Kemuliaan Surgawi

Tujuh hari kemudian.

Bai Feng tengah memobilisasi kekuatan spiritual gunung suci memperkuat fondasi jiwanya. Aliran energi Qi tak terbatas mengalir memenuhi lautan kesadarannya hingga menciptakan gelombang pasang.

"Penyatuan jiwa dan tubuh!"ucap Bai Feng menyatukan telapak tangannya.

Seluruh aliran Qi mengalir di dalam tubuhnya bergerak menuju jantung serta menutrisi jiwanya menyatukan jiwa dan tubuhnya secara utuh dan sempurna serta memiliki keselarasan satu sama lain.

Hongg..!!

Ledakan terjadi di dalam lautan kesadaran Bai Feng hingga gulungan kemaharajaan terbuka lebar memancarkan kesuciannya. Energi keberuntungan menguar begitu hebatnya memenuhi langit-langit alam kesadaran disertai raungan naga emas keluar dari dalam gulungan kemaharajaan.

Blubuk...Blubuk....Blubuk...

Lautan kesadarannya mendidih dan berubah menjadi darah memancarkan hawa kematian serta kebencian dan mengandung karma buruk. Pusaran air tercipta begitu besar dan seekor naga hitam ke luar dari dalamnya menatap naga emas di langit. Kedua naga terdengar mengelilingi Bai Feng layaknya tengah menjaga. Energi takdir keberuntungan dan karma buruk di serap jiwanya menjadikannya sesuatu yang saling bertolakbelakang berada pada satu tempat.

Yin Yang muncul mengatasi energi yang saling bertolakbelakang menjadikannya saling berbagi satu sama lain. Bai Feng mengerenyitkan dahinya mencoba menyesuaikan apa yang dialaminya. Ranah penyatuan jiwa dan tubuh level tiga berhasil diraihnya.

Di luar, para Tetua memandang langit dimana tak terjadi perubahan apapun selam beberapa hari membuat mereka khawatir akan keadaan Bai Feng.

"Apakah dia gagal menerobos?"ucap Tetua Ji Xuan.

"Tidak mungkin dia gagal. Pasti terjadi anomali yang membuat hukuman surga tak muncul,"balas Tetua Ji Wu.

Setelah penangkapan Cheng Xun dan kepergian Tian Shuo, Pemimpin tertinggi sementara di pegang oleh Tetua Ji Wu dalam melaksanakan tugas-tugas ketua Aula.

Jauh di atas langit di balik awan, sosok makhluk raksasa tengah berjibaku melawan hukuman surga petir kesengsaraan seorang kultivator. Tembakan petir dimana-mana terjadi begitu mengerikan. Lei Tingfeng mengepakkan sayapnya menembakkan ratusan petir melawan petir kesengsaraan surgawi. Dia bahkan tak segan-segan mengumpulkan energi petirnya diangara kedua tanduknya melawan paksa dominasi petir surga.

"Aku masih ingat bagaimana aku dihukum tanpa adanya penyelidikan! Divisi guntur ilahi aku akan kembali!"ucap Lei Tingfeng meraung menembakkan gumpalan petir meledakkan pusaran hukuman kesengsaraan.

Dirinya meraung keras melebarkan sayapnya dan terbang di atas awan menatap langit dengan tajam.

Boommm...!!!

Boommm...!!

Booommmm...!!

Ledakan demi ledakan terjadi pada hutan wilayah terluar Aula Kemuliaan. Murid-murid Aula segera pergi melihatnya. Mereka semua terkejut tatkala melihat ratusan murid Istana Langit tengah mengepung Aula.

"Aula Kemuliaan telah melanggar hukum benua membuat dewa marah membawanya pergi untuk diadili. Atas nama Istana Langit aku membawa perintah untuk membubarkan Aula Kemuliaan,"ucap Liao He dengan lantang.

Lonjakan cahaya melesat ke luar dari dalam Aula Kemuliaan. Tetua Ji Wu muncul berjalan di udara berhadapan dengan Liao He dengan tenang menatapnya.

"Apakah Istana Langit tak memandang Aula Kemuliaan? Membawa perintah pembubaran dan menuduh melanggar hukum benua tanpa tahu cerita sebenarnya. Sepertinya Istana Langit menjadi tak tahu malu hingga lupa bahwa formasi spiritual mata langit merupakan hal tabu dan melanggar hukum benua,"ucap Tetua Ji Wu.

"Kau! Berani membela menggunakan kesalahan orang lain sungguh tercela,"balas Liao He marah.

"Pergi! Aula Kemuliaan tak akan bubar hanya karena perintah Kaisar Surgawi mu. Bahkan serangan Jendral Surgawi kami mampu bertahan,"ucap Tetua Ji Wu berbalik pergi.

Liao He mengepalkan tangannya erat mengumpulkan energi spiritual menembakkannya ke arah Tetua Ji Wu.

"Hmph!"

"Duarrr.....!!"

Tetua Ji Wu berbalik menatap tajam Liao He tatkala serangan diam-diam yang diterimanya.

"Hari ini Aula Kemuliaan diharuskan bubar! Seluruh murid dengarkan perintahku! Serang Aula Kemuliaan dan sandera setiap orang hingga mereka mengaku menyerah"ucap Liao He.

"Baik!!"ucap mereka serempak melesat melakukan penyerangan mencoba menerobos perlindungan.

"Sepertinya kau benar-benar tak menghargai wajah orang tua ini,"ucap Tetua Ji Wu meledakkan auranya menggunakan tubuh emas miliknya melesat menyerang.

