Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Sudah lebih dari satu Minggu semenjak Reza mengungkapkan perasaannya pada Fathia. Hubungan Reza dan Fathia justru semakin merenggang. Fathia seolah menghindar dari Reza. Setiap pesan maupun telepon dari Reza dengan sengaja Fathia abaikan. Reaksi Fathia tentunya membuat Reza uring-uringan saat bekerja. Beruntung Lee, sang sahabat yang merangkap sebagai Asisten bisa dengan cekatan membantu kinerja Reza yang sedikit menurun efek dari masalah pribadinya itu.
"Sepertinya, aku harus bertemu langsung dengannya." Gumam Reza saat panggilan teleponnya tidak juga menyambung pada Fathia.
Fathia sendiri saat ini tengah mengobrol berdua dengan Hana di kafe tempatnya bekerja paruh waktu.
Sore hari tadi kafe memang sengaja tutup lebih awal karena sedang dalam proses perbaikan dapur yang mengalami sedikit kendala.
"Thia,,,, Boring nih gue. Kita cabut nyok...!" Ajak Hana yang mulai merasa bosan terus berada di dalam kafe sejak sore tadi.
"Gue masih harus mandorin bapak-bapak yang sibuk perbaikan di belakang." Jawab Fathia sambil terus menatap layar ponselnya membaca satu demi satu chat yang Reza kirimkan padanya sedari siang tadi. Fathia memang sengaja baru mengaktifkan kembali ponselnya sejak siang tadi, karena Reza terus saja menghubungi ponselnya.
"Kan masih ada Bang Zaki sama Om tampan Lo yang mandorin mereka. Lagian juga sebentar lagi udah selesai kan!" Ucap Hana masih berusaha membujuk Fathia.
"Ya gue ngga enak aja, masa iya gue balik duluan, Mana hari ini gue sama sekali ngga bantu-bantu apapun disini." Jawab Fathia yang memang tidak berencana pergi ke luar. Fathia malah berencana untuk menginap dan tidur di tempat istirahat karyawan kafe malam ini. Sebenarnya, Fathia memang kerap kali menginap dan tidur di ruang istirahat kafe jika malas untuk pulang ke rumah kostnya.
"Kalo gitu gue cabut sendiri aja deh...! Gue mau nongkrong bareng kak Raka. Kebetulan doi ngajakin gue malam mingguan nih." Wajah Hana tampak berseri saat melihat isi pesan dari Raka, seorang pria tampan yang baru saja berkenalan dengan Hana beberapa hari yang lalu.
"Cowo baru lagi?" Tanya Fathia penasaran. karena Fathia baru mendengar nama Raka di sebut dari bibir Hana.
"Kenalan baru gue,,,,, cakep banget lho!" Jawab Hana sambil tersenyum lebar saat Hana kembali teringat wajah tampan Raka saat pertama kali mereka bertemu di Pesta ulangtahun salah seorang teman Hana kala itu.
"Cowo bule kamu? Terus Cowo yang waktu itu kamu ajak makan disini?" Fathia mencoba mengingatkan Hana dengan beberapa pria yang kerap di ceritakan Hana bahkan pernah ia ajak berkunjung ke kafe ini.
"Udah gue putusin semua.....! Udah akh.. Gue udah di tunggu kak Raka nih, di club." Jawab Hana yang kemudian berdiri hendak beranjak pergi.
Fathia langsung terkejut saat mendengar jika Hana akan pergi ke Club malam untuk bertemu dengan pria asing itu.
"Hana,,, Sebaiknya kamu jangan pergi kesana!" Cegah Fathia. Fathia bahkan sampai ikut berdiri untuk mencegah Hana pergi. Fathia merasa khawatir dengan sahabatnya karena berniat pergi menemui pria yang bahkan baru dikenalnya.
"Tenang aja,,,, Om-om bodyguard gue pasti bakal ngikutin gue." Jawab Hana dengan santainya.
Hana tidak tahu saja, jika Om bodyguard yang biasa mengikutinya saat ini sudah pulang lebih dahulu, karena merasa situasi sudah cukup aman. Karena Hana tengah bersama Fathia. Dan biasanya. Hana dan Fathia pasti akan pulang bersama ke rumah kost Fathia seperti biasanya.
******
Reza yang sudah tidak tahan dengan semua sikap Fathia yang sengaja menghindarinya, berniat untuk datang ke kafe mengunjungi Fathia. Demi memuluskan pertemuannya itu, Reza bahkan sengaja menyuruh Lee untuk pulang lebih awal agar Lee tidak merecoki urusannya bersama Fathia.
Sampai di kafe, Reza tampak terkejut karena kafe tampak terlihat sepi bahkan terdapat tulisan jika kafe tutup lebih awal. Namun Reza seolah tidak perduli. Pria itu tetap mencoba masuk kedalam kafe. Dan benar saja saat Reza mencoba masuk kedalam, pintu kafe tidaklah terkunci, sehingga Reza dapat dengan mudah masuk kedalam kafe. Saat sudah berhasil masuk kedalam, Reza melihat Fathia tengah duduk seorang diri di salah satu kursi pengunjung sambil menatap fokus layar laptopnya.
Reza berjalan perlahan mendekati Fathia yang masih tampak fokus menatap layar laptopnya, saking fokusnya, fathia sampai tidak menyadari kedatangan Reza yang kini sudah berdiri tegak, tepat di samping Fathia duduk.
"Kenapa tidak membalas semua pesanku?" Tanya Reza, satu tangan Reza menutup layar laptop yang menjadi fokus Fathia.
