengguncang-guncangkan amplop tersebut, dan merasakan ada selembar tipis kertas di dalamnya. Myra menarik keluar lembar tiket bus tipis berwarna biru dan putih dengan cetakan angka lima dibagian depan, dan peta Fort Line sederhana yang tercetak dibelakang tiket itu.
Myra merasa bingung. Ignatius tidak menyebutkan tentang pertengkaran mereka semalam di pantai. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, lalu dia mengharapkan Myra melakukan perjalanan atas kemauan Ignatius di hari berikutnya.
"Aneh...! Apa dia tidak sadar habis bertengkar dengan aku semalam? Kok bisa-bisanya sekarang dia minta aku menemui dia?" monolog Myra sambil memangku seekor kucing hitam yang entah dari mana.
Sama sekali tidak ada permintaan maaf!!
Aneh! Ini sangat aneh. Ignatius bisa muncul.kapan saja dan di mana saja. Biasanya pemuda itu tidak menyadari realita logis yang harus dihadapi oleh para manusia biasa.
Surat ditangan Myra terasa kaku dan dingin. Sebagian dari dirinya yang bersifat pembangkang, merasa tergoda untuk berpura-pura tidak pernah menerima surat tersebut.
ingin muntah ga Tius???