NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ramlan Dikuburkan

Seperginya montir yang hendak memperbaiki mobil yang penyok, Akmal kembali duduk di teras rumah menikmati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah pepohonan yang tumbuh rimbun di halaman. satu gelas kopi yang masih mengepul tersaji di hadapannya, mengusir rasa ngantuk yang mulai melanda.

Kira-kira pukul 08.00 pagi sesuai dengan yang sudah dijanjikan, para warga sekitar berbondong-bondong mendatangi rumah peninggalan ibunya untuk memeriksakan gigi yang rutin dilakukan ketika dokter introvert itu berkunjung ke kampung. Akmal dikenal sangat baik di lingkungan tetangga, sering membantu keluarga yang sedang kesusahan.

"Jangan terlalu banyak makan manis, sikat gigi ketika habis makan coklat." terang Akmal setelah memeriksa seorang pasien anak kecil yang mengeluh giginya terasa sakit.

"Baik Pak Dokter, terima kasih." jawab ibunya yang mendampingi.

Hari itu terus disibukkan dengan memeriksa pasien yang terus berdatangan, mereka saling memberitahu bahwa Akmal berada di rumah ibunya, sehingga banyak warga yang datang dengan membawa berbagai hasil bumi sebagai tanda terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Akmal melayani semuanya dengan ramah dan senyum lebar di bibir, meski tanpa banyak berbicara dia terlihat sangat santun di mata warga kampung.

*****

Di kantor kepolisian Kota Jakarta, hari itu adalah hari kedua setelah kematian Ramlan, para polisi terus menggali dan memahami tentang tabrak lari, Apakah itu murni kecelakaan ataupun sengaja ingin mencelakainya.

Pagi itu Di dalam ruangan berpendingin udara, aroma kopi menyambut para polisi yang tengah sibuk memeriksa berkas-berkas kasus terbaru. Suara ketukan keyboard dan komunikasi radio menyatu dalam kesibukan, menciptakan latar suasana kantor kepolisian yang penuh dengan dedikasi dan tugas mulia. Seorang inspektur senior memberikan arahan tegas dengan layar monitor memantulkan cahaya biru. Sementara itu, di lorong-lorong sempit, polisi-polisi muda dengan seragam cemerlangnya melakukan briefing untuk persiapan operasi lapangan. Keseriusan dan semangat penuh pengabdian terpancar dari wajah-wajah mereka, menandakan bahwa tugas melindungi dan mengayomi masyarakat adalah prioritas utama di kantor kepolisian ini.

"Apakah sudah ada perkembangan tentang kasus pak Ramlan?" tanya komandan satreskrim yang menangani kasus tabrak lari.

"Belum ada perkembangan Pak. karena di tempat kejadian Suasananya sangat sepi, waktu itu hujan mulai turun menyamarkan jejak jejak yang ada. ditambah tidak ada saksi mata yang melihat mobil penabrak sehingga pihak  kepolisian kesusahan untuk mengidentifikasi kejadian." jawab anggota satreskrim yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus Ramlan.

"Apakah sudah berbicara dengan ibu Shakila Putri, istri dari pak Ramlan. coba kamu tanyakan apakah pak Ramlan memiliki musuh atau persaingan bisnis, mungkin bisa juga sengketa properti. dari ketiga alibi di atas bisa kita kembangkan."

"Saya sudah menanyai Ibu Shakila Putri bahkan seluruh orang orang yang kenal dengan Ramlan. dia pemilik restoran Farm in the country yang tidak disukai banyak orang. sifatnya yang angkuh dan Arogan membuat semua orang yang kenal memperbaikinya. namun untuk menghilangkan nyawanya para orang-orang yang disakiti mereka mengelak, Karena itu adalah perbuatan yang konyol."

"Terus selidiki Aku yakin pasti kita akan menemukan bukti yang akurat tentang siapa yang menabraknya!"

"Semua orang yang berhubungan dengan Ramlan sudah saya introgasi namun mereka memberikan jawaban yang sama, bahwa mereka tidak berada di tempat kejadian perkara ketika Ramlan ditabrak dengan alibi yang sangat kuat, sehingga kita tidak bisa menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang kuat."

"Terus bagaimana?"

"Apa sebaiknya kasus ini kita tutup saja, karena Ibu Shakila tidak ingin terlalu memperpanjang kasus ini. dia sudah cukup menderita dengan kepergian suaminya, dia tidak ingin memiliki Rasa trauma yang mendalam ketika harus terus mengingat almarhumah suaminya."

"Kok ada seorang istri yang tidak ingin mengetahui Siapa pembunuh suaminya, Apa kamu tidak curiga dengan kejanggalan ini?"

"Saya sangat curiga Pak, tapi dia memiliki bukti yang kuat bahwa ketika malam kejadian Dia sedang berteleponan dengan Ibunya, dan kita sudah mengecek riwayat panggilan yang akurat. jadi dia sama sekali tidak terlibat dalam kasus ini."

