Season Dua dari "Lily: Rahasia Gadis Kampung"
Briela Leonor, putri dari Raja Leonor, adalah pewaris tahta di sebuah kerajaan yang kekuasaannya melampaui presiden, menteri, dan semua gubernur. Setelah kematian suaminya, Briela memilih hidup sebagai rakyat biasa untuk melindungi anaknya, Xaviera, dari intrik politik yang mematikan.
Selama dua puluh tahun, Briela berhasil menyembunyikan identitasnya di sebuah provinsi kecil di wilayah Barat kota Riga. Kini, Xaviera telah dewasa, dan pernikahannya membawa kebahagiaan besar bagi Briela. Namun, kebahagiaan itu segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Xaviera menjadi korban penyiksaan dan pelecehan oleh suaminya, Aron Ace.
Situasi semakin genting ketika sebuah kasus besar muncul, mengancam kestabilan negara. Briela dihadapkan pada keputusan sulit: membuka identitasnya dan kembali memimpin negara untuk menyelamatkan putrinya dan mengembalikan kedamaian, atau tetap tersembunyi dan menyaksikan kehancuran yang tak terelakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Mata Briela memerah dan ingin sekali menumpahkan amarahnya, air matanya karena mengingat Xaviera yang diperlakukan seperti itu.
“Sakit bukan? Berani sekali kau melukai anakku.”
“Apakah kalian pantas di sebut manusia?”
“Bahkan jika Xaviera bukan lah anakku dan tidak memiliki kekuasaan apa pun, kalian tidak berhak menyakiti siapa pun tanpa belas kasih!”
“Kalian bukan manusia!!”
Briela dengan penuh amarah. Dengan langkah cepat, dia menampar Santi berulang kali, sama dengan yang sering di lakukannya kepada Xaviera. Membuat Santi menangis sesegukan dan kembali memohon maaf kepada Briela.
“Siram mereka dengan air yang sangat dingin dan jangan biarkan mereka mati. Tanpa izinku mereka tidak boleh mati!”
Mata Briela menajam.
“Kalian pantas mendapatkan ini, seumur hidup kalian, hanya akan merasakan betapa sakitnya hati seorang ibu, sakitnya diperlakukan tidak adil dan merasakan berlipat kali lebih sakit dari apa yang anak ku rasakan!” ucap Briela.
Dia menghempaskan tali pinggang yang berada di genggamannya kemudian dengan langkah yang tegap meninggalkan tempat tersebut.
Beberapa hari kemudian, keadaan Xaviera membaik. Undangan penyambutan Briela dan juga pengangkatannya sudah di sebar. Beberapa dari mereka merasa penasaran dan tidak sabar menunggu hari tersebut.
Banyak dari kalangan terpandang bahkan membuat baju khusus untuk menyambut kembalinya Ratu yang sebenarnya, kali ini dia akan datang bersama dengan putrinya.
“Xaviera, ada apa?” tanya Briela yang melihat Xaviera melangkah sedari tadi di hadapannya, berulang kali.
“Tidak apa-apa Ma.”
“Kau gugup?” tanya Briela tersenyum.
Xaviera kemudian mengangguk dan menjelaskan jika dia tidak pernah berhadapan dengan orang banyak selama ini, bahkan di kampus dan di sekolah, dia tidak begitu menonjol. Kali ini saat dia akan berjalan bersama Briela, seluruh mata negeri Gumi akan menyorot dan memperhatikannya, dia takut melakukan kesalahan.
“Percaya sama Mama, kau pasti bisa. Nanti akan terbiasa. Kau hanya perlu mengikuti langkahku dan semuanya akan aman,” jelas Briela.
Xaviera kemudian mengangguk dan memeluk Briela kembali.
“Mama, di mana Lily?”
Briela menjelaskan bahwa saat Xaviera di rawat, Lily beberapa kali menemaninya, tapi di sisi lain, dia pun terlihat sibuk mengatur pekerjaannya. Karena itu Briela meminta Lily kembali ke negaranya untuk menyelesaikan semuanya.
“Baiklah, aku akan mengunjunginya,” ucap Xaviera tersenyum.
“Hmm, iya. Kalau kau memiliki waktu luang untuk itu,” jelas Briela.
“Apa maksud Mama?”
Briela tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin memberikan gambaran aturan istana yang sedikit ketat dari masyarakat umum, dan juga banyak kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran.
Walau Briela ingin putrinya hidup santai, nyaman, tapi tanggung jawab tidak bisa dielakan begitu saja.
...----------------...
Esok hari.