Liao He membuat segel tangan menciptakan lapisan Yin Yang sebagai pelindungnya.

"Tubuhku sekeras tekadku!"ucap Tetua Ji Wu meninju menghancurkannya hingga berkeping-keping.

Liao He menahan menggunakan telapak tangannya hingga keduanya meledakkan auranya secara bersamaan menciptakan hembusan angin kuat.

"Hiakkkkk......!!!"teriak Tetua Ji Wu mendorong Liao He hingga jatuh menghantam tanah dengan kerasnya.

Kepulan asap menghalangi pandangan yang membuat situasi tak jelas. Yin Yang kembali muncul disertai getaran hebat. Liao He melesat melayang di udara berdiri di atas lapisan Yin Yang miliknya. Dia membuat gerakan tangan menciptakan tiga lapisan Yin Yang yang menyatu mengeluarkan ikan hitam dan putih melompat di udara mengitari tubuhnya.

"Ikan surgawi Yin Yang!"ucap Liao He.

"Hmph! Bukan hanya kau saja yang mempunyai teknik ilahi Yin Yang. Aku juga menguasainya,"balas Tetua Ji Wu membuat segel tangan menyatukan kedua telapak tangannya dimana lapisan Yin Yang muncul di bawah kakinya membentang lebar. Naga hitam dan putih ke luar meraung keras ke langit mengitari Tetua Ji Wu menghembuskan nafas panasnya.

"Naga Yin Yang meraung ke langit!"ucapnya lantang.

Keduanya menguasai teknik kuno ilahi Yin Yang yang legendaris.

"Pergi!"ucap Liao He.

Ikan Yin maupun Yang berenang di udara menduplikasi tubuhnya menjadi ratusan membentuk sebuah gabungan naga hitam dan putih.

"Pergi!"perintah Tetua Ji Wu.

Naga Yin dan Yang segera pergi meraung keras dan bertarung dengan gabungan ikan Yin maupun Yang. Liao He melesat menyerang Tetua Ji Wu dan keduanya kembali bertarung. Berbagai ledakan terjadi dan semuanya benar-benar kacau. Aula Kemuliaan berada di ambang kehancuran. Lonjakan cahaya menembus langit yang berasal dari lautan di antara gunung suci. Tetua Ji Wu tersenyum begitu melihatnya. Bai Feng muncul dibalik cahaya tersebut menatap keseluruhan yang terjadi.

"Beraninya Istana Langit menyerang. Sepertinya perang tak terhindarkan,"ucapnya menghilang di tempat meninju Liao He hingga terpukul jauh mundur.

Dirinya berada pada ranah kesatuan inti dao level tiga secara sempurna. Liao He terbatuk-batuk menatap tajam Bai Feng. Ikan naga miliknya terpukul mundur dan tercerai-berai membuat Bai Feng mendengus dingin.

"Naga milikmu tak seperti naga sungguhan. Benar-benar lucu bila dilihatnya,"ucapnya menyatukan kedua telapak tangannya mengangkatnya ke langit membuat awan hitam dan dua naga ke luar berada di belakangnya.

"Putaran Takdir!"ucapnya memerintahkan naga tersebut menyerang. Keduanya segera mematuhi perintah bergabung menjadi satu membuka mulutnya lebar-lebar menelan Liao He hidup-hidup.

Crashhh......!!!!

Perut naga terbelah dimana Liao He terengah-engah sembari memegang dadanya disertai darah mengucur dari ujung pedangnya.

"Kau mampu memaksaku sampai pada titik ini dengan menarik pedang Tunggal yang tak sembarang aku lakukan. Kau layak mati dengan pedang ini,"ucap Liao He mengusap pedangnya mengalirkan energi Qi ke dalamnya.

"Teknik pedang pemecah laut!"ucapnya mengayunkan pedangnya. Bilah raksasa segera melesat dengan kecepatan tinggi mengarah kepada Bai Feng. Di tengah jalan tangan raksasa muncul dari langit menggenggam erat bilah tersebut menghancurkannya dengan mudah.

"Berani menyerang Aula Kemuliaan ku kau tak menganggap wajahku!"ucap Tian Shuo muncul di udara menekan seluruh murid-murid Istana Langit dan Liao He membuat semuanya tertunduk. Pelepasan aura ranah pembentukan ulang jiwa dan tubuh level puncak begitu mendominasi.

"Pergi! "perintah Tian Shuo menghilangkan tekanannya.

Liao He memerintahkan para murid-murid untuk segera pergi. Dirinya menatap Bai Feng sebelum pergi meninggalkan Aula Kemuliaan.

"Salam Ketua,"ucap Tetua Ji Wu.

"Salam Guru,"ucap Bai Feng.

Tian Shuo tersenyum bangga melihat kemajuan Bai Feng menepuk-nepuk pundaknya keras.

"Bagus! Kau benar-benar kebanggaan Aula Kemuliaan ku"

Bai Feng menganggukkan kepalanya dengan rendah hati.

"Kakak melakukan yang terbaik,"ucap Tian Shuo kepada Tetua Ji Wu.

"Tugasku adalah menjaga Aula Kemuliaan dan syukurlah kau kembali. Namun ada berita buruk mengenai senior Cheng Xun,"balas Tetua Ji Wu melaporkan keadaan.

"Aku tahu bahwa tetua Cheng Xun di bawa oleh Jendral Surgawi,"ucap Tian Shuo.

"Jika kau telah mengetahuinya maka aku tak perlu menjelaskan secara rinci,"ucap Tetua Ji Wu