NovelToon NovelToon
Suamiku Tak Mau Menyentuhku Lagi

Suamiku Tak Mau Menyentuhku Lagi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:249.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Budy alifah

Rumah tangga Nada Almahira bersama sang suami Pandu Baskara yang harmonis berubah menjadi panas ketika ibu mertua Nada datang.

Semua yang dilakukan Nada selalu salah di mata sang mertua. Pandu selalu tutup mata, dia tidak pernah membela istrinya.

Setelah kelahiran putrinya, rumah tangga mereka semakin memanas. Hingga Nada ingin menyerah.

Akankah rumah tangga mereka langgeng? Atau justru akan berakhir di pengadilan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Maaf, harus makan di sini jadinya," Nada menyesal karena menjamu kliennya di tempat yang tidak semestinya.

"Tidak masalah, Nada apa kamu menyesal?" Hugo menatap Nada kasihan.

"Menyesal untuk apa?" Nada menaruh makanannya lalu memandang Hugo.

"Pernikahan yang kamu jalani," ujar Hugo. Melihat suami Nada yang selingkuh Hugo pikir pernikahan teman sekolahnya itu.

"Tidak, aku tidak pernah menyesal dengan pernikahanku. Apalagi dengan kehadiran malaikat kecilku," Nada tersenyum membayangkan manisnya putri kecilnya.

"Nada, harusnya kamu menambah malaikatmu, siapa tahu dengan begitu suamimu akan kembali lagi?" saran Hugo.

Biasanya seseorang akan berubah saat kembali dikarunia malaikat kecil. Meraka akan luluh dengan bocah mungil itu.

Nada tersenyum lantas bergumam di dalam hati, "Bagaiamana mau tambah momongan, orang disentuh saja tidak."

"Aku sih mau, entah suamiku?" jawabnya lain dengan di hati. Dia tidak mungkin membuka aib keluarga kecilnya.

Bagaimanapun Pandu masih suaminya, yang tidak mungkin dia menyebarkan kejelekannya di depan orang lain. Dia saja belum menceritakan apa pun dengan keluarganya.

Nada menarik kepalanya mundur saat Hugo mengusap kepalanya.

"Maaf," Hugo menarik turun tangannya.

Perempuan di depannya memang tak pernah berubah, dia terus menjaga diri agar tidak tersentuh lelaki yang buka. Muhrimnya.

Hugo sangat menyayangkan karena dulu tidak berani menyatakan cintanya kepada Nada. Dia lebih memilih memendam perasaanya.

Sampai sekolah berakhir, dan mereka tidak pernah bertemu karena beda kampus. Saat dipertemukan lagi Nada sudah milik orang lain.

Mungkin bukan jodohnya.

"Kapan kamu bawa anakmu, aku pingin kenal," kata Hugo menghilangkan kecanggungan yang telah terjadi beberapa menit.

"Kapan saja, aku bisa bawa Shanum kapan pun," ujar Nada. Mereka berdua kembali berbincang dengan normal.

...----------------...

Nada menutup pintu mobil dengan keras, ia menyipitkan mata ketika ada orang yang duduk di teras rumahnya.

"Mbak," sapa Eva. Perempuan muda itu berdiri menyambut kedatangan Nada.

"Kamu, temannya Mas Pandu bukan?" Nada mengingat jelas selingkuhan suaminya. "Mas Pandu tidak ada di sini. Cari saja ke rumah ibunya."

Nada berjalan masuk ke dalam rumah, dia malas menemui pengganggu rumah tangganya.

"Mbak Nada, aku ingin bertemu denganmu," ujar Eva yang menghentikan ibu satu anak masuk ke rumahnya.

Nada memutar tubuhnya, "Ada urusan apa?"

"Bisa kita bicara dengan duduk?" pinta Eva, dengan duduk pasti akan lebih tenang.

Nada menurunkan egonya, ia mau menuruti kata Eva. Ia menyuruh perempuan itu masuk ke rumahnya.

"Ada apa?" tanya Nada tidak sabar ingin segera mengusir wanita itu.

"Aku datang ke mari untuk meminta maaf," ucap Eva pelan tapi jelas.

Nada mengerutkan kening, "Minta maaf untuk apa? Mengbil suamiku?" Nada menyeringai.

Dia pikir pelakor jaman sekarang memang tidak punya malu, sampai datang ke rumah meminta maaf untuk mendapatkan lelakinya.

"Bukan, aku memang suka dengan Pandu. Aku minta maaf karena pernah memiliki perasaan," ujarnya sembari menatap kedua mata Nada. "Aku tidak pernah jadian atau pun tidur bareng."

"Hanya pernah ciuman dan hampir tenggelam," batin Eva. Dia tidak mungkin jujur soal ini karena akan membuat salah paham yang berkepanjangan.

"Apa alasan kamu meminta maaf? Apa karena ketahuan dan takut aku menyebarkannya?" duga Nada. Nada tidak mudah tertipu, banyak orang menggunakan maaf sebagai alat untuk menutupi kelakuannya. Mereka tidak benar-benar berubah.

"Aku sadar kalau aku salah, dan tidak baik mengambil hak orang lain," ujar Eva.

Dia langsung tersadar saat bertemu dengan Wina. Pandu bukan lelaki baik seperti pikirannya, dia boneka sang ibu.

Eva pun tidak berharap masuk ke keluarga toxic yang hanya akan membuat dirinya menderita.

Nada tersenyum sembari memegang tangan Eva, "Syukurlah kalau kamu sadar. Secinta apa kamu sama lelaki yang sudah beristri usahakan menjauh. Karena doa istri yang teraniaya itu mujarab."

"Kamu cantik, masih banyak pria lajang yang lebih baik dari suami orang," imbuh Nada sembari mengusap pundaknya.

