Impian Khanza sebagai guru Taman Kanak-kanak akhirnya terwujud. Diperjalanan karier nya sebagai guru TK, Khanza dipertemukan dengan Maura, muridnya yang selalu murung. Hal tersebut dikarenakan kurang nya kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil serta ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Karena kehadiran Khanza, Maura semakin dekat dan selalu bergantung padanya. Hingga akhirnya Khanza merelakan masa depannya dan menikah dengan ayah Maura tanpa tahu pengkhianatan suaminya. Ditengah kesakitannya hadir seseorang dari masa lalu Khanza yang merupakan cinta pertamanya. Siapakah yang akan Khanza pilih, suaminya yang mulai mencintai nya atau masa lalu yang masih bertahta di hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14
Darren hanya mendrop anak dan istrinya dirumah dan langsung pergi lagi karena harus mengantarkan mommy Prita ke kediamannya.
"Mommy lihat hubungan kamu dan Khanza masih jalan di tempat." Ucap Ny. Prita yang kini duduk di samping sang putra.
"Mommy sok tahu. Kan menjalani Darren. Lagian mommy gak tinggal sama kita." Balas Darren, sambil mendengus.
"Mommy bisa nilai dari sikap kamu. Sudah dua tahun, Nak pernikahan kalian. Apa sesulit itu kamu melupakan mommy nya Naura. Olivia sudah tenang di sana, Nak. Ikhlaskan."
Olivia Jansen, ibunda Naura. Wanita yang membersamai selama hampir 5 tahun. Di tahun pernikahannya hingga hampir 5 tahun tak kunjung di beri momongan. Begitu hadir sang buah hati namun harus di tukar nyawa nya dengan sang istri.
Kepergian sang istri memberi pukulan telak dan rasa bersalah yang menggunung. Karena itulah hidupnya saat itu hanya berfokus pada buah hatinya dan keberlangsungan kariernya. Tidak memikirkan wanita sampai ketika wanita itu hadir kembali. Wanita yang meninggalkannya ketika dia tidak punya apa-apa dan datang ketika kesuksesan telah diraihnya.
"Darren....!"
"Ya, Mom."
"Camkan kata-kata mommy. Jika hatimu belum terbuka untuk Khanza paling tidak lihatlah Naura. Lihatlah kebahagiaan Naura ketika Khanza hadir di hidupnya. Dia yang belum pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu akhirnya tahu bagaimana rasa kasih sayang itu. Karena Naura tahu mana yang benar-benar tulus padanya."
Tanpa terasa mobil yang di kendarai Darren telah tiba didepan pintu gerbang orangtuanya. Setelah dibukakan oleh satpam rumah, mobil mewah Darren melesat memasuki gerbang dan berhenti di halaman rumah.
Ny. Prita langsung membuka pintu penumpang namun dia sempat melirik sebentar putranya, Darren yang terdiam dengan pandangan kosong.
"Dar!"
"Darren!"
"Ya, mmy." Darren gelagapan.
"Gak masuk?"
"Ya, mmy bentar. Duluan aja."
Ny. Prita langsung keluar dan menutup pintu mobil pelan. Meninggalkan putranya yang masih betah didalam mobil.
Darren sendiri melihat kepergian sang mommy dari balik kaca mobil. Setelah tubuh itu dia tubrukan kepalanya diatas stir mobil. Untung lah kepalanya tidak mengenai klakson. Jika tidak tentunya akan suasana gaduh dan menarik perhatian seisi rumah. Helaan nafas mengalun dari mulutnya. Perlahan kedua matanya pun terpejam.
"Sudah pulang, sayang. Gimana kabar menantu dan cucuku?" Tanya Agung Prayoga, suami Prita yang sedang duduk santai disofa diruang tamu.
Prita menghela nafas panjang. "Mommy datang kerumah, mereka tidak ada, Mas."
Agung menyadarkan tubuhnya di kepala sofa dengan satu kaki bertumpu. "Maksud mu mereka sedang jalan-jalan gitu? Baguslah. Kok kelihatannya kamu gak senang gitu?"
"Iya, mereka ke mall."
"Haha...shoping dong mereka. Bagus dong, Sayang. Hari libur memang untuk menyenangkan anak dan istri." Agung heran kenapa wajah istrinya masih terlihat muram.
"Bagus kalo memang keadaannya seperti itu. Bik!" panggilnya pada pembantunya.
"Buatin saya minum. Teh manis hangat saja." Ucap Prita ketika pembantu nya datang. "Mau tambah lagi Mas minum nya?" Dia melihat cangkir yang berisi kopi tinggal setengahnya namun terlihat sudah tidak panas lagi.
"Sudah cukup, Sayang. Bisa-bisa begadang aku nanti malam. Iya kalo begadang nya ngerjain kamu. Ini kamu nya lagi palang merah."
Prita memutar matanya mendengar ucapan suaminya. "Sudah tua masih doyan aja." gerutu Prita yang walau usia nya akan menginjak kepala 5 namun masih terlihat awet muda. Hal itu karena berkat gaya hidup sehat dan perawatan wajah dah tubuh yang maksimal.
"Haha...wajarlah, sayang. Namanya juga laki-laki. Mereka shoping lantas kamu ngapain disana? Sampai jam segini baru pulang.
"Nyusul lah." Jawab Prita namun masih dengan nada kesal.
"Kok masih kesal aja. Gak ikut belanja disana? Uang di debit kamu habis?"
"Apa sih, Mas! Aku tuh kesal karena ternyata cucu dan menantuku pergi ke mall karena bete di tinggal Darren kerja." Akhirnya Prita menjelaskan alasan kenapa dirinya kesal.
Agung menegakkan tubuhnya mendengar berita yang disampaikan istrinya. "Sejak kapan Darren di hari weekend kerja?"