Fathia yang terkejut dengan kedatangan Reza yang begitu tiba-tiba bahkan berani mengacaukan fokusnya, langsung menatap kesal kearah wajah Reza. Reza yang tidak perduli dengan raut wajah kesal Fathia, malah menarik salah satu kursi kemudian duduk tepat di samping Fathia duduk.
"Apa yang kak Reza lakukan disini?" Tanya Fathia yang masih menatap wajah Reza dengan raut wajah kesal.
"Tentu saja untuk bertemu denganmu." Jawab Reza santai.
"Untuk apa lagi kak,,,,? bukankah Thia sudah mengatakan dengan jelas tempo hari."
"Memangnya apa yang sudah kamu katakan? Aku bahkan belum mendengar ungkapan cinta darimu tempo hari." Ucap Reza dengan santainya yang tentunya semakin membuat Fathia naik pitam.
Brak..
Fathia mendorong meja kecil dihadapannya kemudian berdiri dan berjalan menjauh dari Reza.
Dirasa sudah berjarak cukup jauh dari Reza. Fathia kembali memutar tubuhnya untuk menghadap kearah Reza.
"Lebih baik Kaka segera pergi,,,, dan jangan lagi datang menemui Thia!" Usir Fathia dengan tegasnya.
Reza tampak menghela nafasnya, Fathia yang sekarang sungguh sangat berbeda dengan Fathia 10 tahun yang lalu.
Reza berdiri, kemudian berjalan mendekati Fathia yang justru berjalan mundur agar mereka tetap memiliki jarak yang cukup jauh.
"Berhenti kak..! jangan lagi bergerak maju!" Peringat Fathia, Fathia sendiri sudah tidak bisa berjalan mundur karena punggung Fathia sudah membentur dinding kafe.
Reza tetap berjalan maju untuk lebih dekat dengan Fathia. Reza sama sekali tidak berniat untuk mengindahkan peringatan Fathia.
Sampai saat Fathia ingin bergerak pergi menjauh, Reza lebih dahulu mencekal salah satu lengan Fathia kemudian sedikit mendorong tubuh Fathia hingga tubuh kecil Fathia kembali terbentur dinding kafe.
Tubuh keduanya kini sudah tidak lagi berjarak, bahkan hampir menempel karena Reza terus saja menghimpit tubuh kecil Fathia dengan tubuh tingginya.
"Pergilah kak,,,, jangan seperti ini!" Ucap Fathia sambil terus berusaha menggerakkan kedua tangannya yang kini berada dalam cekalan tangan Reza yang begitu erat.
"Aku mencintaimu Fathia, dan aku tidak akan pernah melepaskan mu lagi." Ucap Reza yang memang tidak berniat untuk melepaskan Fathia begitu saja, malah mencondongkan wajahnya berniat untuk kembali mencicipi bibir manis Fathia. Namun, saat bibir Reza hampir menyentuh bibir Fathia, Fathia lebih dulu menolehkan wajahnya sehingga Reza gagal untuk kembali merasakan manisnya bibir gadis yang ia cintai itu.
Reza yang tidak ingin gagal kembali untuk mencicipi bibir manis Fathia, sengaja melepaskan kedua tangannya yang tengah mencekal lengan Fathia, kemudian dengan cepat, kedua tangan Reza meraup wajah Fathia yang enggan menatapnya itu agar mau menatap wajah Fathia.
Belum sempat Fathia melakukan aksi penolakan, Reza lebih dahulu mendekatkan wajahnya kemudian mencium bahkan melumat bibir Fathia dengan paksa. Reza memaksakan ciuman nya karena sudah merasa candu pada bibir manis kekasih hatinya itu.
Fathia sendiri terus meronta dengan kedua tangan yang terus memukul tubuh Reza. Namun Reza justru semakin semangat melumat bibir manis Fathia. Reza bahkan menggigit bibir Fathia agar Fathia membuka mulutnya, dan begitu mulut Fathia terbuka. Lidah Reza pun langsung menerjang masuk untuk mengabsen seluruh rongga mulut Fathia.
Cukup lama Reza memaksakan ciumannya pada Fathia. Merengkuh manisnya bibir gadis yang begitu ia cintai. Untuk sesaat Reza bahkan bisa meredam semua dendam dan rasa sakit hatinya pada Daddy Rayyan.
Fathia yang terus meronta akhirnya merasa lelah karena Reza tak juga urung berhenti melumat bibirnya, hingga Fathia lebih memilih untuk berhenti meronta dan membiarkan Reza terus melumat bibirnya yang semakin terasa tebal dan kebas. Hanya air mata yang mengalir dari kedua mata Fathia lah yang menjadi bukti dari perasaan Fathia yang sesungguhnya.
Andai saat Reza datang, para pekerja dan rekan kerja Fathia masih berada di kafe. Tentunya Reza tidak akan seberani dan senekat itu pada Fathia.
*******
Sementara Hana yang baru saja sampai di Club, langsung ikut bergabung bersama Raka dan beberapa orang kawan-kawan Raka yang sudah lebih dulu datang.
Hana yang begitu menikmati suasana Club sembari mengobrol ringan bersama Raka dan kawan-kawannya sampai tidak menyadari jika seseorang sudah sejak tadi mengawasi setiap gerak gerik Hana, bahkan sejak Hana baru saja bergabung bersama Raka.
(kira-kira siapa ya sosok yang sedang mengawasi Hana itu ? 🤔)
***
Sampai di sini dulu.
Terimakasih sudah berkenan membaca cerita remehan ku ini. 🙏
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak. Like dan komentar. 🙏❤️
udah yakin kamu Fathia
masalahnya kak. Royco itu kan bikin enak masakan. tapi kalo Rayyan.. bikin masalah 😫
𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚝𝚞...𝚎𝚗𝚊𝚔 𝚊𝚓𝚊!!!
🌹🌹𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 😍😘