NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dugaan sementara

Dokter masih belum berani untuk menangani Kavi setelah mengetahui golongan darah laki-laki tersebut adalah O negatif dimana golongan darah tersebut sedang tidak tersedia stoknya di rumah sakit itu.

"Apa keluarga dari pasien sudah dihubungi?" tanya sang dokter yang mulai cemas dengan kondisi Kavi. "Jika pasien tidak segera kita tangani, nyawanya bisa saja melayang."

"Tadi salah seorang polisi bilang kalo pacarnya korban sempat menelepon dan pihak kepolisian sudah menyampaikan untuk segera memberitahu kabar ini ke pihak keluarga korban, Dok. Jadi kemungkinan keluarga korban sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit ini."

"Baiklah, sambil menunggu kedatangan keluarga korban, ada baiknya kita berupaya untuk menghentikan pendarahan yang ada di kepalanya terlebih dahulu. Tolong siapkan segala peralatannya, Sus," perintah sang dokter pada beberapa suster yang ada di ruangan yang cukup dingin itu.

***

Dalam perjalanan menuju rumah sakit yang telah di sebutkan oleh sang pihak kepolisian, Rami berulang kali pingsan dalam mobil.

Suasana benar-benar chaos membuat Anton menjadi tidak fokus dalam berkenadara. Savinna bisa merasakan hal tersebut karena mobil yang di kendarai oleh Anton berkali-kali oleng hingga hampir menabrak pengguna jalan lain, "Om, hati-hati ya bawa mobilnya ... kita gak boleh kenapa-napa, Om. Kak Fazriel masih butuh kita," tegur Savinna lembut.

"AAGRHH!"

Savinna tersentak kaget saat Anton tiba-tiba saja memukul stir mobilnya sambil berteriak frustrasi. Savinna pun bisa melihat ekspresi wajah Anton saat itu terlihat begitu marah. Pria paruh baya itu juga terlihat hampir menangis karena kedua matanya tampak memerah.

"Siapa yang sudah berani memukuli anak saya, tidak akan saya biarkan tenang hidupnya!" ancam Anton penuh kemarahan.

Savinna pun jadi teringat saat Kavi bilang jika Papanya sama sekali tidak menyayanginya. Buktinya, disaat seperti sekarang ini, Anton terlihat sangat marah dan sedih saat mengetahui kondisi anaknya sedang tidak baik-baik saja.

Seharusnya Kak Fazriel lihat ini. Om Anton marah besar waktu tau Kak Fazriel dilukai sama orang lain. Om Anton itu sayang banget sama Kak Fazriel.

***

Setibanya di rumah sakit, Anton langsung menjalani tes pemeriksaan golongan darah sebelum dokter benar-benar melakukan tidakan bedah dengan menggunakan donor darah darinya.

Sementara itu, Savinna ditugaskan oleh Anton untuk menjaga Rami yang masih syok dengan kejadian mengenaskan ini.

"Tante yang kuat ya, kita sama-sama berdoa supaya Kak Fazriel gak kenapa-napa."

"Tante mau lihat kondisi Kavi," ucap Rami sambil beranjak dari tempat duduknya.

Savinna langsung menahan Rami agar kembali duduk di kursi tunggu, "Percuma kalo Tante pergi kesana sekarang, dokter gak akan biarin orang lain masuk ke ruangan itu sampai proses penanganannya selesai," ucap Savinna memberikan penjelasan. "Tante disini aja ya sama aku. Kita tunggu Kak Fazriel disini sama-sama sambil terus berdoa."

Rami kembali menunduk dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya lagi, "Siapa orang yang tega berbuat sekejam itu sama Kavi? Tante yakin, Kavi bukan anak yang suka cari masalah sama orang lain. Tapi kenapa mereka bisa tega mengeroyok Kavi?"

Savinna pun terdiam. Ia juga merasakan ada banyak sekali hal mengejutkan yang terjadi hari ini. Dan kejadian mengejutkan ini terjadi setelah Kavi mendapat hukuman skors karena telah memukuli Kelvin si ketua kelas yang kemarin sempat menggoda Savinna.

Apa kejadian ini bersangkutan sama si Kelvin-Kelvin itu ya? batin Savinna bertanya-tanya.

