"Cari tahu siapa wanita itu!"
"Segera temukan ia, bawa kehadapan ku!"
"Aku tidak akan membiarkan hidupnya tenang setelah kematian Andrew, wanita itu harus membayar perbuatannya pada adikku".
Amarah Flint Myron Gladwyn 35 tahun tak terkendali malam itu setelah mendapat kabar, Andrew adik satu-satunya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol.
Emosi nya semakin memuncak setelah membaca sebuah pesan di handphone Andrew. Bahwa ia patah hati, mengetahui kekasih nya berkhianat.
Flint berdiri tepat di samping jasad Andrew yang sudah terbujur kaku di kamar mayat rumah sakit.
Manik abu-abu milik laki-laki itu menyimpan amarah yang tak terbendung lagi.
"Kaylaa...
"Siapa kau.. berani bermain-main dengan keluarga Gladwyn"
"Kau harus membayar semuanya. Kau tidak bisa lari dari ku ja*ang!"
Jemari tangan kokoh itu meremas kuat handphone Andrew yang ada di tangannya.
"Aku akan membalas kematian mu, Andrew. Tidak akan kubiarkan gadis itu hidup tenang dan damai untuk selamanya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Setelah menempuh penerbangan selama delapan belas jam, pesawat pribadi Flint mendarat juga di bandara Maldives.
Selama penerbangan Kaylee lebih banyak memejamkan matanya. Kalau boleh jujur ia muak melihat tingkah Leah yang berlebihan. Meminta perhatian Flint yang duduk di bangku depan. Sementara Kaylee duduk berdekatan dengan Thomas.
"Apa kau sakit? Selama penerbangan kau banyak tidur", tanya Thomas membantu Kaylee membawa kan tas jinjing ketika keluar pesawat. Sementara Flint dan Leah berada di depan mereka.
Kaylee memijat keningnya. "Tidak. Aku baik-baik saja, Thomas. Tapi aku memang memiliki rasa takut naik pesawat. Kalau boleh memilih aku lebih baik mengayuh sepeda berkilo-kilo meter dari pada naik pesawat", seloroh Kaylee seraya membulatkan matanya. Gadis itu terlihat lucu. Thomas tertawa melihatnya.
Flint mendengar semua obrolan Thomas dan Kaylee. Kedua tangannya terkepal. Sementara mulutnya bergumam tidak jelas.
Langit sudah gelap saat pesawat pribadi yang membawa Flint dan rombongan mendarat di Bandar Udara Internasional Velana, Maladewa.
Ketika tiba di pintu kedatangan nampak dua orang pria segera menyambut kedatangan mereka. Keduanya memberi salam hormat pada Flint dan Thomas.
Terlihat pula dua mobil Jeep sudah siap membawa mereka.
"Thomas kau dan Leah duluan saja ke hotel. Kaylaa bersama ku, ada yang harus aku bicarakan padanya", ujar Flint sambil melemparkan kunci mobil pada Thomas yang sigap menangkapnya.
Perkataan Flint jelas saja membuat Kaylee kaget. "Biar saya bersama Thomas saja tuan Flint. Tuan bisa bicara pada saya setibanya di hotel nanti", tolak Kaylee dengan halus dan tetap menghormati Flint dengan memanggilnya secara formal.
"Iya Flint, gadis ini biar dengan Thomas saja. Aku ikut dengan mu", ujar Leah hendak memeluk lengan Flint namun Flint langsung menarik tangan Kaylee dengan paksa agar ikut dengannya.
Thomas menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.
"Thomas...apa Flint menyukai wanita itu? Apa yang di lihatnya dari model pendatang baru itu?"
"Ingat Leah, hubungan kalian sudah lama berakhir. Kau jangan coba-coba mencari gara-gara dengan Flint. Kau tahu ia seperti apa jika marah!", ujar Thomas mengingatkan Leah.
*
Angin laut mulai terasa menerpa. Udara juga terasa dingin menusuk hingga ke tulang.
Setelah sudah di dalam mobil, Flint tancap gas mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.
"Kau ini kenapa? Aku belum mau mati. Kalau kau sudah bosan hidup jangan mengajakku!", teriak Kaylee seraya membetulkan rambutnya yang di terpa angin kencang. Flint memang tidak menutup kaca jendela.
"Sejak kapan kau dekat dengan teman ku Thomas. Apa kau selalu begini Kaylaa Morgan, berhubungan dengan semua pria secepat itu!", hardik Flint tidak bisa menutupi rasa kesalnya. "Kau bahkan memanggilnya Thomas. Ck".
"Bukan urusan mu. Kehidupan pribadi ku tidak ada hubungan dengan kontrak kerjasama kita", balas Kaylee kesal. Gadis itu memalingkan wajahnya keluar jendela. Tidak ada yang bisa di lihat, hanya kegelapan malam dengan sinar lampu sebagai penerangan.
Kaylee melebarkan jemari nya keluar jendela, merasakan angin malam yang terasa menyegarkan. Gadis itu memejamkan kedua matanya sambil menyandarkan wajahnya pada pada kaca yang terbuka. Terasa begitu damai.
Flint tersenyum melihat tingkah Kaylee. Nampak begitu polos.
"Apa hotel mu masih jauh?".
"Hem. Satu jam setengah. Tutup kacanya, sudah mau turun hujan. Aku akan memasang AC", ucap Flint.
Kaylee mendongakkan wajahnya melihat langit. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, meskipun tidak ada satupun bintang yang bersinar di langit.
Namun...
Ternyata dugaan Kaylee salah besar. Tiba-tiba hujan turun dengan deras.
Flint menggelengkan kepalanya. "Gadis keras kepala".
Kaylee mengibas-ibas kan air yang membasahi pakaian nya.
"Pakai ini, kau bisa sakit nanti", ujar Flint penuh perhatian melemparkan jaket kulit miliknya ke atas paha Kaylee.
"Aku tidak apa-apa–"
"Apa kau selalu membangkang begini?", ucap Flint menolehkan wajahnya menatap Kaylee dengan kesal. "Aku tidak mau rugi. Jika kau sakit menghambat pekerjaan mu Kaylaa", seru Flint sambil mengusap tengkuknya.
"Iya. Aku tidak akan membuat mu merugi tuan", jawab Kaylee enggan berdebat. Ia menuruti perintah Flint memakai jaket itu ke tubuhnya. Nampak kebesaran. Namun terasa begitu hangat. Kaylee menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata. Aroma Citrus, parfum Flint begitu lekat memenuhi indera penciuman Kaylee. Entahlah rasanya begitu menenangkan bagi Kaylee.
Flint menghidupkan CD player. One day in your life Michael Jackson terdengar begitu indah, seakan menggambarkan suasana saat ini. Sementara hujan turun dengan derasnya membasahi bumi.
Kaylee nampak tertidur pulas. Flint tersenyum melihatnya. "Kau sangat cantik Kaylaa Morgan. Aku menyukai mu.."
Sebenarnya Kaylee hanya memejamkan kedua matanya saja. Ia enggan berbicara pada Flint yang ujung-ujungnya membuat ia kesal. Sesungguhnya ucapan Flint barusan membuat jantung Kaylee berdebar.
...***...
Tinggalkan jejak kalian ya
.mantep👍