NovelToon NovelToon
Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mengubah Takdir / Roh Supernatural
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

🍀
Sebuah rahasia akan selalu menjadi rahasia jika tak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Namun, apa yang terjadi jika satu persatu jejak itu justru muncul kembali dengan sendirinya ? Akankah rahasia yang sudah terkubur akan terungkap kembali ?
Apakah itu semua berhubungan dengan mitos yang beredar bahwa ‘mereka’ akan selalu hadir di tempat yang paling mereka ingat selama hidup mereka ?
..
🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ritual Pak Damun

Dari arah selatan area perkemahan, Nathan, Leo, Syafiq, dan sejumlah anggota Regu C Putra terlihat berjalan dengan terburu-buru. Kemudian, mereka segera menghampiri Pak Bayu yang terlihat berdiri di depan podium.

“Pak…” panggil Syafiq

“Pak Bayu...” Leo ikut memanggil

“Apa ? Kenapa kalian ribut-ribut ?” Pak Bayu merasa kepalanya seperti mau pecah

“Riza udah ketemu” ucap Nathan tanpa aba-aba

“Mana ? Kenapa dia gak ikut sama kalian ?”

Nathan kemudian menjelaskan situasi mengerikan yang mereka alami di pemandian sana.

“Jangan iseng kamu” Pak Bayu tak mempercayai penjelasan Nathan begitu saja

“Pak. Kita gak bohong” giliran Syafiq yang menjawab, “ayo Pak, kita tolong si Riza” suara Syafiq semakin gemetar

Sementara itu, Leo beserta dua orang regu mereka tampak bahu-membahu menyiapkan tandu demi bisa mengevakuasi Riza.

Namun, belum sempat mereka pergi meninggalkan area perkemahan, sebuah mobil kapsul tua terlihat berhenti tepat di tengah area perkemahan.

Pak Bayu dan sejumlah anak muridnya yang berada di sana tentu merasa heran dengan kedatangan mobil itu. Terlebih ketika seseorang yang baru saja keluar dari mobil itu tampak buru-buru menghampiri Pak Bayu.

“Bayu ! Buruan ikut Bapak” Pak Damun segera berbicara dengan nada tinggi pada Pak Bayu. Dirinya juga tampak membawa sebuah gulungan kain dan terlihat terdapat barang di dalam gulungan itu.

“Bapak ?” Pak Bayu terkesiap

“Malah bengong. Kamu gak mau nyelametin Vivi ?” Pak Damun menatap tajam Pak Bayu

Pak Damun kemudian mengambil langkah cepat disusul Pak Bayu dan anak murid lain yang masih menyimpan banyak pertanyaan dalam benak mereka. Tentu saja, siapa yang tidak bingung ketika seseorang yang tiba-tiba datang mendadak bertingkah seolah dia yang paling tahu semuanya ?

Tanpa mereka ketahui, Pak Miko dan Pak Sartawi rupanya mendengar seluruh apa yang Pak Damun ucapkan. Kedua orang pria dewasa itu rupanya telah berada di belakang podium dan berniat menghampiri Pak Bayu. Namun langkah mereka tertahan akibat kedatangan Pak Damun yang keburu membuat suasana tegang.

Dari sudut pandang Pak Miko dan Pak Sartawi, keduanya begitu jelas melihat Pak Damun yang diliputi rasa cemas. Karena telah mendengar banyak cerita dari Pak Sartawi, Pak Miko akhirnya memutuskan untuk mengikuti kemana mereka melangkah alih-alih ikut berjalan bersama.

#

Ingat kan kalau Lia dan beberapa anggota divisi kesehatan masih ada di dalam tenda pembina dan tak ikut melakukan pencarian keempat murid yang hilang ? Dari dalam tenda sana, mereka mendengar jelas perkataan Pak Damun yang selalu berkata dengan lantang.

Perbincangan antar sejumlah siswa akhirnya terjadi tak lama setelah Pak Damun dan yang lain pergi meninggalkan area perkemahan. Salah seorang dari mereka mengusulkan untuk memberi tahu peserta lainnya yang tengah melakukan pencarian. Selain harus berkeliling tak tentu arah dan tujuan, malam yang semakin dingin juga rasanya akan menjadi beban baru bagi sejumlah peserta yang berkeliling melakukan pencarian.

Dan hasil dari obrolan panitia yang masih berjaga di sana adalah; mereka sepakat memberi tahu seluruh peserta dan panitia untuk menghentikan pencarian. Tentu saja mereka memiliki cara sendiri demi terhindar dari omelan Pak Bayu kelak jika Pak Bayu mengetahui rencana mereka.

Sementara itu, Lia masih tampak tertidur pulas berkat obat-obatan yang panitia itu berikan padanya.

#

Sejumlah orang yang berjalan di belakang Pak Damun tentu terus saja dibuat bertanya-tanya karena tindak-tanduknya yang terlihat tak biasa, termasuk Pak Bayu. Salah satunya karena Pak Damun yang terlihat beberapa kali menabur garam pada beberapa gundukan semak.

Ada banyak hal yang terasa mencurigakan. Pertama, jalan setapak yang menghubungkan area perkemahan menuju sungai, dari mana Pak Damun mengetahui keberadaan jalan itu ? Lalu ketika Pak Damun mendadak berhenti dan terdiam ketika mereka hampir tiba di tepi jembatan. Mereka semakin terheran-heran ketika Pak Damun tampak mengambil nafas yang dalam sambil merapalkan bacaan-bacaan yang tak bisa mereka pahami. Tepat setelah Pak Damun menghentikan rapalan bacaannya, Pak Damun memalingkan wajahnya pada sisi lain sungai dengan mata terpejam.