"Kita tidak boleh secepatnya menyimpulkan, kita harus terus menggali sampai kita mendapatkan bukti otentik, agar semua orang bisa mendapatkan keadilan. Meski orang itu sudah tidak ada di dunia ini."

"Baik Pak saya akan laksanakan semua perintah bapak."

"Ya sudah kalau begitu kamu lanjutkan kembali bekerja, nanti kalau ada perkembangan kasus Ramlan secepatnya kamu beritahu saya!"

Akhirnya anggota kepolisian pun pamit undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya menyelidiki kasus-kasus yang sedang terjadi, terutama kasus Ramlan yang diberatkan kepada pihaknya. para kepolisian bekerja dengan begitu bersungguh-sungguh menjalankan amanat yang mereka sudah sumpahkan.

****

Di tempat lain, tepatnya di salah satu rumah sakit milik kepolisian. tubuh Ramlan yang sudah selesai di otopsi dikembalikan ke pihak keluarga, Shakila yang melihat suaminya sudah terbujur kaku tidak bergerak, dia menangis sekencang-kencangnya meluapkan kesedihan yang begitu dalam memenuhi dada.

Keluarga Ramlan dan keluarga Shakila yang menjemput Mereka pun menenangkan anak dan menantunya, mereka terus menghibur agar Shakila tidak terlalu Terpukul atas kepergian suaminya.

"Ramlan, Ramlan....! Kenapa kamu secepat ini pergi meninggalkanku, Bukankah kamu sudah berjanji akan menemaniku Sampai tua nanti, tapi kenapa kamu pergi duluan? daripada kamu yang mendahuluiku lebih baik gantikan saja nyawamu dengan nyawaku." histeris Shakila di tengah-tengah tangisan membuat keluarga pun merasa miris dengan musibah yang menimpa keluarga baru itu. Mata orang yang menyaksikan berenang dengan segala kesedihan.

"Sudah, sudah...! jangan ditangisi karena siapapun manusianya mereka akan pulang ke tempat yang sama, sekarang kita doakan Ramlan supaya diampuni segala dosa-dosanya ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa."

"Aku tidak terima aku tidak terima suamiku meninggal dengan cara seperti ini. memang semua orang akan meninggal tapi tidak dengan cara yang sangat mengerikan. kurang ajar orang yang sudah mencelakai suamiku, Awas Tunggu aku akan membalas semuanya, Aku bersumpah untuk membalaskan semua rasa sakit ini." teriak Shakila yang semakin histeris membuat keluarga pun terus memeluknya agar wanita itu tetap tenang.

Sedangkan jenazah Ramlan setelah dikeluarkan dari rumah sakit dibawa ke mobil ambulans untuk di samayamkan langsung ke kuburan, karena Shakila memintanya seperti itu, supaya dia tidak terlalu mengingat bagaimana keadaan suaminya yang sudah terbujur kaku. keluarga pun mengerti dan bisa menerima kalau keputusan Shakila adalah keputusan yang terbaik karena semakin lama Ramlan berada di dunia maka akan semakin mengiris perasaan. Akhirnya hari itu Ramlan langsung dikebumikan diantar oleh seluruh keluarg, karyawan dan orang-orang yang mengenal dekat dengannya, untuk mengucapkan selamat tinggal yang terakhir kalinya.

Shakila terus menangis ketika melihat tubuh Sang suami dimasukkan ke dalam liang lahat. bahkan saking tidak kuat menerima kenyataan dia pun pingsan di atas kuburan. dengan segera orang tuanya berpamitan untuk segera pergi membawa Shakila ke rumah sakit, beruntung sebelum sampai sekilas sudah ciuman sehingga dia meminta untuk pulang ke rumah dan beristirahat di sana.

"Kamu tidak apa-apa langsung pulang?" tanya Safa wanita yang sudah melahirkan yang duduk di sampingnya, tangannya mengelus lembut rambut panjang milik anaknya.

"Tidak apa-apa Bu, Shakila ingin menyendiri, Shakila ingin merenungi setiap waktu yang sudah terlewati dengan begitu indah bersama Ramlan, izinkan Shakila untuk pulang ke rumah." rengeknya dengan nada memelas.

"Ya sudah kalau begitu kita pulang saja Pak, Kasihan anak kita yang sangat drop seperti sekarang."

Rojali yang mengemudikan mobil dia pun berbalik arah menuju salah satu komplek yang berada di Jakarta, ditemani dengan tangisan Shakila yang tidak berhenti, ibunya terus menenangkan agar anaknya bisa kuat dan tabah menerima segala musibah yang diberikan dan dia terus memotivasi bahwa setiap masalah yang dihadapi pasti akan ada hikmahnya.

Sesampainya di rumah, Shakila langsung masuk ke dalam kamar, tak lupa dia menguncinya dari dalam. setelah berada di dalam kamar raut wajah yang semula bersedih kini terlihat bercahaya senyum tipis mulai menghiasi bibirnya Bahkan dia meregangkan tubuh seperti sedang melemaskan otot-otot yang terasa kaku.

"Akhirnya aku bisa lepas dari cengkraman si biadab itu dan aku bisa hidup bahagia bersama pria pujaanku."

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!