NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

*Dijamin TAMAT karena isi cerita telah dibuat dan hanya dikirimkan secara berkala

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 - Warriors and Nobles

Kuda meringkik kencang, lima ratus pasukan prajurit dan lima bangsawan dipandu oleh Pangeran Mahkota Aethel Raven Vollerei serta Marquess Drevan de Moonstone. Rakyat dan keluarga terdekat dari prajurit maupun bangsawan melambaikan tangannya. Isak tangis dan perasaan sedih mengiringi mereka semua untuk pergi.

Pangeran Aethel memandangi sosok tunangannya. "Aku akan segera kembali," tekannya dengan gigih.

Seolah tahu apa yang dikatakan oleh Pangeran Aethel, Aphrodite tersenyum dan melambaikan lengannya ke atas. Ketika Putra Mahkota Vollerei memalingkan wajahnya, ia menjaga ekspresinya agar tetap datar.

"Tunangan anda terus melambaikan tangannya, tidak ingin membalasnya?" Marquess Drevan bertanya kepada pangeran di atas kuda tersebut. Dibalas dengan seringai kecil dari Pangeran Aethel.

"Takutnya jika aku melihat ke belakang lagi, bukan tanganku yang melambai. Namun aku langsung menyusul dia," ungkapnya dengan santai.

Melecutkan tali kekangnya, kuda tersebut berlari kencang. Otomatis para prajurit dan bangsawan mengikuti langkahnya dan keluar dari gerbang kekaisaran Vollerei. Marquess Drevan mengimbangi derap kuda sang Pangeran Pertama. Jika bisa, secepat mungkin mereka harus segera sampai di daerah Bezile.

Drevan melecutkan tali kekang ke badan kudanya, ketika bersisian dengan Pangeran Aethel ia berkata, "Prediksiku dari keadaan seperti ini, kita akan sampai di daerah itu sekitar 15 hari lagi."

"Ya, saya juga sudah memperkirakan lebih dari 10 hari. Belum terhitung jika terdapat kendala di perjalanan," balas Pangeran Aethel dengan badan tegap.

Tanah tandus sekali, bebatuan tercecer berantakan. Rombongan Pangeran Aethel telah melangsungkan perjalanan selama beberapa jam lamanya. Matahari berada di samping, menunjukkan bahwa petang hari dimulai. Menyadari bahwa orang di belakangnya sudah merasa lelah, dia menarik tali kekang kudanya dengan cepat dan memerintah mereka, "Kita beristirahat disini dahulu."

"Baik pangeran," sahut sejumlah bangsawan dan prajurit.

Ketika prajuritnya membangun perkemahan kecil, Pangeran Aethel ikut bahu membahu menawarkan beberapa bantuan. Pada akhirnya dalam kurun sejam perkemahan sudah jadi dan prajurit dapat mengistirahatkan dirinya.

"Saya hendak berkeliling dahulu." Matanya melihat lekat pada Marquess Drevan yang tengah menyeka keringat. "Kau, Marquess Moonstone, ikut denganku."

Merasa terpanggil, Marquess Drevan menoleh ke belakang. Dengan wajah bertanya tanya, ia mendekati rekannya yang menjadi prajurit. Mengetahui bahwa Drevan tidak tahu apa yang dikatakan oleh calon kaisar, Duke Cornwall membuka mulutnya. Andromeda merendahkan suaranya dan berkata, "Pangeran hendak memeriksa sekitar dan mengajak anda untuk pergi bersamanya."

"Oh begitu. Terima kasih Duke Cornwall."

Sebelum menyusul pangeran mahkota, Drevan mengaitkan kudanya bergabung bersama yang lain. Lalu mengambil sejumlah alat yang akan dibutuhkannya dalam keadaan mendadak. Matahari hampir terbenam ke bawah tanah. Namun langit masih berwarna oranye kemerahan.

Pangeran mahkota menyingsingkan baju dalamnya di balik lindungan zirah, mengangkat telunjuk ke suatu tempat. Mata Drevan mengikuti arah jari sang pangeran dan matanya membelalak. "Sejak kapan ada pemukiman warga disini?"

"Yah.. itu dia. Aku baru menyadarinya saat tengah mengurusi tenda. Salah seorang prajurit melihatnya lebih dulu dan melapor padaku," cetusnya dengan wajah datar. Kakinya tetap melangkah ke depan.

Mendekati perkampungan tersebut. Sungguh aneh terdapat kehidupan di tanah seperti ini. Tidak lupa dia berjalan beriringan Marquess Drevan yang sama penasarannya dengan dirinya. Tidak lain karena Marquess Drevan selaku penunjuk jalan pun baru tahu terdapat pemukiman di dekat sini.

"Apakah kita berjalan ke arah yang salah?" selidik Pangeran Aethel. Drevan menggeleng kecil dengan mata hijau tua tajamnya. "Aku yakin jalan kita benar, akan tetapi orang orang timur yang menggelar dagangan bagi pelancong masih jauh sekali jaraknya dari danau ini.

Dengan terkejut, mereka mendapati bahwa orang disini memiliki karakteristik yang berbeda beda. Ada yang berkulit hitam, berkulit putih, sawo matang, dan kuning langsat. Namun mereka sangat dekat seolah perbedaan itu tidak menjadi permasalahan. Tepat ketika langkah kaki keduanya mulai menuju ke loak, seorang anak laki laki keluar dan berlari riang.

Perawakannya hampir mirip dengan rakyat di kekaisaran Vollerei. Hanya saja rambutnya berwarna putih cerah, membuatnya terlihat bersinar di petang hari. Tangannya memegang batang bambu kecil yang bila diayunkan dapat berputar akibat terpaan angin.