Briela di jemput oleh beberapa mobil dengan bendera kerajaan. Dia memasuki mobil mewah tersebut bersama dengan Xaviera. Dengan penuh keanggungan, gaun yang di gunakan Briela begitu mengalirkan energi kekuasaan.
Begitu pun dengan Xaviera. Dia lebih banyak terdiam dan anggun. Dia berjalan tegap mengikuti langkah ibunya. Untuk memasuki istana Leonor.
Semua tamu yang menunggunya sejak lama, kini mereka akan melihat Ratu yang baru.
Pintu ruangan dengan daun pintu menjulang tinggi terbuka. Ornamen-ornamen khas dan mewah desain seorang perancang dunia kini mengkilau menyambut kedatangan Briela.
Dia berjalan menaiki anak tangga dan berhenti tepat di hadapan permaisuri Leonor yang telah siap menyisipkan sebuah mahkota kerajaan di atas kepala Briela.
Seluruh mata menatap Briela tanpa berkedip. Wajahnya memang adalah duplikat dari wajah Raja Leonor sebelumnya dalam versi perempuan.
“Selamat datang sayang,” ucap permaisuri.
Dia pun mengelus pipi cucunya.
“Yang Mulia permaisuri,” ucap Xaviera.
Permaisuri mendengar itu tersenyum hangat, dia berbisik mendekati Xaviera, “tidak masalah jika kau ingin memanggilku nenek,” ucapnya dengan mengedipkan mata.
Xaviera mendengar itu hanya tersenyum manis.
Briela pun tersenyum, dia kemudian sedikit menunduk dan menurunkan badannya. Mahkota dengan permata zavir itu sudah berada di atas kepala Briela.
“Salam Yang Mulia Ratu Briela Leonor,” ucap para tamu undangan dengan serentak, kemudian membungkuk untuk memberikan hormat.
Briela tersenyum dengan menggenggam tangan Xaviera. Dia berjalan dan duduk di atas singgasana kerajaan Leonor Negeri Gumi.
...----------------...
“Lalu, tuan putri Xaviera saat ini, belum menikah?” tanya Agam.
Lily menggenggam tangan suaminya dan menggelengkan kepalanya. Dia menjelaskan kepada Agam, bahwa Xaviera sibuk dengan urusan negara. Bahkan jika dia ingin menikah lagi, membuka hatinya untuk seorang pria, hanya pria tangguh yang bisa menaklukkannya.
Dalam beberapa tahun setelah kejadian itu, sikapnya berubah menjadi tangguh, tegas dan sangat disiplin. Tidak ada lagi Xaviera yang ceria dan lemah, mudah ditindas. Bahkan Lily saat mengagumi sosok Xaviera yang baru.
“Besok kita akan ke negara Gumi, aku akan memperkenalkan mu kepada mereka,” ucap Lily.
Agam hanya mengangguk tersenyum.
“Bagaimana sebelum itu, kita memberikan cucu dulu untuk Ratu Briela, agar hatinya sangat senang saat bertemu kita,” ucap Agam dengan mengedipkan matanya.
Lily ingin menjawab ucapan Agam, tapi tubuhnya sudah berada di dalam gendongan Agam.
“Gam, lepaskan. Bukankah pagi tadi kita sudah melakukannya,” ucap Lily yang berusaha melepaskan diri.
“Pagi tadi? Hmm aku lupa,” ucap Agam dengan tersenyum jail.
“Agam, lepaskan,” ucap Lily.
Agam diam saja dengan senyum yang tersungging jelas.
Lily kemudian menggunakan jurus bela dirinya, tapi Agam bisa menghindar dengan mudah, hingga Agam tiba di depan kamar mereka, dan membuka kamar hanya dengan menggunakan kakinya.
Agam meletakkan Lily dengan lembut di atas kingbad. Sedikit kesempatan membuat Lily berusaha untuk kabur tapi Agam yang sudah tahu sifat Lily, dengan cepat menarik tubuh Lily dan mengukungnya.
“Aku tahu kau hebat dalam segala hal untuk melawanku, tapi dalam hal ini aku tidak akan mengalah sayang, kau harus menjadi penurut,” bisik Agam yang membuat bulu kuduk Lily berdiri.
Agam mulai mengecup kening Lili, hidungnya lalu tersenyum.
Lily menutup bibirnya rapat dengan mata yang terpejam. Membuat Agam tersenyum. Dia melihat istrinya sangat menggemaskan. Andaikan Lily adalah makanan, mungkin saja dia sudah menelannya.
“Sayang, aku mencintaimu,” ucap Agam kemudian mengecup bibir manis Lily dengan lembut.
🌻🌻🌻🌻 terimah kasih untuk para pembaca, tunggu karya author selanjutnya ya 🌻🌻🌻🌻