Fitnah keji membuat Selia harus menerima cacian dan hinaan yang begitu menyakitkan. Ia dicerai karena kedapatan tidur dengan kakak iparnya bahkan penjelasannya hanya dianggap omong kosong.
Apa yang dilihat belum tentu itu yang terjadi dan dibalik kejadian itu ada seseorang yang bertepuk tangan penuh kemenangan.
Harta, Tahta, Wanita. Tiga hal sensitif itu lah yang melekat pada diri Selia yang justru menjadi bumerang untuknya. Siapa pun yang menjadi suami Selia ialah yang akan menempati posisi CEO diperusahaan.
"Semakin kamu berusaha memilikiku, semakin aku membencimu!" Selia Salsabila.
"Aku hanya menginginkan Tahta, bukan dirimu!" Hiro Barayav.
Mampukah Selia membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?
Lalu apakah Hiro berhasil memiliki Selia dan memiliki apa yang dia inginkan?
Simak ceritanya hanya di novel Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Tidak Ingin Semakin Dibenci
"Bagaimana keadaan istri saya, dok, apa dia baik-baik saja?" tanya Hiro pada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan gawat darurat.
Kekhawatiran nampak jelas di wajah pria itu menantikan penjelasan dokter yang bertugas memeriksa Selia.
"Istri anda baik-baik saja dia sudah sadar dari pingsannya dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang rawat untuk beristirahat selama beberapa jam ke depan."
Hiro menghembuskan nafas lega mendengar kabar Selia baik-baik saja. Menganggukkan kepala pada sang dokter pria itu mengucapkan terima kasih.
"Ya, sama-sama, Pak Hiro. Hanya saja mulai sekarang anda harus menjadi suami siaga ya karena istri anda sedang hamil."
"Hamil?"
Hiro terkejut bercampur senang mendengar penjelasan dokter yang memberitahukan kehamilan Selia. Ia tidak menyangka bila Selia akan hamil secepat ini.
"Betul, Pak, istri anda sedang hamil. Jadi saya sarankan agar istri anda beristirahat terlebih dahulu dirumah sakit selama beberapa jam ke depan dan akan diperbolehkan pulang nanti sore."
"Iya, dok, tidak apa-apa. Selagi hal itu baik untuk istri saya maka lakukan saja. Saya akan mendukung penuh tindakan dokter."
Dokter itu tersenyum kemudian menganggukkan kepala.
"Oh iya, satu lagi yang ingin saya sampaikan pada anda bila istri anda sudah mengingat kembali ingatannya. Amnesia yang dialami istri anda sudah sembuh."
Seketika Hiro mematung ditempat mendengar penjelasan sang dokter bila Selia sudah mengingat kembali ingatannya yang hilang.
Ada perasaan senang dihati Hiro karena wanita yang ia cintai kembali mengingat dirinya. Namun tidak bisa ia pungkiri bila dirinya juga takut Selia semakin membenci dirinya dan meninggalkannya.
*
*
Selia sudah dipindahkan ke ruang rawat dan sekarang sedang ditemani Hiro yang hanya diam tidak mengatakan sepatah kata pun.
Pria itu hanya diam dengan pandangan menatap Selia yang memalingkan wajah dengan air mata terus membasahi pipi. Masa lalu kelam yang sangat menyakitkan dan ia tidak ingin mengingatnya dan ingin melupakannya tapi masa lalu itu justru kembali ia ingat.
Kematian kedua orang tuanya yang begitu tragis sangat membekas dihati dan ingatan Selia dan semua itu berawal dari Hiro yang menodainya.
"Maaf," lirih Hiro menatap nanar pada Selia yang masih memalingkan wajahnya.
"Kamu pembunnuh orang tuaku, Hiro! Karena kamu orang tuaku jadi meninggal!"
Selia berbicara tanpa menatap Hiro. Setiap kali melihat pria itu semakin benci dirinya pada pria itu.
"Kamu pantas membenciku karena aku sudah menodaimu. Tapi, Selia, aku melakukannya karena dijebak Erina dan aku sudah membuktikannya. Andai saja waktu itu kamu nggak memaksa aku datang ke pesta Erina maka aku nggak akan dijebak olehnya dan aku nggak akan menodai kamu. Aku akan menjagamu seperti yang sudah aku lakukan sejak kecil bersamamu."
"Mengenai meninggalnya orang tuamu, semua itu terjadi karena kecelakaan. Aku memang yang mengemudikan mobil saat itu tapi aku juga nggak menginginkan kecelakaan itu terjadi. Apa lagi sampai menewaskan kedua orang tuamu yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri."
Isak tangis Selia semakin terdengar di telinga Hiro membuat rasa bersalah semakin membuncah didalam dada. Namun Ia hanya bisa mengepalkan kuat tangannya menahan diri agar tidak memeluk wanita itu.
Hiro takut Selia semakin membenci dirinya dan pergi menjauh darinya bersama calon anak yang sedang dikandung wanita itu.
Mengulurkan tangannya Hiro meraih tangan Selia dan menggenggamnya.
"Maaf," lirihnya lagi.
*
*
Jangan lupa dukungannya ya..😍
smga kedpan nya Harry mnemukan cinta sejatinya. 😊