Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 : Hutang
Biipp biipp bippp
Suara rekam jantung berbunyi dengan sangat cepat semua yang mendengar segera menangani pasien yang sedang kritis.
Sedangkan dari luar ruangan. Dua orang kakak beradik menunggu dengan cemas. Hampir 15 menit dokter pun keluar.
“Nyawa ibu kalian masih bisa diselamatkan namun jantungnya harus di pasang ring agar bisa kembali sadar dan operasi harus segera dilakukan atau keadaan yang buruk akan terjadi pada pasien.” Jelas dokter bernama Indra.
Sang adik menangis histeris dan memeluk kakaknya. Dokter pun meninggalkan mereka setelah menjelaskan keadannya.
“Kita gak pegang uang sama sekali kak. Apa yang harus kita lakukan?” tanya sang adik.
“Aku akan mencoba mengajukan peminjaman pada koperasi. Tapi belum jamin semuanya akan disetujui. Karena aku sudah beberapa kali meminjam disana.”
Jessy menunduk dan menahan tangisnya. Sedangkan Dobby tak lama menelpon seseorang.
“Aku akan meminjam ke Roy. Dia satu satunya yang akan cepat mengeluarkan uangnya.”
“Dia rentenir kak.. yang ada kita akan diperas sama dia.” Sanggah Jessy
“Aku yang akan bertanggung jawab. Demi ibu sembuh.” Jessy hanya diam melihat Dobby meninggalkan rumah sakit.
*****
“Kamu yakin gak mau aku temani?” Pertanyaan yang ke sekian kalinya terucap oleh Aland yang saat ini mengantar Sera ke markas kompi.
“Aku tau kamu cemas. Tapi aku harus menyelesaikan semuanya. Aku akan mengabarimu kalau urusanku selesai.” Sera lalu keluar dari mobil Aland dan masuk ke markasnya.
Sebelum Sera menemui Sean, matanya tertuju pada Dobby yang saat itu sedang membawa beberapa peralatan tulis.
Dobby pun melihat Sera yang menatapnya dengan serius seakan akan ingin memukulnya.
‘Apa dia sudah mengingatnya?’ batin Dobby.
Sera berhenti tepat dihadapan Dobby yang sepertinya akan menghindarinya. “Sean lagi menemui Jenderal. Tunggu di asrama saja Ser.” Ucap Dobby berusaha tak ingin berbicara panjang.
Seru tersenyum tipis, “Apa gak ada yang ingin lo jelaskan Ares.” Sera berubah menjadi mode serius. Dobby menggeleng pelan. Masih berusaha untuk diam.
“Ada hubungan apa lo sama Roy?” tanya Sera akhirnya.
“Maksud lo?”
PLAAKKK
Sera menampar Dobby dengan keras. “Gue udah inget semuanya dan gue mau lo jujur sama gue. Dengan kejadian kemarin gue sangat yakin kalau lo ada apa apa dengan Roy.”
Kejadian itu dilihat oleh beberapa orang yang melewati gedung administrasi. Dan salah seorang segera mencari Sean untuk melaporkan kejadian itu.
Dobby mengambil beberapa barang yang terjatuh, “Tolong jangan disini. Gue akan menjelaskannya Ser.” Raut wajah Dobby sudah cemas.
“Lo tau kan misi kemarin berakibat skorsing gue. Masih mending gue di skors.. kalo sampe gue dikeluarin gue bunuh lo..” jawab Sera tanpa ampun.
“Sera ada apa?” tanya Sean yang melihat Sera sangat marah kepada Dobby.
Terlihat sudah banyak yang berkumpul disana. Sean yakin ada hal serius sehingga dirinya akan mengajak berbicara bertiga. “Saya tunggu kalian di aula. Dobby selesaikan tugasmu lalu temui saya di Aula.” Suara tegas dari Sean membuat mereka diam.
Sera pun mengikuti langkah Sean ke Aula dengan diam.
****
Sean menyuruh keduanya untuk berdiri bersampingan sambil berdiri dengan keadaan sikap sempurna. Saat ini Sean bukanlah teman melainkan seorang kapten yang sedang berbicara dengan anak buahnya.
