Bercita-cita menjadi seorang menantu idaman adalah harapan semua perempuan yang sudah menikah.Menganggap orangtua pasangan seprti orangtua kandung adalah hal yang sulit yang pernah dirasakan.Selalu dianggap salah dan tak berguna menjadi penyebab hancurnya sebuah kepercayaan dari diri seorang istri.Hidup jauh dari suami dan harus bertahan dengan mertua yang bermulut pedas itu adalah ujian yang sangat sulit.Mampukan Ranti bertahan dengan pernikahannya ditengah keluarga suami yang toxic?
Ikuti kisahnya dalam cerita yang akan aku tulis ini ya gais.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
" Maf Bu,sebenarnya mas Wiji .."
Belum sempat Ranti menyelesaikan ucapannya terdengar suara salam ramai dari dalam.
" Aduh-aduh itu teman-teman ibu pasti udah dateng semua,sini Arga sama ibu.Sana cepat kamu cuci muka.Tar dikira ibu aniaya kamu disini."
Ibu menggendong Arga dan membawa Arga kedepan.
Aku merasa sedikit tersentuh akan sikap ibu.Tak biasanya ibu bersikap seprti ini.
Sesuai permintaan ibu aku lantas membasuh wajahku dan memulas sedikit bibirku dengan lipstik warna nude tipis-tipis.
Aku memang tak terlalu suka memakai make up yang terlalu menor.Aku hanya memakainya sewajarnya saja,sekedar untuk membuat wajahku agar terlihat lebih segar dan tidak pucat.
Aku langsung menuju kerumah sebelah melalui pintu belakang.Daru suaranya saja sudah terdengar jika yang datang lebih dari 10 orang.
" Hahaha kamu ini bisa aja mir,aku emang lebih muda dari kamu tapi ya beginilah keadaanku.Kamu terlihat jauh lebih segar dari aku ya mir padahal kamu udah punya cucu sementara aku belum."
Terdengar obrolan ibu dan salah seorang temannya yang memang duduk dibarisan belakang dekat dengan tembok pembatas antara ruang tengah dan ruang tamu.
" Makanya ti kamu itu harus pinter cari uang.Aku gini juga karna aku rajin merawat diri,ya susah si kalau udah hubungannya dengan uang.Kalau kita banyak uang udah pasti kita kelihatan awet muda."
Dari nada bicara ibu terdengar sangat jelas akan kesombongan ibu.Aku mengelus dadaku dibelakang.
" Ranti,sini ran!"
Terdengar suara ibu memanggilku dari luar.Aku keluar dengan seulas senyum,ku salami teman ibu yang mungkin berjumlah 20-25 orang satu persatu.
" Temen-temen kenalin nih menantuku,ibunya si Arga.Dia menantu dari anak pertamaku loh dan hidangan yang tersaji semua dia yang masak loh!"
Ucap ibu,wajahnya terlihat sumpringah.
Pujian-pujian mulai aku dengar dari mulut teman-teman ibuku.Ada yang mengatakan jika makanan yang aku masak enak,ada yang bilang aku pinter nyenengin mertua ,ada juga yang bilang ibu beruntung memiliki aku dan masih banyak lagi pujian yang aku dengar dari mereka.
" Waah,mantu kamu cantik banget ya mir."
Ucap salah satu teman ibu.
" Wih jelas dong,anak-anak saya ganteng Bu.Rugi dong kalau punya istri jelek,anak saya pinter nyenengin istri jadi ya gitu,istrinya seger keliatan cantik gak kusut kaya orang yang tertekan batin."ucap ibu dibarengi dengan kekehan ibu.
Ibu terlihat melirik kesalah satu teman ibu,entah ibu sedang menyindir atau memang itu tak sengaja.Tapi yang jelas aku sangat-sangat tidak nyaman berada diantar mereka.
" Ran,ambil teh dibelakang tuh minumannya udah pada mau abis.Tambhin lagi aja ran,jangan lupa piringnya bawa kedepan juga ya."
Ucap ibu yang langsung aku turuti.
Aku gegas kebelakang mengambil teh dan aku kembali lagi untuk membawa piring.Melihat aku mondar mandir Arga yang semula anteng dan tenang mendadak merintih dan meminta gendong kepadaku.