Savinna pun menjadi semakin penasaran dan ingin mengulik kejadian itu untuk mencaritahu siapa dalang dibalik kejadian ini.

Tapi jika dipikirkan lagi, Savinna tentu saja membutuhkan seseorang untuk membantunya mengungkap semua ini.

***

"Gimana kalo polisi bisa mengungkap kasus ini dengan cepat?" tanya Kelvin panik saat mengetahui jika berita pengeroyokan itu telah tersebar di banyak sekali media televisi.

"Lo santai aja lah, kita main bersih kok. Seharusnya sih polisi gak bakal tau," ucap Rino salah satu pelaku pengeroyokan Kavi untuk meyakinkan Kelvin.

Bisa dibilang, Kelvin adalah anggota termuda yang ada di circle tersebut. Maka tak heran jika Kelvin di perlakukan seperti anak kecil yang akan terus dilindungi oleh anggota lain.

"Emang tadi lo kirim berapa orang buat ngeroyok dia?" tanya Kelvin penasaran.

"Ada kali lima belas orang," sahut Rino santai.

"Eh buset, lima belas orang?!" tanya Kelvin tidak percaya. "Padahal lo kirim lima orang aja udah cukup loh."

"Kata siapa? Jelas-jelas lima belas orang masih kewalahan ngelawan dia doang. Tuh orang beneran jago bela diri ternyata," ucap salah seorang anggota lain yang terpukau dengan kemampuan bela diri Kavi.

"Benar banget, dia baru lumpuh setelah kita pakai bantuan senj*ta taj*m," ucap Rino menambahkan.

"Kalian ngeroyok dia sampai mati kah?" tanya Kevlin dengan wajah sedikit pucat. Laki-laki itu memang membenci Kavi, tapi sama sekali tidak terpikirkan di benaknya untuk benar-benar menghabisi teman sekelasnya itu.

"Harusnya sih gak mati ya, tapi gak tau deh kalo dia kehabisan darah," ucap Rino disertai gelak tawa.

Circle ini sama sekali tidak terlihat seperti circle yang berisikan orang-orang waras. Karena setelah melakukan pengeroyokan tersebut, mereka malah melakukan pesta minuman keras hingga melakukan s*xs bebas.

***

Sore itu, Nauval berkunjung ke rumah Kavi untuk meminjam beberapa buku paket miliknya. Namun Nauval tidak menemukan keberadaan siapa pun di rumah itu. Alhasil, laki-laki itu bertolak menuju rumah Alvero untuk meminjam buku cetaknya pada Alvero saja.

"Tumben lo mau pinjam buku sama gue? Biasanya selalu pinjam ke Kavi," ucap Alvero sembari memberikan beberapa buku cetak miliknya pada Nauval.

"Kan besok lo sama Kavi bakal di skors, gue bingung juga mau gabung sama siapa pas lagi ada jam pelajarannya. Makanya gue pinjam bukunya sama lo aja. Sebelum gue kesini, gue sempat ke rumah Kavi dulu sih tadi, tapi kayaknya Kavi sama keluarganya lagi pergi," jelas Nauval panjang lebar.

"Oalah, mau mampir dulu gak lo?" tawar laki-laki keturunan konglomerat itu pada sahabatnya.

"Boleh deh, gue juga lagi gabut banget nih di rumah."

"Yaudah, ayo masuk."

Setelah mendapat izin untuk masuk, Nauval pun memasuki rumah mewah itu.

"Lagian, lo berdua kenapa kompak banget sih mau ngeroyok Kelvin kayak gitu?" tanya Nauval setibanya mereka di ruang tamu.

"Ya, gue gak terima aja dia bilang Savinna lont*, orang gila macam mana yang mau sebut cewek sepolos Savinna dengan sebutan lont*?!" geram Alvero.

"Lo suka juga ya sama Savinna?" tanya Nauval mengintimidasi.

"Bukannya suka ya anj*ng! Gue udah nganggap dia kayak adek gue sendiri. Mau gimana pun juga, dia itu cewek yang Kavi sayang. Yakali gue diam aja lihat cewek yang Kavi sayang di gituin," jelasnya.

