NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Secretary

Bukan Sekedar Secretary

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Chicklit
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bunga itu telah layu sejak lama, menyisakan kelopak hitam yang berjatuhan, seperti itulah hidup Hanna Alaya Zahira saat ini, layu dan gelap.Hanna adalah seorang sekretaris yang merangkap menjadi pemuas nafsu bosnya, mengantungi pundi-pundi uang dalam rekeningnya, namun bukan tanpa tujuan dia melakukan itu. Sebuah rahasia besar di simpan bertahun-tahun. Pembalasan dendam.. Edgar Emilio Bastian bos yang dia anggap sebagai jembatan mencapai tujuannya menjadikannya simpanan dibalik name tag sekretarisnya, membuat jalannya semakin mulus. Namun, di detik-detik terakhir pembalasan dendam itu dia justru terjerat semakin dalam pada pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Sungguh Tak Mau Menjadi Simpananku?

Warning 25+ 🤣🤣🤣

Hanna memasuki rumahnya, dimana selama ini dia tinggal, rumah yang sederhana namun terasa nyaman untuknya, sebab disanalah dia selama ini bisa bersembunyi dari kenyataan.

Kenyataan jika dirinya hanya wanita murahan yang mendapatkan uang dari menjual dirinya.

Hanna meletakan tasnya setelah membuka sepatu high heels nya dan meletakannya di rak di dekat pintu masuk.

Matanya nampak lelah dengan kerutan dahi yang dalam, hingga dia memutuskan untuk memasuki kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya untuk mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Air mengucur dari shower terasa menusuk di kulit putihnya, dengan beberapa bekas luka nampak di punggung, saking putihnya goresan- goresan itu nampak nyata meski sebenarnya luka itu telah lama sembuh.

Hanna mematikan shower saat, kulitnya terasa mati rasa saking dinginnya. Terang saja dia mandi air dingin disaat cuaca sangat dingin di luar sana, sebab ini merupakan musim penghujan.

Hanna tak peduli meski bibirnya membiru sebab terus diguyur air dingin sejak satu jam lalu.

Meraih handuk di kapstok untuk menyelimuti diri dan meraih asal pakaian untuk dia kenakan, lalu berjalan ke arah ranjang untuk membaringkan tubuhnya.

Begitu keseharian Hanna sejak bekerja menjadi seorang sekretaris dari Edgar Emilio Bastian.

Ponsel Hanna di atas nakas berdering, dan tanpa menunggu lama dia menerima panggilan tersebut.

"Lo jadi dateng, gue beneran sisain satu buat lo, ini."

Hanna berdecak lalu bangun dari tidurnya "Gue, mau ke Jepang besok, jadi gak usah, gue takut telat nanti."

"Ah, gak asik lo Han, mentang- mentang udah kerja."

Hanna terkekeh "Jadi, nanti mau oleh- oleh apa?"

"Nah itu baru queen gue, nanti gue kirim listnya ya."

"Dasar penjilat." Hanna tertawa saat telepon dimatikan, dia sengaja mengatakan itu di depan Edgar agar pria itu semakin penasaran padanya. Ya dia sedang memerankan tarik ulur agar pria itu bisa terjerat dan benar-benar jatuh di bawah kakinya.

Hanna menatap ke arah nakas dimana sebuah tabloid berada, meraihnya dan melihat sampul yang menampilkan seorang pebisnis sukses, wajah di dalam nampak tersenyum tipis, namun terlihat bahagia, di kirinya seorang wanita cantik tersenyum ceria menunjukkan jika dia begitu mencintainya, di sebelah kanannya ada seorang anak gadis berusia 10 tahun yang sangat cantik, dan semakin menampilkan jika potret disana adalah sebuah keluarga bahagia.

Hanna menggenggam erat busur di tangannya lalu mengarahkannya tepat di senyum indahnya, lalu dia mendengus "Aku benci tawamu."

Hanna memejamkan matanya lalu tertidur dengan lelap.

Hanna duduk disebelah Edgar dimana pria itu sibuk dengan laptop di pangkuannya. Hanna sendiri memilih memejamkan mata di balik kaca mata hitam yang membalut matanya, mereka sedang melakukan perjalanan dengan sebuah pesawat menuju ke Jepang seperti yang Edgar katakan kemarin.

Hanna meremas kedua tangannya, ini pertama kalinya lagi dia melakukan penerbangan yang cukup jauh, dan harus Hanna akui setelah dua belas tahun lalu Hanna tak pernah lagi bepergian ke luar negeri bahkan ke luar pulau.

Dulu saat kecil dia sering di bawa orang tuanya untuk pergi liburan ke berbagai Negara, tentu saja saat itu hidupnya bahagia, hingga badai itu datang dan memporak porandakan hidup keluarganya.

Hanna menghela nafasnya berharap bisa menyudahi ketegangannya.

"Ini penerbangan pertamamu?" tanya Edgar yang bahkan tak menoleh padanya.

"Hm." Hanna hanya berdehem seolah dia terlalu takut untuk bicara. Edgar mengangguk dia tahu sebab Dani beberapa hari lalu yang mengurus paspor dan surat- surat Hanna, dan pria itu mengatakan jika ini paspor pertama Hanna.

Menjadi sekretaris Edgar memang akan sering menemaninya bepergian, hingga pria itu sudah meminta Dani untuk mempersiapkan paspor untuk Hanna kalau- kalau mereka mendadak pergi ke luar Negeri seperti sekarang.