“Sera bukankah kamu akan menemui saya lalu kenapa kamu mencari keributan dengan Dobby? Bisa kamu jelaskan?”
“Saya minta maaf Capt telah membuat keributan. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya telah mengingat semua kejadian saat misi kita menangkap Roy.” Jawab Sera dengan lugas.
Sean lalu menatap ke arah Dobby sejenak yang diam. “Lalu kenapa kamu menampar Dobby?”
“Karena Dobby melakukan pengkhianatan dengan melepas Roy dan memukul saya hingga terluka seperti kemarin Capt.” Jawabnya serius.
Sera sudah sangat kesal. Ingin rasanya dia memukul habis Dobby karena telah membuatnya terluka dan diberi hukuman skorsing.
“Apa itu benar Dobby?”
“Ya Capt. Saya yang memukul Sera hingga terjatuh dari tangga dan melepaskan Roy.” Jawabnya tegas.
Ada raut wajah sedih kecemasan pada Dobby. Namun dirinya tau konsekuensinya.
BUUGGHHH
Kini Sean memukul bagian perut Dobby. Siapapun yang melakukan kesalahan tentu saja yang akan dicari adalah Kaptennya dulu.
Dobby meringis kesakitan. Sean tidak main main memukulnya. “Berdiri kembali!” ucapnya.
“Jelaskan ada hubungan apa kamu dengan Roy?”
“Saya meminjam uang dengannya untuk operasi ibu saya 5 bulan lalu dan saya belum melunasinya.” Jawab Dobby lemah sambil berdiri menahan sakit akibat pukulan Sean.
Sean berdecak kesal saat tau alasannya. Yah beberapa bulan lalu Sean mendengar bahwa ibu Dobby harus operasi namun Dobby tidak menceritakan bahwa dirinya memerlukan uang untuk operasi tersebut.
Dan lebih menyedihkan lagi setelah 2 minggu pemasangan ring ibunya meninggal.
“Baiklah. Saya akan menjelaskan kepada Jenderal. Untuk saat ini kamu Sera pulang dan Dobby berdiri dengan sikap sempurna disini hingga sore.”
Lalu Sean pergi begitu saja. Sera yang melihat itu lalu mengejarnya.
“Kapt bisakah saya ikut menemui Komandan.?”
“Tidak! Sebaiknya kamu pulang.”
Sera berhenti mengejar Sean. Sera hanya ingin menjelaskan rinci kejadian waktu itu. Tapi melihat Sean yang saat ini masih bersikap layaknya kapten, Sera pun menyerah dan memilih untuk pulang.
****
Sera memutuskan untuk berjalan tak jauh dari markas menuju kedai es krim. Saat ini dirinya butuh pendinginan. Hatinya masih kesal.
Lalu duduk di depan kedai es krim setelah memesan es krim rasa coklat kesukaannya. Sera berniat untuk segera mengetahui kelanjutan masalahnya dan berharap Komandan bisa mencabut skorsingnya.
Lalu Sera mengetikkan pesan kepada Sean bahwa dirinya menunggu hasil pertemuannya dengan Komandan. Tak lama sebuah mobil hitam mengintai dari seberang markas kompi mereka.
Tak lama Dobby keluar sambil menelpon seseorang dan raut wajahnya cemas. Matanya mengarah kepada mobil hitam yang berada di seberang.
Namun saat Dobby akan mendekat mobil itu melaju dengan cepat.
“ROYYYY!!!!” Teriaknya.
Sean dan beberapa tentara lainnya keluar. Sera pun mendekat dan mendengar bahwa Jessy adiknya diculik paksa oleh Roy.
“Saya ikut Kapt.” Pinta Sera.
Sean menggeleng, “ Komandan belum mencabut skorsing kamu. Dan saya tidak bisa memasukkan kamu ke dalam misi ini..” Sean terlihat meminta Sera untuk menurut.
“Aarrgghhh” erang Sera kesal.
Sera pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. “5 Menit lagi harus sampai.” Ucap sera lalu mematikan telponnya.
Sera pun beranjak ke suatu tempat.
****
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.