"I see.."

"Gue udah nganggap lo sama Kavi itu sebagai saudara gue sendiri. Jadi gue gak mungkin diam aja lihat saudara gue diusik sama orang lain," tambahnya lagi.

Nauval tersenyum samar. Hatinya terasa meleleh mendengar pengakuan itu dari mulut Alvero langsung. Nauval pun bisa membaca ketulusan hati Alvero saat ia mengatakan itu.

"Hidupin aja tuh TV nya. Gue mau buat minuman dulu. Lo mau gue buatin apa?"

"Apaan aja deh."

"Oke, gue tinggal dulu."

"Mending nyalain dulu TV nya, gue gak paham gimana caranya nyalain TV nya orang kaya."

"Gue eneg banget setiap lo ngomong begitu," ucap Alvero kesal sembari menyalakan televisi pintar di rumahnya menggunakan sebuah remote.

Dan betapa terkejutnya mereka berdua saat televisi itu menyala, terpampang dengan jelas wajah Anton tengah di wawancarai oleh beberapa wartawan.

"Lah itu kan bokapnya si Kavi ya?" tanya Alvero memastikan.

"Iya, anjir! Itu Om Anton!" sahut Nauval.

"—saya pastikan, pelaku yang melakukan pengeroyokan pada anak saya dihukum dengan hukuman yang setimpal. Saya akan cari kalian walaupun kalian bersembunyi di ujung dunia sekalipun," ancam Anton di akhir wawancara tersebut.

"Maksudnya gimana nih? Pengeroyokan siapa?" tanya Nauval bingung.

"Anaknya Om Anton kan tinggal Kavi doang. Berarti...." ucap Alvero menggantung.

"KAVI DIKEROYOK?!"

Dengan kondisi yang sama-sama panik, Nauval dan Alvero mencoba untuk menghubungi kedua orang tua Kavi. Namun tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat panggilan tersebut.

"Duh anjir! Gak ada yang mau angkat teleponnya! Kita kan juga gak tau si Kavi di bawa ke rumah sakit mana!" geram Alvero.

Nauval yang sama paniknya mencoba untuk tetap tenang dan terus mencari jalan keluar hingga ia teringat dengan Savinna, "Kalo kita tanya Savinna kira-kira dia tau gak ya?"

"Oh iya! Savinna! Coba lo telepon dia sekarang, Val!" desak Alvero tak sabar.

Detik itu juga Nauval segera mencari nomor Savinna dan mulai menghubunginya.

"Assalamualaikum, Kak?" salam Savinna dengan suara yang parau sehabis menangis.

"Sav? Lo udah tau berita tentang—"

"Iya, gue udah tau. Dan gue orang pertama yang tau lewat berita," potong Savinna.

Nauval membuang napas perlahan menahan sesak setelah mengetahui jika sahabatnya benar-benar menjadi korban pengeroyokan yang di tayangkan di berita televisi saat ini.

"Terus lo ada dimana sekarang, Sav?" tanya Alvero to the point.

"Rumah sakit cipta medika, Kak."

"Oke, habis ini kita on the way kesana. Tolong aktifin handphone lo terus ya, biar gampang buat ngabarinnya," pinta Alvero.

"Hm'm.."

"Kondisi Kavi sekarang ... baik-baik aja kan?" tanya Nauval penuh harap.

"Kak Fazriel masih kritis, Kak. Tadi dia kehilangan banyak darah karena luka terbuka yang ada di bagian kepalanya. Dan sampai sekarang, Kak Fazriel masih dalam penanganan dokter," jelasnya dari sebrang sana.

"Anj*ng ya, siapa pun yang ngelakuin ini ke Kavi. Bakal gue cari orangnya dan gue habisin pakai tangan gue sendiri," ancam Alvero.

***

Tepat pukul enam sore dokter baru selesai melakukan tindak medis untuk menyelamatkan Kavi. Tapi, setelah tindakan medis itu Kavi tidak bisa langsung sadar dan Kavi harus kembali berjuang untuk melewati masa kritisnya.