Salah satu teman si kecil menyusul dari belakang dengan perawakan berkebalikan jauh. Kulitnya hitam manis, matanya besar dan bibirnya tebal. Bajunya tidak lusuh dan wajahnya tidak seperti pelayan dari anak kecil berkulit putih ini.

Pangeran dan Marquess berusaha agar tidak memandang anak hitam itu dengan tatapan aneh, namun tidak berhasil. Tetap saja wajah keduanya menyimpan keterkejutan besar.

Bagaimana bisa ada klan dengan warna kulit dan perawakan seperti ini??

Setidaknya Marquess Drevan yang pernah melakukan perjalanan ke Bezile membantu pria itu untuk bersosialisasi. Pangeran Aethel memperhatikan seksama hingga anak tersebut berlari menjauh. Sedangkan anak berkulit hitam yang mengikutinya di belakang tidak berbicara apapun dan menyusulnya.

"Bagaimana?"

"Ah, dia memang pengungsi dari Bezile, anehnya dari gerak geriknya seperti terjadi sesuatu di daerah tersebut. Mereka baru saja membangun pemukiman dua bulan yang lalu," jawab Marquess Drevan dengan datar.

Mendengar ini, Pangeran Aethel menggangguk kecil. "Selain itu apa yang ia katakan?"

"Dia hanya menceritakan hidupnya disini sekilas, serta nama dan asalnya. Tadi saya sempat meminta izin untuk membangun perkemahan di sebelah rumahnya dan dia berlari masuk."

Pangeran Aethel mengerutkan keningnya. Kondisi di sekitar cukup riuh. "Kita susul saja, barangkali ada informasi yang dapat diambil," timpal Pangeran Pertama. Kedua pria tersebut pun berjalan hingga memasuki perkampungan tersebut.

Tidak lupa Marquess Drevan memberitahukan bahwa perkampungan ini menggunakan prinsip multikulturalisme, dimana setiap orang dari suku berbeda dan klan tertentu berada di sini atas perasaan senasib sepenanggungan. Kaisar di kerajaan lain melakukan genosida sehingga memicu mereka kabur dari Bezile.

Mendengarkan cerita tersebut membuat hati Pangeran Pertama terasa dicubit. Betapa kasihannya warga yang tidak bersalah ini. Di sisi lain dia juga merasa bingung mengapa kaisar yang baru menjabat malah mengerahkan pasukan prajuritnya untuk membantai orang dengan tampilan fisik mencolok dan berbeda.

*****

Kayu bakar sudah berwarna kehitaman, api menjulur dan memberikan rasa hangat. Hari telah gelap seutuhnya, menyisakan sejumlah manusia yang berdiam di dalam lingkaran.

Duke Cornwall mengikat liontin giok merah di pinggangnya. Meskipun dia tidak mengetahui jelas akan dipakai atau tidak, pria tersebut masih mengingat prinsip manfaatkan segala hal sebaik mungkin. Ia mengizinkan Evelyn untuk keluar dari kediaman Zen. Segala urusan keluarga dan kepentingan Zen ia alihkan pada ibunya.

Selain itu terdapat jimat pemberian Rosella yang ditaruh di altar ibadat selama dua hari dua malam. Dia menyerahkannya tepat pada saat iring iring pasukan sudah bersiap ke luar. Benar saja sejumlah prajurit yang melihat dan bertanya tertawa keras usai mendengar cerita darinya.

Konyol sekali.

Salah satu prajurit yang telah sering bersapa tegur dengannya, Henry jelas terpana pada baru giok merah yang melekat di pinggangnya dari kejauhan untuk beberapa saat. "Giok itu dari siapa?" Henry berkata sambil tersenyum penuh arti. Tangannya hendak menyentuh giok tersebut namun ditepis keras oleh Duke Andromeda.

Duke Cornwall tidak menjawab ataupun membiarkan Henry berhasil meraih giok itu. "Jangan disentuh."

Wajahnya terlihat garang dan menciutkan rasa penasaran Henry. Sebelum mereka berdua beradu mulut, Pangeran mahkota dan Marquess Moonstone tiba.

1
Bening
segelas kopi untuk pride..
nanti pasti lanjut kok baca nya...
kpn2 mampir ya, ke akun baru ku @ehsanarizqi ..
Cherlys_lyn: Okee, terima kasih atas dukungannya yaa
total 1 replies
ona
rose lucu banget plis
ona
woy evan
ona
kakkkk /Sob//Sob//Sob/
ona
nyesekkkkk pliss /Sob//Sob//Sob/
ona
uwow uwow /Determined/
ona
oh, apa ini cerita di balik kakaknya rose mat*??? tapi disini bakal tetep mat* ga ya??? /Frown/
ona
pangeran ke empat....
ona
bjir ngapain dah pangeran kedua tuh, ngeselin amat
Tini Timmy
bunga untuk mu/Rose/
Bening
5 iklan untuk mu
Cherlys_lyn
Cerita ini berputar dalam perjuangan Rosella Zen yang kembali mengulang kehidupannya dari awal, namun tanpa ingatan yang begitu jelas. Menjadi seorang manusia yang kuat bukan berarti selalu menang di setiap pertempuran, namun bagaimana ia dapat memanipulasi musuh sampai menduganya lemah dan menghabisinya di detik terakhir!
Bening
3 iklan + 2 bunga
Bening
5 iklan..
meluncur untuk mu
Bening
ciri tirani ini...
Bening
suami kyk edbert itu langkah
Bening
ada apa dengan giok nya
ona
apa mulai ke inget?
Bening
cerita ini bagus, di setiap bab nya.
enak di baca tanpa di komentari
Cherlys_lyn: Terima kasih atas ulasannya, nantikan bab selanjutnya yaa 🙏
total 1 replies
ona
kepala sape tuh bjir /Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!