" Mir tuh cucunya pengin sama emaknya,udah kita kan mau kocok arisannya bentar lagi abis itu kita foto-foto baru kita icip-icip masakan mantu kamu.Baunya udah bikin cacing diperut aku ngamuk nih!" Ucap ibu siti yang sedari tadi tidak lepas dari mencuri pandang menatapku dari atas kebawah dan dari bawah keatas.
" Sini Bu biar Arga sama Ranti aja,ibu lanjutin aja Bu."
" Ya udah,Arga sama ibu dulu ya.Uti mau menjamu teman-teman uti,anak pinter cup cup."
Setelah Arga berada digendonganku aku lekas membawanya keluar aku duduk diteras sembari bermain dengan Arga melihat anak-anak kecil bermain sepeda dan Arga tampak senang melihatnya terlihat jika Arga tersenyum dan berceloteh saat mendengar anak-anak tersebut memanggil Arga.
" Mir mantu kamu rajin banget yaa ,kamu pasti seneng ya punya mantu kaya Ranti.Jarang-jarang loh yang mau ngerjain semuanya dirumah mertua,paling banter masak itupun gak semua anak muda jaman sekarang bisa masak."
Dari luar lagi-lagi aku mendengar obrolan ibu mertuaku dan juga salah satu temannya yang kini berada didekat jendela depan.Aku duduk tepat dibawah jendela bersama Arga,mereka tak ada yang tau keberadaanku lantaran terhalang oleh tembok dan juga kursi yang ada diteras.
Aku memang memilih duduk dilantai karna cuaca sedikit panas dan aku lebih nyaman duduk lesehan sembari bermain dengan Arga.Saat kami duduk ada anak tetangga yang datang kemari dan membawa beberapa mainannya untuk dimainkan dengan Arga meskipun Arga belum bisa memainkannya.Tapi Arga faham dan bisa merespon ,terlihat sangat jelas dari celotehan Arga.
Ssstttt
" Dek diem dulu ngmongnya jangan kenceng-kenceng ." Ucapku sembari mengkode anak kecil didepanku dengan jari telunjuk agar dia mengecilkan volume suaranya.
Sengaja memang aku ingin mendengar jawaban ibu mertua mengenai apa yang disampaikan temannya tersebut.
" Halah kamu ini,gak tau aja gimana jadi aku.Aku tuh kaya gini karna gak mau dimusuhi sama dia,kamu tau gak dia krja kaya gini dirumahku aku bayar,sehari 50 ribu.Kalau ada acara kaya gini aku juga bayar dia kaya bayar jasa tukang masak.Belom uang jajan cucuku,belum susu cucuku.Dia mana mau makan sederhana disini.Tadi aku beliin dia mie ayam karna kalau gak dibeliin dia mana mau makan,udah gitu dia pasti bakal ngadu sama suaminya,nanti suaminya marah sama aku.Gimana coba,mana ada ibu yang tahan jika dimusuhi oleh anak dan menantu.Aku tuh serba salah tau,kalau gak dibayar mana mau.Q telfon dia gak mau dateng,akhirnya aku jemput dia kerumah.Tau ada upah semangat dia.Sebagai orangtua aku gak pernah perhitungan sama mantu juga anak .Tapi kadang mantuku aja yang gak sadar diri,banyak loh gadis-gadis disni yang pengin punya mertua kaya aku."
" Ya Alloh ternyata gitu ya Ranti,aku pikir dia beda sama mantu-mantu yang lain ternyata sama aja ya.Kita mah didik anak udah bener,nasehatin anak biar dapet istri yang bisa terima keluarganya apa adanya,mau sayang sama mertua.Tapi kalau dapetnya kaya Ranti,hadeeh tekor deh .Kamu lebih tegas aja kali mir,gimna ke caranya biar anak kamu gak nurut sama istrinya."
Jleeeb
Tes tes tes
Terasa ditusuk ribuan jarum dihatiku,lagi dan lagi aku harus mendengar semua itu dari mulut ibuku.Aku fikir sikap baiknya tadi pagi tulus dari hati.
"Kenapa bu,kenapa setiap kali aku mencoba memaafkan ibu dan berdamai dengan ibu selalu saja ibu menggores luka baru diatas luka yang masih menganga.Tidakkah ibu tau betapa sakitnya hati aku Bu?"
4 iklan meluncur