Karena penasaran dengan kondisi anaknya, Anton dan Rami pun memutuskan untuk langsung menjenguknya, "Om sama Tante masuk duluan ya? Savinna, Nauval sama Vero tunggu disini dulu. Nanti kita gantian jenguknya."

"Oke, Om." jawab Alvero dan Nauval bersamaan. Sementara Savinna hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah Anton dan Rami memasuki ruangan pasca operasi itu, Savinna, Nauval dan Alvero hanya bisa memandangi mereka berdua yang tengah menjenguk Kavi dari sebuah jendela berukuran cukup besar yang terbuat dari kaca. Savinna tidak bisa melihat dengan jelas seberapa hancurnya wajah Kavi saat itu, tapi Savinna bisa melihat ada banyak sekali selang medis yang menempel di tubuh Kavi.

Lagi-lagi Savinna tidak bisa menahan airmatanya untuk tidak turun membasahi pipinya. Nauval yang tahu seberapa hancurnya hati gadis itu pun memilih untuk langsung merangkul Savinna dan menenangkannya.

"Dia cowok yang kuat. Gue yakin dia bisa lewatin semua ini," bisik Nauval berusaha menenangkan Savinna.

Alvero pun ikut mengusap punggung Savinna setelah melihat gadis itu tengah menangis di sebelahnya.

"Gue butuh bantuan kalian buat cari tau siapa pelaku pengeroyokan ini," ucap Savinna sambil tersedu.

"Tanpa lo suruh, kita pasti cari tau siapa pelakunya. Gue sama Nauval gak akan tinggal diam ngelihat sahabat kita dihajar habis-habisan kayak gini. Apalagi dari yang gue dengar di berita, pelakunya sepuluh orang lebih."

Savinna beralih menatap Nauval dan Alvero secara bergantian, "Bukannya mau nuduh, Kak. Tapi gue benar-benar curiga sama Kak Kelvin."

Nauval pun mengernyit, "Kelvin? Maksud lo Kelvin teman sekelas gue? Yang ketua kelas itu?" tanya Nauval memastikan.

Savinna pun mengangguk mantap, "Awal Kak Fazriel emosi dan milih buat nyerang Kak Kelvin itu karena Kak Fazriel lihat history DM instagram gue sama Kak Kelvin. Disana Kak Kelvin emang sengaja godain gue dan minta nomor handphone gue. Tapi gue gak kasih sama sekali. Dan gue juga gak ngira kalo Kak Fazriel bakal ngehajar Kak Kelvin kayak tadi pagi. Jadi intinya, semua masalah ini berakar dari gue, Kak.." jelas Savinna penuh rasa bersalah.

"Lo gak salah. Si berengs*k itu emang pantas buat dapetin itu semua," ucap Alvero memberikan pembelaan untuk Savinna.

"Kenapa lo bisa bilang kalo dia pantas dapetin itu? Sebenarnya apa yang udah dia bilang sampai-sampai lo sama Kak Fazriel mukulin dia tadi pagi?" tanya Savinna semakin penasaran lantaran sejak tadi siang Kavi sama sekali tidak mau memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

"Gak penting kita bahas itu sekarang. Lebih baik kita mulai selidiki semuanya," ucap Nauval seolah sengaja mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Tapi gimana caranya, Kak?" tanya Savinna bingung.

"Biar gue suruh orang lain buat selidiki semuanya. Jadi lo gak perlu mikirin soal ini, cukup fokus belajar aja, oke?"

Bukannya mengiyakan, Savinna malah menatap Alvero dengan tatapan polosnya.

"Benar kata Vero barusan, lebih baik lo fokus belajar aja, Sav. Urusan ini biar kita berdua yang handle. Oh iya satu lagi, karena ini masih dugaan kita bertiga, lebih baik jangan dikasih tau ke siapapun dulu. Biar ini jadi rahasia kita bertiga sampai kita benar-benar ketemu sama siapa pelaku sebenarnya."

Kali ini, Savinna langsung mengangguk mengiyakan. Ia setuju dengan rencana yang akan dijalankan oleh Alvero dan juga Nauval. Dan mereka juga sepakat untuk saling tutup mulut akan dugaan mereka terhadap Kelvin sebelum benar-benar terungkap siapa pelaku pengeroyokan tersebut.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!