PERAWAN BERANAK KEMBAR

"Sarah yang membelinya dengan uangku, jangan khawatir, aku tidak semesum yang kamu bayangkan"

"Oh" "kamu gak mandi? "

"Aku sudah mandi kamu tidak lihat aku sudah berganti pakaian? "

"oh"

"Kamu tidak bertanya lagi? " Tanya Delon mematikan hair dryer di tangannya. 

"Mau nanya apa? " Angel tidak mengerti maksud pria itu. 

"Aku tidur dimana gitu! "

"Kita,'kan sudah menikah, aku gak mungkin mengusirmu dari kamar ini. Tapi, jangan mengharapkan apapun. Aku tidak akan melakukan tugasku sebagai istri sampai anak dalam kandunganku lahir." Ucap Angel 

"Terima kasih, aku tidak akan menuntutmu melakukan itu. Kita tidur satu kamar aja sudah cukup bagiku" Ucap Delon menuntun gadis itu ke kasur. 

"Aku pegang janji kamu Tuan!" Angel mulai berbaring. 

"Sini, aku peluk, aku ingin cerita sama kamu," Delon berbaring di samping istrinya. Dia meminta istrinya menggunakan tangannya sebagai bantal

"Jangan melewati batasan, aku tidak akan memaafkanmu jika berlaku curang"

"Percayalah, kamu akan mengerti setelah mendengar ceritaku"

Delon mengambil bantal guling yang diletakkan istrinya sebagai pembatas di antara mereka. Dia bergeser dan meletakkan kepala istrinya di tangannya lalu memeluknya. Hati gadis itu menolak untuk mendekat, tapi tubuhnya seperti terhipnotis. Dia menerima pelukan pria itu. 

"Kamu tidak perlu takut padaku, aku bukan pria bernafsu seperti pria normal lainnya. Aku ini pria impoten. Banyak wanita yang ingin tidur denganku, tapi mereka tidak bisa membangunkan gairahku. Karena itulah aku tidak menikah sampai kemarin" Ucap Delon jujur 

"Pria impoten? apa kamu tidak menyukai lawan jenis? " Tanya Angel, dia takut pria yang menikahinya seorang gay. 

"Bukan aku tidak menyukai wanita, tapi aku tidak pernah bernafsu sama mereka. Juga tidak bernafsu sama pria. Intinya, milikku tidak bisa bangun. Aku sudah berobat kemana-mana, hasilnya nihil. Aku juga membeli para wanita malam untuk membangunkan milikku, tapi tetap aja dia tidak mau bangun. Dokter selalu bilang tidak ada masalah, itu membuatku semakin bingung. Makanya aku sangat senang saat tau benihku tumbuh di rahim seseorang. Terutama orang itu kamu." Delon membelai rambut istrinya 

"Tapi,,,kenapa aku bisa mengandung benihmu?" Angel sungguh tak mengerti 

"Bibitku bagus, hanya anunya yang tidak bisa bangun"

"Kok bisa? "

"Aku juga tidak tau kenapa. Jadi kamu tidak usah takut sama aku"

"Kasihan sekali dia, untung aja aku tidak menggugurkan benihnya. Kalo tidak, aku tidak tau betapa menderitanya dia"

Angel memejamkan matanya. Dia sudah tidak kuat menahan rasa kantuknya. Delon yang mendengar nafas teratur istrinya tersenyum. Dia sangat bahagia. Dia ikut memejamkan matanya sambil memeluk istrinya. 

Pagi datang memberikan senyuman manisnya pada setiap insan. Angel membuka matanya perlahan, dia merasakan sesuatu menekan perutnya. 

"Huam" Dia menggeliat merentangkan tangannya. Dia tersentak melihat pria yang tidur di sampingnya. 

"Morning mommy!" Ucap Delon, ternyata pria itu sudah bangun lebih dulu. 

"Morning!" Sahut gadis itu sambil duduk bersandar di sandaran ranjang 

"Gimana tidurnya? Nyenyak, 'kan? " Tanya Delon ikut bersandar.

"Hem" Jawab gadis itu, dia merasa tubuhnya sakit. Matanya kembali merem. 

Delon merapatkan tubuhnya pada gadis itu, lalu meletakkan kepala istrinya di pundaknya. 

"Masih ngantuk? "

"Hem, badanku pegal semua," Angel tidak merasa sungkan pada pria itu. Entah kenapa dirinya nyaman dalam dekapan pria itu. 

"Kamu sakit? Kita ke dokter ya!" Ucap Delon dia khawatir istrinya kenapa-napa. 

"Tidak, mungkin cuma kelelahan aja." Mata gadis itu merem melek. 

