NovelToon NovelToon
Duchess Who Lost Her Memory

Duchess Who Lost Her Memory

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Gadis Amnesia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: ldya ambar

seorang Duchess yang dikenal kejam tiba tiba hilang ingatan. melupakan suaminya sang Grand Duke rian Vosger serta anak nya Felix Vosger. dikenal sebagai seorang yang kejam seketika berubah menjadi baik akan kah Duchess mengingat kenangan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ldya ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 28: kedatangan penjahit

"Sialan!" Rutuk duke dengan kesal.

"Duke tenang lah," ucap clara mencoba menenangkan emosi duke.

"Bagaimana aku bisa tenang duches! Dia telah berbicara kasar tentang anda."

"Tidak perlu pedulikan dia duke, yang terpenting sekarang ivana sudah sah berpisah dari nya."

"Kau tidak mengerti clara," ujar duke memeluk clara dengan erat.

"Bagaimana jika tadi aku tidak datang tepat waktu, mungkin kau akan di cemooh oleh masyarakat," sambungnya.

"Iya kau benar duke, terimakasih atas pertolongan nya."

"Apa perceraian marchiones, ah maksud saya nona ivana berjalan dengan lancar?" Tanya duke menggandeng tangan clara menyusuri lorong kastil.

"Ya itu semua berjalan lancar, dan ivana memenangkan hak asuh anak nya," ujar clara tersenyum senang.

"Syukurlah kalau begitu."

"Saya penasaran kenapa anda tiba-tiba datang ke sana?"

Duke terlihat tersipu malu lalu mengalihkan pandangan nya.

"Aku ada urusan disana."

"Sayang sekali aku pikir kau datang karena ingin menemui ku," goda clara melihat wajah duke yang memerah.

"Duches, saya teringat ada sesuatu yang ingin saya kerjakan. Maaf saya harus pergi." Duke melepaskan tangan clara perlahan lalu pergi meninggalkan clara sendiri.

"Dia sangat pemalu," gumam clara tersenyum.

Keesokan harinya cuaca terlihat sangat bagus dan clara memutuskan untuk menikmati teh dipaviliun taman. Semerbak wangi bunga sangat menyengat hidung nya dan itu membuat nya sangat senang.

"Duches selamat pagi." Ucap ivana memberi hormat pada clara.

"Ivana?"

"Duduk lah dulu."

Ivana mendekati clara dan duduk dihadapannya.

"Apa tidur mu nyenyak?" Tanya clara meneguk teh nya sementara leah menuangkan teh untuk ivana.

"Ya itu semua berkat anda duches."

"Haha.. kau bisa saja," tukas clara tertawa kecil.

"Duches saya ingin memberikan anda ini sebagai ucapan terima kasih saya kepada anda," sahut ivana memberi kan sebuah bros besar berwarna hijau berkilauan.

Clara terkejut. "Ivana itu tidak perlu, aku tidak membantu untuk mendapatkan imbalan."

"Saya tahu itu nyonya, tapi tetap saja saya ingin anda menerima ini."

Ivana tertunduk lesu, ia tidak punya apa apa untuk memberikan duches hadiah sebagai ucapan terima kasih nya pada duches. Yang ia punya hanya bros ini, bros milik mendiang ibunya.

Clara menghela napas berat. "Baiklah kalau begitu."

Ekspresi ivana berubah menjadi senang karena duches akhirnya menerima hadiah dari nya.

"Terima kasih ya ivana, aku akan menjaga nya," ucap clara tersenyum pada ivana.

"Ngomong ngomong, saya dengar anda sangat suka menjahit. Apa itu benar?" Tanya clara.

"Bagaimana anda tahu?" Tanya ivana terkejut. Tidak ada yang tahu mengenai hal itu kecuali theo dan pelayan pribadi nya.

"Saya dengar dari theo, dia bilang ibunya suka menjahit dan sering membuatkan nya pakaian."

"Itu benar, saya sering menjahit untuk mengisi waktu luang saya. Tapi marques tidak menyukai nya dan menghancurkan alat jahit saya saat pulang kerja." Ivana terlihat begitu sedih karena mengingat kejadian itu. Bagi nya menjahit adalah sebuah bentuk kenyamanan yang bisa ia rasakan dan saat kecil ia sudah bercita cita ingin menjadi seorang penjahit terkenal di ibu kota.

Clara mendehem. "Penjahit ku sedang mencari pekerja yang bisa membantu nya, apa kau bersedia melakukan nya?" Tanya clara.

"Jika kau tidak menginginkan nya tidak apa-apa."

"Tidak nyonya, saya sungguh menginginkan nya," sahut ivana terdengar yakin sambil menggenggam tangan clara dengan kedua tangan nya.

