NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 4 ABRIELA

Sudah dua hari aku berada di rumah sakit, dan setiap malam aku selalu mendapat mimpi yang sama. Hanya saja aku belum mengerti arti dari mimpiku itu. Aku juga masih penasaran dengan apa yang ingin disampaikan Abriela kepadaku.

Hari ini aku akan kembali ke rumahku dan bertemu dengan adikku Davendro.

“Bunda, aku udah enggak sabar pengen ketemu sama adek.” Kataku kepada Bunda

“Iya sayang, adek juga udah nunggu kamu di rumah. Kamu tau kan dia itu gimana orangnya, karena traumanya sama suntik dia enggak berani ke rumah sakit.” Kata Bunda sambil tertawa

Endro memang anak yang nakal, tapi satu hal yang dia takuti yaitu jarum suntik. Bukan tanpa alasan dia bisa memiliki trauma itu, dulu waktu aku masih SMP, aku salah satu siswi aktif di sekolah khususnya di PMR. Jadi

setiap ada kesempatan aku bakal donorin darah aku buat orang-orang yang membutuhkan.

Nahh, satu hari aku minta ditemenin sama dia bareng Bunda untuk donorin darah aku lagi. Tapi waktu dia lihat jarum suntik yang ukurannya lebih besar untuk ambil darah dia jadi takut, apalagi darah yang mengalir di selang itu nggak berhenti. Jadi dia pikir aku udah kehabisan darah dan penyebabnya karena suntikkan yang emang ukurannya lebih besar dari pada suntikkan pada umumnya.

Tapi di masa depan dia udah mulai dewasa, usia kami terpaut cukup jauh. Saat aku SMP dulu dia masih berusia 5 tahun. Di tahun ini aku udah masuk perkuliahan dan usia adikku sekarang 9 tahun. Aku bahagia bisa mengulang

kembali masa-masa kami seperti dulu.

Setelah sampai di rumah, aku membukakan pintu rumahku dan bunyi terompet masuk ke telingaku. Aku pandangi semua orang yang ada di hadapanku, disana ada adekku Endro, Ibu Sumi ART yang udah jaga aku dari bayi dan juga orang yang sebenarnya keberadaannya tidak aku harapankan sama sekali, Abriela.

Endro menghampiriku dan dengan malu-malu dia merentangkaan tangannya.

“Selamat datang kembali ke rumah” katanya sambil memberi kode agar aku masuk ke dalam pelukannya

Aku tersenyum melihat tingkah adikku, dia tidak pernah berubah. Di masa depan sifatnya akan lebih dingin lagi.

“Makasih ya adek kecil kaka katas sambutannya.” Kataku menggodanya

“Cihh, siapa yang adek kecil? Orang aku udah umur 9 tahun. Aku udah besar kali kak.” Katanya dengan mulut merenggut

“Iya-iya adek kecil kakak udah besar, tapi sama jarum suntik masih belum berani.” Godaku

“Ahhh kakak ma gitu.” Katanya sambil meronta-ronta dalam pelukan kami.

Aku sangat bersyukur masih bisa merasakan pelukan keluargaku, tidak ada hal yang paling indah selain ini. Walaupun mungkin ini hanya akan sementara tapi aku ingin egois dan ingin tetap berada disini.

“Kakak udah lepasin pelukannya, malu dilihat banyak orang. Kayak aku anak kecil aja.” Katanya meminta aku melepaskan pelukan kami berdua.

Aku melihat ke arahnya dan kuarahkan tanganku ke kepalanya dan mengelus lembut kepalanya.

“kakak sayang sama adek kecil kakak.” Kataku kepadanya

Wajahnya langsung memerah seperti tomat.

“y-ya aku tau itu.” Jawabnya dengan sok dingin, padahal di mataku terlihat menggemaskan

“Udah, sayang jangan goda adek terus. Sekarang kamu ke kamar dulu ya, biar kondisi kamu semakin membaik.” Kata Bunda

“Biar aku aja yang anterin Eva ke kamar ya Bund.” Kata Abriela

Ingin sekali aku mengatakan kepadanya untuk tidak memanggil Bunda sama sepertiku lagi. Aku muak melihat dia yang sok perduli dan baik kepada kami. Padahal dialah salah satu malapetaka yang akan mendatangi kami di masa depan.

“Ayo Eva, kok melamun gitu? Awas kesurupan loh kamu.” Katanya melihat aku yang terbengong melihatnya.

Aku hanya tersenyum dan memaksakan tawaku mendengar kata-katanya. Berusaha agar aku tidak kelepasan memukul atau menjambak rambutnya.

Di dalam kamar, aku dan Abriela sama-sama terdiam. Tidak ada yang membuka suara, masing-masing dari kami fokus sama pikirannya sendiri. Dalam situasi seperti ini tidak mungkin aku bisa bersikap seperti biasanya. Apalagi

setelah aku tau motifnya mendekati aku dan keluargaku. Tidak akan aku biarkan rencana mereka berjalan dengan lancar, dan semua kebusukan mereka akan aku unggap sebelum aku dan keluargaku masuk ke dalam perangkap mereka.

“Eva, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Kata Abriel tiba-tiba

“Apa yang mau kamu omongin?” tanyaku.

“Jadi sebenarnya-“

“Sayang, nak Abriel ayo turun dulu. Ibu Sumi udah siapin makanan untuk kita.” Kata Bunda memotong ucapan Abriela.

“Iya Bunda” jawabku

Aku lalu turun ke bawa dibantu oleh Abriela, sebenarnya aku masih penasaran dengan apa yang mau disampaikan Abriela kepadaku.

Namun setelah selesai makan, Abriela mendadak harus pulang setelah menjawab teleponnya.

“Siapa yang nelpon Biel?” Tanyaku penasaran

“Ini, tetangga rumah aku Ev. Katanya Mama jatuh dari tempat tidur.” Kata Biel dengan buru-buru

“Ya ampun, cepetan nak kamu harus balik. Takutnya Mama kamu kenapa-kenapa disana.” Kata Bunda yang ikut panik

“Iya Bun, kalau begitu aku pamit dulu ya semua.” Kata Abriel

Aku baru ingat kalau Mama Abriel punya sakit dan sering terbaring di tempat tidur. Walaupun kami udah sahabatan dari lama, tapi aku belum pernah bertemu secara langsung sama Mamanya. Kalau aku ke rumahnya, pasti Mamanya akan istirahat dan enggak bisa diganggu.

“Kasihan ya nak Abriel, harus jaga mamanya sendiri.” Kata Bunda

“Abriela anaknya kuat Ayah lihat, dia tidak pernah mengeluh dan selalu terlihat baik-baik saja. Jadi Bunda tidak perlu mengasihaninya, dia anak yang hebat dan juga mandiri. Ayah yakin dia bisa mengatasinya sendiri.” Kata Ayah

Betul yang dikatakan Ayah, Abriela adalah sosok yang menurutku sangat kuat dan juga dewasa. Di usianya yang masih muda ini, dia sudah bisa membagi waktunya untuk kuliah dan juga merawat Mamanya bahkan dia juga melakukan kerja paruh waktu untuk menambah uang kuliahnya.

Tapi yang masih belum aku paham, kenapa sampai dia tega melakukan itu kepada keluargaku?

Malam harinya aku duduk terdiam di kamarku, lalu melihat ke arah kalung liontin yang masih belum kupaham angga yang tertulis di dalamnya. Aku mengamati lagi liontin itu dan angganya berubah dari 59 menjadi 57, mataku

melotot saat aku menyadari sesuatu.

“A-apa ini waktu yang kubutuhkan di masa ini?”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!