Delon meminta istrinya tidur kembali. Dia mengambil minyak kayu putih, mengoleskan pada kaki istrinya lalu memijatnya dengan hati-hati. Angel terbuai dengan pijatan suaminya, dia kembali terlelap. Delon menyelimuti istrinya dia tersenyum melihat istrinya yang menikmati pijatannya. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sambil menunggu istrinya bangun. 

Sarah dan beberapa karyawannya yang ikut menginap di hotel itu sudah kembali ke Restoran. Sebelum pergi, Sarah pamit pada sepasang pengantin itu. Ternyata Angel masih tidur, akhirnya dia hanya pamit pada Delon. Setibanya di Restoran, Sarah melihat Juan sudah ada di sana.

"Juan? sudah lama belum? " Tanya Sarah 

"Belum, gue baru nyampe" Sahut Juan 

"Mari masuk " Ucap Sarah 

"Tidak usah Rah, gue kesini hanya untuk memberikan ini. Maaf, gue tidak bisa hadir di acara pernikahan Angel semalam. Tapi, gue mendoakan yang terbaik untuk mereka" Juan memberikan paper bag.

"Maaf ya Juan, tolong jangan membenci Angel, dia tidak sepenuhnya salah " Sarah sangat kasihan pada kedua sahabatnya. 

"Gue gak marah apalagi benci sama dia, itu tidak akan pernah. Dia tidak pernah khianati gue, gue tau dia juga tersiksa dengan perpisahan kami, tapi apa boleh buat, takdir tidak mengijinkan kami tetap bersama. Gue akan selalu mencintai dia "

"Kamu benar Juan, Angel memang tersiksa dengan perpisahan kalian. Tapi, dia mencoba untuk ikhlas menerima takdirnya"

"Gue juga mencoba ikhlas, walau gue tidak tau, apa gue bisa atau tidak. Satu hal yang gue tau, takdir hidup kita tidak bisa kita pilih!"

"Semoga kalian berdua bahagia iya, walaupun kalian tidak bersama lagi" Doa tulus Sarah 

"Amin"

Juan pergi meninggalkan Sarah, karena sebentar lagi dia ada meeting bersama kliennya. 

"Juan seperti menyembunyikan sesuatu, tapi apa ya? Ah sudahlah mungkin cuma perasaan gue aja. Lagian wajar kalo dia sedih. Mungkin jika gue yang di posisi mereka, gue lebih memilih mempertahankan cinta gue," Sarah membatin, kemudian mengenyahkan pikirannya dan berlalu kebelakang.

Delon membawa istrinya kembali ke rumahnya, setelah gadis itu terbangun dari tidurnya. Ternyata seluruh keluarga dan sanak saudaranya masih berkumpul disana. Dia pikir, mereka langsung kembali ke rumah masing-masing. Ternyata mereka menyiapkan acara khusus untuk pasangan pengantin itu. Selama ini mereka mengkhawatirkan Delon yang tak kunjung dapat jodoh, terutama kedua orangtuanya yang mengetahui penyakit langka yang diderita anaknya. 

"Selamat datang di rumah kita sayang!" Ucap Delon begitu mobil yang mereka kendarai sampai di depan rumahnya. 

"Ini rumahmu? " Tanya Angel yang takjub melihat keindahan interior rumah itu. Rumah bak istana. 

"Rumah kita sayang, mulai sekarang kamu adalah ratu di rumah ini!" Ucap Delon membuka seat belt istrinya. 

"Kamu tinggal sendiri disini? Atau bersama keluarga? " Istrinya masih enggan turun dari mobil itu. 

"Bukan sendiri, bukan juga bersama keluarga. Kita tinggal bersama Alek, Farico dan para asisten rumah tangga. Satpam dan pekerja kebun. Juga ada beberapa koki " Terang Delon 

"Oh"

Delon membantu gadis itu turun, lalu menggandeng tangan istrinya masuk ke dalam. 

"Selamat datang!" Seru semua orang. Mereka semua berjejer bagai pasukan bersenjata yang menyambut atasannya. Mereka juga menabur kelopak mawar putih dan mengucapkan selamat. 

Pasangan suami istri itu sangat terharu dengan penyambutan keluarganya. Mereka tak henti-hentinya mengumbar senyum indah nan manis. Setelah pasangan suami istri itu duduk di sofa, mereka memperkenalkan diri masing-masing. Pernikahan mereka terlalu mendadak, sehingga keluarga tidak punya kesempatan untuk saling mengenal. Karena itulah mereka melakukan acara khusus. Mereka ingin lebih mengenal satu sama lain. 

Kedua orangtuanya sangat antusias menyambut menantu mereka. Apalagi saat mengetahui kehamilan gadis itu.