"Apa kau yakin?"

"Iya, saya sangat menginginkan nya."

"Baiklah, aku akan menghubungi nya dan mungkin dia akan datang kesini untuk menemui mu."

Di tengah malam berkabut terlihat pintu perpustakaan terbuka lebar. Clara mengamati pintu tersebut, ia yakin bahwa tadi butler sudah mengunci semua pintu dengan rapat. Ia mendekati pintu itu dan mendapati duke sedang fokus membaca di bawah lentera kecil.

"Duke, apa yang anda lakukan disini tengah malam?"

Duke tidak menyadari keberadaan clara. Dan ia cukup terkejut mendapati clara yang berkeliaran ditengah malam.

"Duches, kenapa anda belum tidur?"

Clara mendekat kearah duke.

"Aku bermimpi buruk dan tidak bisa tidur lagi."

"Apa yang sedang kau baca?" Tanya clara duduk disamping duke.

"Aku membaca buku bahasa kuno."

"Bukan kah buku itu sulit dibaca."

"Ya kau benar, tapi aku sudah belajar menggunakan bahasa kuno saat umur ku enam belas tahun."

"Wah aku tidak percaya bahwa kau sudah mempelajari nya sejak remaja," puji clara tersenyum. Dan itu membuat duke tersipu malu.

"Ayah ku yang mengajari nya, dia mengatakan bahwa anak laki laki harus pandai dan dapat diandalkan."

"Itu mengingatkan ku kepada ayah dan kakak ku," sahut clara tersenyum.

"Kenapa?" Tanya duke penasaran.

"Ya saat aku kecil, mereka sering mengatakan bahwa mereka akan menjaga ku dan menjadi pengawal untuk ku karena aku seorang gadis kecil."

"Mereka pasti sangat menyayangi anda." Timpal duke menatap clara dengan tersenyum.

"Kau benar, mereka sangat menyayangi ku. Tapi aku tidak pernah melakukan apa pun untuk mereka," ujar clara murung.

"Kau pasti bisa membuat ayah dan kakak mu bahagia." Duke menggenggam tangan clara dengan lembut yang terasa sangat dingin.

"Ya aku pasti akan melakukan nya."

"Baiklah aku akan selalu percaya padamu."

Keesokan harinya setelah mendapat surat undangan duches, seorang wanita tua yang dikenal sebagai penjahit terkenal di ibu kota datang ke kastil quers.

"Salam kepada nyonya duches," ucapnya sembari menunduk memberi hormat.

"Silakan duduk viscountes Diana."

"Terima kasih."

Wanita itu pun duduk disofa menghadap sang duches dan juga ivana.

"Surat anda tertulis bahwa anda ingin mengatakan sesuatu pada saya, apa itu?" Tanya nyonya Diana penasaran tentang undangan yang tiba-tiba saja.

"Saya dengar anda sedang mencari pekerja yang bisa membantu anda dalam menangani masalah butik yang sedang anda jalankan. Apa itu benar?" Tanya clara.

"Iya itu benar, beberapa hari ini saya sangat kelabakan karena pelanggan terus berdatangan ke butik saya. Jadi saya ingin mencari pekerja yang bisa membantu saya."

"Kebetulan sekali teman saya ivana sangat tertarik dengan tawaran itu, apa kah dia bisa bekerja di butik anda?"

"Tentu saja, jika anda tertarik dalam bidang ini. Maka saya akan memikirkan nya," ujar nyonya Diana.

"S-saya sungguh tertarik dengan penawaran itu dan saya bisa menggunakan mesin jahit," ucap ivana sedikit gugup, tapi tekad nya sudah bulat bahwa ia sangat menginginkan pekerjaan ini.

"Itu menarik, kau bisa datang besok kebutik ku. Aku ingin melihat kemampuan mu."

"Te-terima kasih madam Diana."

"Tidak masalah, saya memang ingin memiliki pekerja yang memiliki kemampuan yang ahli dibidang ini. dan kebetulan saya ingin melihat nya sendiri kemampuan anda."

"Terima kasih banyak madam, saya akan bekerja keras untuk itu."

1
Nia Kurnia
masih menyimak
Evian Ningsih
Kecewa
Evian Ningsih
Buruk
eritaaee aa
daebak thorr👏👏
Withealth Manttrim
keren banget
Agus Tina
Semakin penasaran ..

.
Lestari Ratnawati
lanjut author 🫰
Annida Annida
ceritanya bagus dan bikin penasaran, lnjut tor
Kuri
Ngakak guling-guling 😂
Dallana u-u
Jangan lupa update yaa, ini fan berat nih
Gladys
Jalan ceritanya keren, endingnya bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!