The Sheikh And Clumsy Girl

Keesokan paginya, Milly keluar dari unit apartemennya dan bersiap untuk pergi bekerja. Airpods menempel di telinganya dan tas kerja Braun Buffel miliknya.

Malik yang melihat Milly hendak berangkat kerja sehabis dari gym bersama Mustafa, bergegas menghampiri gadis itu.

"Pagi, dokter Clumsy ..." sapa Malik.

Milly yang masih konsentrasi dengan lagu di airpods nya, terkejut melihat Malik di depannya.

"Oh, pagi Sheikh Malik... "

"Mau berangkat kerja? Aku antar ?" tawar Malik.

Milly hanya tersenyum tipis. "No thank you. Aku ada mobil sendiri. Permisi ..." Gadis itu masuk ke dalam lift dan meninggalkan Malik bersama Mustafa yang terbengong-bengong.

"Masih belum menerima maaf anda, tuanku ?" tanya Mustafa.

"Menurutmu?" Malik pun berjalan gontai ke unit apartemennya.

Mustafa melihat wajah Malik lesu. Untuk pertama kalinya tuannya benar-benar patah hati padahal saat dua kekasihnya dulu direbut Hisyam, Malik bodo amat. Tapi kali ini berbeda.

Mustafa berjalan menuju jendela yang ada di ujung lorong lantai apartemennya dan melihat Milly masuk ke dalam mobil Subaru WRX nya. Tak lama mobil yang biasa dipakai rally itu pun pergi meninggalkan komplek apartemen.

***

AT&T Stadium Markas Dallas Cowboys

Milly ikut tegang saat acara draft pemain Dallas dengan pemain dari kampus atau pun tim NFL lainnya. Gadis itu menatap layar monitor bersama dengan tim kesehatan lainnya yang juga harap-harap cemas untuk mendapatkan Quarterback andalan menggantikan pemain lama yang memilih pensiun usai cedera parah.

Musim ini Dallas Cowboys memang membutuhkan paling tidak tiga Quarterback dengan kemampuan hampir sama dengan pemain yang cedera atau bahkan lebih dari Chris Armstrong. Kakak ipar Milly itu memang menjadi patokan Quarterback di Dallas Cowboys yang berhasil membawa tim itu juara superbowl lima kali, tiga diantaranya berturut turut.

Semua orang bersorak ketika tiga Quarterback incaran Dallas Cowboys mau bergabung dengan tim berseragam biru silver itu. Milly ikut bahagia karena akhirnya mendapatkan pemain incarannya.

"Ini harus dirayakan !" ucap Cary Triumph, kepala divisi kesehatan Dallas Cowboys. "Kita pesta nanti malam di Indio!"

Milly tahu apa itu Indio. Club bergengsi di Dallas dan biasanya para tim Dallas Cowboys berpesta disana.

"Dokter Bradford, anda juga harus ikut !" ucap Harry.

"Tapi Dokter Triumph..." tolak Milly halus.

"Come on ... Anda kan bagian dari kami ..." senyum Cary.

Milly hanya mengangguk. Toh ada bang Chris dan mbak Rania juga kan.

***

Malam harinya Milly keluar dari unit apartemennya mengenakan gaun pesta semi formal yang ditutupi dengan mantel Burberry nya. Tidak lupa dia memakai sepatu Louboutin dan gaun rancangan Versace bewarna hitam. Milly juga membawa clutch dari Mértier Fernando Jorge.

Gadis itu sedang menunggu lift naik ketika mendengar suara pintu terbuka dan tampak Malik dan Mustafa dengan pakaian semi formal juga berjalan menuju lift.

"Mau pergi Milly ?" tanya Malik yang melihat dandanan gadis itu tampak classy.

"Iya."

"Kemana?"

Milly menatap Malik. "Who are you ? My father ?"

Pria berdarah Arab itu terkejut mendengar ucapan sarkasme Milly dan dirinya benar-benar tidak menduga gadis yang biasanya ceroboh itu bisa pedas juga mulutnya.

"No ... Aku hanya bertanya ..." jawab Malik pelan.

"Not your business..." balas Milly sambil masuk ke dalam lift yang terbuka dan diikuti Malik serta Mustafa.

Harum parfum maskulin Malik dan harum parfum lembut Milly menyeruak di dalam lift membuat keduanya memilih menyesap harum masing-masing. Milly sendiri sedikit terkejut dirinya bisa julid ke Malik tapi mengingat dirinya ditanya berapa harganya, emosinya naik kembali.