Hanna masih memejamkan mata. Tidak, ini bukan penerbangan pertama sudah dia bilang dulu dia sering melakukannya, hanya saja itu sudah lama dan bagi Hanna yang sekarang, ini adalah yang pertama kalinya.

Hanna tertegun saat merasakan sebuah tangan meremas pahanya yang terbalut stoking warna kulit di bawah rok di atas lututnya.

Hanna menegakkan tubuhnya saat remasan Edgar naik hingga ke paha atas, "Apa yang kau lakukan?"

"Nikmati saja," ucap Edgar dengan acuh, tangannya kini menyelinap masuk ke dalam rok dan mulai menggeser benda tipis penghalang kelembutan Hanna dan mulai bergerak lembut, hingga Hanna hanya mampu menggigit bibirnya sebab dia mulai merasakan tubuhnya menikmati apa yang Edgar lakukan.

Pria itu terus bergerak hingga menemukan titik sensitif yang semakin membuat Hanna menggelinjang.

Sialan, pria ini tahu tempat ternikmat bagi seorang wanita. Hanna menggenggam tangan Edgar yang masih bermain dengan kurang ajar di kelembutannya, dia melihat sekitarnya, mereka ada di kelas bisnis hingga kursi mereka memiliki sedikit privasi "Oh, hentikan, Ed," ucapnya lirih.

Edgar terkekeh "Kamu menikmatinya? Aku merasakannya, kamu basah Baby." bisik Edgar dengan suara beratnya.

Hanna merasa tak kuat lagi menahan gelombang kenikmatan yang sejak tadi di tahannya, apalagi kedua jari Edgar kini mengobrak-abrik kelembutannya, membuatnya mengejang saat gelombang itu benar-benar menghampiri bahkan Hanna merasakan ini terlalu dasyat.

"Oh, Astaga!" jeritnya tertahan sebab dia kini menggigit bahu Edgar.

Edgar tersenyum puas saat Hanna bersandar lemas setelah mendapat pelepasannya.

"Sudah tidak tegang?"

Hanna membuka matanya dan menatap tajam. Sialan pria ini melakukannya hanya agar dia tak tegang.

Hanna membulatkan matanya saat Edgar melumat jarinya yang basah dengan mata tajam yang menatapnya "Sekarang giliranmu," ucapnya dengan mengarahkan tangan Hanna ke arah kegagahannya yang sudah menegang sempurna.

Hanna menelan ludahnya saat merasa benda itu terlalu besar dan panjang di telapak tangannya. Hanna tak terlalu ingat malam itu, dan bahkan tak peduli, yang dia mau hanya menguasai pria di sebelahnya ini, dengan berbagai cara agar dia bisa mencapai tujuannya.

"Lakukan Baby," bisiknya dengan menggigit ujung telinganya membuat Hanna memejamkan matanya.

"Disini?" Hanna melihat sekitarnya, orang-orang tertidur bahkan ada yang mengenakan penutup mata, tak banyak orang disana hanya ada beberapa orang dan nampak tak peduli, dan melakukan kegiatan masing-masing.

"Aku baru saja melakukannya."

Hanna menggigit bibirnya saat Edgar memejamkan mata ketika jarinya mulai bermain di kegagahannya "oh, ya. Seperti itu, lalukan dengan cepat." Hanna tak habis pikir pria yang nampak dingin itu kini terlihat mesum dengan ucapan- ucapannya yang frontal.

Hanna meneliti wajah Edgar, ada desiran aneh saat melihat Edgar begitu menikmati permainannya, pria itu bahkan terus memujinya lewat racauan lirih dari mulutnya, hingga pria itu mendongak dengan tubuh menegang saat mencapai puncaknya.

Nafas Edgar terengah saat dengan tiba-tiba menarik tubuh Hanna ke arahnya untuk menyatukan bibir mereka dan mulai menyerangnya dengan ganas, lidahnya bermain dan menjelajah dan menyusuri giginya bahkan menghisap lidahnya, membuat Hanna tak kalah dalam membalas bahkan melingkarkan tangannya di bahu Edgar.

"Kamu sungguh tak mau menjadi simpananku?" ucapnya saat melepas ciumannya.

1
Ar Rasyha
untung urep no ndeso gk kenal diskotek yo gk kenal lc /Facepalm//Facepalm/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
LC memang meresahkan.. gak didunia novel gak didunia nyata
Rahmawati
ini malah Hanna yg jatuh cinta duluan sm edgar
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bo Ra
wkwk mba2 LC lg viral ya kk thor😁
yuning
Edgar pemain Hanna
Erna Wati
ya Hanna,kau cemburu..kau mulai jatuh cinta pd Edgar.
mbu ne
nah kan...Hanna mulai terjebak permainan sendiri...
Rahmawati
Hanna iseng bgt sih, Edgar beneran khawatir
Rabiatul Addawiyah
Edgar pasti sdh mencintai Hanna neh...bukan krn nafsu utk bercinta diatas kasur sj tp hatinya jg
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
datang bulan kok berenang thor
Ceu Nah: udah dari kemarin kak, masa banyak terus😅
total 1 replies
yuning
jangan main main sama nyawa
Rahmawati
Siska mulai curiga kayaknya
Rahmawati
naomi hanya butuh perhatian
Rabiatul Addawiyah
Aamiin YRA
Bo Ra
cerita nya bagus kk
yuning
oh Siska pasti curiga tapi semoga gak secepat itu ,sistah
mbu ne
apakah Hanna mulai memberikan kode2 untuk menyingkirkan Siska? 🤔
mbu ne
atur aja K...🤭
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!