"Terima kasih Mbak, sudah mau memaafkanku," ucapnya sembari memeluk Nada.

Menurut Eva, Pandu sangat bodoh menyia-nyiakan istri sebaik Nada. Dia bahkan mau menerima dan tetap tersenyum ketika ada orang yang telah menyakitinya. Bahkan legowo memberikan maaf untuknya.

Setelah kejadian siang itu, Eva mulai menjauh dari Pandu. Dia hanya mengobrol seperlunya saja.

"Tumben, kau tidak heboh dengan kedatangan Pandu." Jimmy merasa ada yang salah dengan rekan kerjanya itu. "Apa kalian berkelahi?"

"Tidak, memang kenapa aku harus berkelahi dengan Pandu?" Eva tidak memandang Pandu yang baru saja melewati mejanya.

"Ya kau aneh, apa dia menyakitimu?" Jimmy masih penasaran dengan perubahan Eva.

"Jim, aku yang menyakiti orang lain. Dan mengaku salah karena menyukai suami orang," katanya jujur.

Jimmy memandang aneh Eva, kemudian memegang keningnya. "Kamu baik-baik saja kan?"

"Jimmy, aku baik-baik saja. Sudah ah, aku mau ketemu klien," Eva menurunkan tanganya dan bergegas meninggalkan ruangan.

Jimmy melongo, dia melihat Eva bukan temannya yang biasanya bersama dirinya.

"Jim," panggil Pandu.

Jimmy mengatupkan mulutnya sembari menoleh ke belakang.

"Apa ada masalah dengan Eva?" tanya Pandu. Jimmy mengangkat kedua tangannya. Dia juga tidak tahu yang membuat Eva berubah drastis.

"Pandu, apa kau berbuat salah dengan Eva?" Jimmy balik bertanya.

Pandu terdiam, dia mencoba mengingat kejadian sebelum akhirnya Eva cuek dengan dirinya. Telepon tidak diangkat, pesan diabaikan.

"Kemarin saat aku pergi sama Eva bertemu dengan Nada," katanya dengan pikiran yang menduga-duga kalau Eva marah karena dia mengejar Nada.

"Kenapa aku baru ingat, pantas saja dia mengabaikanku," Pandu menepuk jidatnya.

"Pantas saja dia acuh denganmu. Bujuklah dia," suruh Jimmy.

Jimmy memang sahabat yang tidak memiliki hati, dia lebih mendukung Pandu dengan Eva. Harusnya dia mengingatkan agar tidak selingkuh.

Tapi ini kebalikannya, dia seakan tidak senang Pandu beristrikan Nada.

"Eva, aku mau bicara sama kamu," hadang Pandu ketika Eva sampai di perusahaan.

"Bicara apa?" katanya dengan jantung berdebar.

Perasaan yang besar itu tidak mudah untuk pergi. Tapi, dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk membuang perasaan itu. Eva ingin menjadi perempuan terhormat.

"Kenapa kamu mengabaikanku?" tanya Pandu.

Eva tersenyum, "Pandu, mulai sekarang kita jaga jarak ya."

"Kenapa?" Pandu merasa ada yang salah dengan Eva mendadak ingin jauh darinya. "Nada mengancammu?"

Eva menggelengkan kepala, "Mbak Nada sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Pandu, sebelum terlambat kamu lebih baik minta maaf sama Mbak Nada." Eva memberikan nasihat agar Pandu tidak menyesal setelah kehilangan Nada.

"Apa yang dia katakan sampai kamu mau meninggalkanku?" Pandu masih mencurigai Nada yang memanas-manasi Eva agar menjauh darinya.

Eva mulai kesal karena Pandu terus menyalahkan Nada. "Kamu yakin ingin tahu?"

1
guntur 1609
ceritanya mantap. tapi yg buat kesal tokoh pandu yg muka tembok tingkat dewa. aku tggu ceritamu yg lain ya thor
guntur 1609
baru kalian dapat imbangnya kan.cocok mereka dapat menantu sprti vero
guntur 1609
dih ni sipandu emang muka tembok. tingkat ke pedean sdh tingkat dewa. jadi susah tk menghikangkanya lagi
guntur 1609
hahaha dasar hugo cemen
guntur 1609
hahahah mantap hugo
guntur 1609
hahahahhah radain loe pandu
guntur 1609
lah dasar begok. kau ja kalau sewa pelacur harus bayar. apalagi kau sdh ounya istri dan aanakmu. emangnya biaya hidup murah. dasar peak
guntur 1609
bagus tuh jim. otak sipandu gak akan berubah dan sadar
guntur 1609
makanya jimy jangan mendengarkan omongan sebelah pihak saja
guntur 1609
mamous kakian. tanpa kalian ketahui perusahaan yg ditempat kerja pandu adalah punya nada.
guntur 1609
dasar keluarga toxic gila. pandu gak sadar selama ni biaya rumah tangga banyak dibantu sm nada. biarkan saja tinggalkan mereka nada. keluarga toxic jangan dioertahankan lagi
guntur 1609
dasar suami gila. bisanya dia mengabaikan ank dan istrnya
guntur 1609
aku rasa ayu bukan adik kandung pandu
Enik Heri Purwanti
Terimakasih Author, sangat suka,terus berkarya 👍👍👍🙏😍😍😍
Kadek Bella: terima kasih thoor,,, sangat bagus cerita nya
total 1 replies
Enik Heri Purwanti
lanjut Thor... sangat bagus ceritanya 👍🙏😍
Safa Almira
zyuka
Enik Heri Purwanti
Luar biasa, sangat menarik.Bikin penasaran kelanjutannya 👍😍🙏💪💪
Zahara Arifin
Lumayan
Zahara Arifin
Buruk
Daplun Kiwil
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!