Tidak ada percakapan di dalam lift namun Malik bisa melihat dari pantulan dinding lift betapa cantiknya Milly. Malik merindukan Milly ... Sangat merindukan Milly.

Tak lama lift tiba di lantai dasar dan Milly keluar terlebih dahulu sementara Malik dan Mustafa berjalan di belakangnya dengan sedikit mengambil jarak. Milly pun masuk ke dalam mobil Subaru WRX nya dan segera pergi dari sana.

"Kita ikuti Mustafa ..." ucap Malik sambil masuk ke dalam Range Rover miliknya.

"Baik tuanku ..." jawab Mustafa.

***

Malik melongo saat tahu Milly pergi kemana dan lebih khawatir lagi bangunan itu adalah tempat dugem serta pesta bagi para tim Dallas Cowboys. Sejenak Malik merasa lega karena tahu dua kakak Milly pasti datang dan menjaganya. Malik mengajak Mustafa masuk ke dalam klub itu.

Disaat Malik dan Mustafa dilarang masuk, Sheikh itu mengeluarkan paspor diplomatik nya yang membuat penjaga klub itu mempersilahkan mereka masuk. Malik tidak munafik, dulu dia sering masuk ke tempat seperti ini apalagi saat masih menjadi pembalap WRC bahkan lebih parah. Namun setelah kecelakaan, Malik bersyukur dirinya mulai menjauh tempat-tempat seperti ini.

Kedua pria tampan itu berusaha mencari Milly di tengah banyaknya orang disana hingga mereka melihat Milly didampingi Chris Armstrong dan Rania Bianchi. Malik merasa lega karena Milly tidak sendirian hingga memutuskan untuk duduk di kursi sudut bersama Mustafa. Saat pelayan datang, Malik dan Mustafa kompak meminta ginger ale non alkohol karena mereka harus mengemudi. Malik dan Mustafa mengaku sebagai pengawal salah satu pemain Dallas Cowboys agar tidak mencolok dan pelayan itu percaya.

Malik dan Mustafa menikmati ginger ale nya hingga melihat Rania tampak panik saat membaca pesan di ponselnya. Chris pun ikut membaca pesan di layar ponselnya dan keduanya berbicara sesuatu pada Milly lalu bergegas meninggalkan gadis itu tergesa-gesa. Milly yang sendirian disana tampaknya hendak pergi namun seorang pria berkulit hitam dengan tubuh tinggi besar menghampiri gadis itu. Mereka tampak berbicara serius dan tak lama pria berkulit hitam itu bersalaman dengan Milly lalu pergi.

Milly pun beranjak dari tempat duduknya bertepatan seorang pria yang usianya sepantaran dengan Ajmal datang menghampiri. Mereka tampak berbicara akrab sampai Malik melihat pria itu secara tersamar memasukkan sesuatu di coke Milly.

"Tuanku ..." bisik Mustafa yang juga melihatnya.

"Kita kesana, Mustafa. Milly dalam bahaya .. " Malik pun berjalan mendekati meja Milly yang sudah meminum coke nya namun tiba-tiba Malik mengambil gelas itu membuat Milly terkejut.

"Malik?"

Malik hanya memberikan gelas itu ke pria yang bersama Milly. "Minum !"

Pria itu terkejut. "Apa-apaan?"

"Minum !" ucap Malik dingin dan mata hitamnya menatap tajam membuat pria itu ketakutan. "Aku bilang MINUM!"

Semua orang melihat kejadian itu dan menunggu apa yang terjadi.

"Minum atau aku paksa !" ucap Malik sekali lagi.

Dengan tangan gemetar pria itu mengambil gelas Milly dan meminumnya sedikit.

"HABISKAN !" bentak Malik lagi.

Pria itu mau tidak mau menghabiskan coke Milly. Malik dan Mustafa menunggu beberapa saat hingga pria itu akhirnya merasakan reaksinya.

"Panas ... panas ...."

Milly melongo. "Malik... Itu..."

"Roofies. Rapé Drug ..." jawab Malik sambil menatap pria tua itu belingsatan. "Siapa dia Milly ?"

"Dokter Cary Triumph... " Milly mulai merasakan sedikit reaksi dari minumannya. "Malik ... Aku ..."

Malik langsung membantu Milly berdiri. "Ayo, kita pulang ... Mustafa !"

"Saya sudah menghubungi polisi dan Mr Chris Armstrong" jawab Mustafa sambil memegang ponselnya.

Malik membawa Milly pergi sementara semua orang masih memperhatikan Dokter Cary Triumph berusaha membuka bajunya.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️