“Hmm… Sudah berapa lama anak itu di sana ?" Pak Damun masih belum membuka kedua matanya

Nathan, Leo, Syafiq, dan anggota regu yang lain spontan saling melempar tatapan yang penuh pertanyaan.

'Anak itu' ? Apa mungkin si Riza ? Tapi dari mana Pak Damun tahu si Riza ada di situ ? Seperti itu pertanyaan yang tersirat dari tatapan mereka.

“Bapak ngomong apa ?” tanya Pak Bayu

“Diam. Bapak bukan lagi ngomong sama kalian”

Apa lagi itu ? Jadi Pak Damun berbicara sendirian ?

Sementara itu, dari kejauhan sana Pak Miko dan Pak Sartawi terus memperhatikan rombongan yang berhenti di dekat jembatan itu. Dan dari sudut pandang Pak Sartawi, terlihat bahwa terdapat sesosok makhluk tinggi besar penuh bulu berdiri tepat di hadapan Pak Damun. Tunggu, merasa tak asing dengan sosok itu ?

“Pak Guru. Kalau saya bilang Pak Damun lagi ngomong sama makhluk piaraanya, Pak Guru percaya ?” tanya Pak Sartawi

“Orang pinter itu pernah ngomong ke saya, kalo di desa ini ada makhluk yang sengaja ‘ditinggalin’ buat nutupin jejak anak saya. Dan makhluk itu kadang bisa saya liat, kadang enggak” sambung Pak Sartawi

Pak Miko hanya bisa terdiam sebab hampir seluruh ucapan Pak Sartawi seperti kisah karangan misteri yang saling sambung menyambung.

Kembali fokus pada Pak Damun, kali ini pria itu terlihat membalik badannya dan menatap Pak Bayu lekat-lekat.

“Bayu. Di sana ada murid kamu” ucap Pak Damun

Para murid yang berada di belakang Pak Bayu tentu terkejut mendengar ucapan Pak Damun barusan.

“Bener Pak. Tadi Syafiq sama Leo nemuin Riza di sana” sambar Nathan

Tiba-tiba saja Syafiq menyeret tangan Leo dan Nathan kembali ke arah tempat Riza ditemukan. Entah kenapa, kala itu Pak Bayu tak bertindak cepat seperti biasanya. Pak Bayu baru beranjak dari tempat itu ketika kembali ditegur oleh Pak Damun. Dirinya tampak telah tertinggal beberapa langkah dari anak muridnya.

“Itu Pak” Leo mengarahkan senter di genggamannya

Perlahan tapi pasti, Pak Bayu mendekati objek yang terkena sorotan cahaya senter Leo “Astaga ! Buruan angkut” perintah Pak Bayu

Tak berselang lama, Nathan dan anggota regu yang lain bersama-sama memindahkan tubuh Riza dari tempat yang dingin itu.

Siapapun yang melihat Riza pasti akan langsung merasa ngilu dan tak nyaman. Pasalnya, kebanyakan luka-luka di tubuhnya adalah luka gores yang melebar yang tampak akan sangat perih dan menyakitkan jika Riza telah siuman kelak. Selain luka itu, terdapat beberapa luka yang kelihatannya cukup dalam sebab terlihat banyak sekali cairan merah yang hampir mengering pada tubuh Riza.

Setelah susah payah mengevakuasi Riza dari bawah sana, mereka akhirnya berhasil kembali ke jembatan itu dengan sedikit perasaan lega. Namun, apa yang mereka lihat di sana tampaknya kembali mengubah suasana hati mereka. Satu hal yang kembali mengubah fokus mereka adalah Pak Damun.

Pria itu tampak duduk bersila menghadap sungai dengan dua buah dupa yang mengepul di hadapannya. Dupa itu Ia tancapkan pada tanah di pinggiran jembatan sehingga bisa digunakan oleh Pak Damun. Ia juga terlihat menyatukan tangannya di dada sambil terus merapalkan bacaan.

Imajinasi liar para murid tentu meluap-luap melihat apa yang Pak Damun lakukan. Mereka mengaitkan kejadian itu dengan entitas lain yang bukan berada di dimensi manusia.

Berbeda dengan Pak Bayu. Pria itu terlihat mengepalkan tangannya dan buru-buru menghampiri Pak Damun.

“Pak ! Bapak ngapain kayak gitu ? Bangun, Pak. Murid Bayu udah ketemu” Pak Bayu terdengar tegas dengan suara beratnya

Alih-alih menjawabnya, Pak Damun justru terlihat terus merapalkan bacaan dan tak menghiraukan ucapan Pak Bayu.

“Ck” Pak Bayu berdecih. “Ayo, kita bawa si Riza ke tenda” ucap Pak Bayu pada anak muridnya

Akhirnya, para murid yang sedari tadi hanya bisa terdiam itu kini mulai kembali melanjutkan tujuan mereka meninggalkan Pak Damun yang masih terduduk bersila.

Pak Damun terlihat tak peduli dengan rombongan yang meninggalkannya sebab dirinya masih saja terlihat terus melakukan ritual itu.

1
Xxxcyzz
cerita nya bagus lanjutkan kak
Flyrxn: mungkin next time bikin cerita horor lagi /Determined/ cerita yang ini udah end kak /Cry/
btw thank you, seneng rasanya kalo ceritanya disukain /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!