cerita yang mengisahkan tentang suami yang harus bersandiwara dan berakting demi menjalankan sebuah misi. sehingga menimbulkan kesalahpahaman, antara dirinya dan sang istri.
lalu apa yang terjadi dengan mereka?mampukah mereka mempertahankan rumah tangganya ditengah belenggu masalalunya yang datang tanpa diundang, dan tanpa bisa dihindarinya?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
penasaran???
mari kita ikuti kisahnya yuk...cekidot
Tolong baca per bab ya guys,
jangan lompat bab
karena dukungan kalian sangat berarti buat author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MentariSenja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Kenyataan...
*
Selamat membaca⬇️
***
Rissa yang dibuat kebingungan, kenapa suaminya bisa berkata seperti itu. Wanita itu mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Seingatnya dirinya tidak pernah mengajukan gugatan itu. Setelah Jena memintanya untuk mempertimbangkan niatnya tersebut.
Lagi pula melihat kesungguhan sang Barra apinya, dalam memberikan penjelasan yang masuk akal saat itu, sudah cukup baginya. Dia juga memaklumi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh suami sebagai profesionalitas dalam bekerja.
"Hahhhhhhh..." Rissa membekap mulutnya sendiri. Lantas menatap wajah Barra yang terlihat sendu. Sedetik kemudian meledak lah tawa wanita cantik itu. Rissa tertawa terpingkal pingkal, sambil memegangi perutnya.
Sementara Barra di sampingnya nampak terpaku, dengan apa yang dilakukan sang istri.
"Astaghfirullah, bisa bisanya dia malah tertawa di saat seperti ini. Apa sudah tidak ada lagi setitik cinta untukku Ris? Lalu apa arti tatapanmu tadi? Apa aku salah mengartikannya? Apakah aku sudah tidak mengenalimu Ris? Padahal tadi aku masih bisa melihat tatapanmu yang begitu teduh dan mengisyaratkan cinta di sana. Apakah kisah kita akan berakhir sampai disini? Jangan. Aku mohon, aku tidak sanggup tanpamu Ris." Barra sibuk bermonolog sendiri. Pandangan kosong meski dia menatap ke arah istrinya.
Tes....
Jatuh juga akhirnya bening kristal itu dari mata elangnya. Tak sanggup membayangkan jika harus berpisah dengan wanita yang begitu berarti dalam hidupnya.
Barra mengerjapkan matanya berulang kali, agar butiran bening itu tak semakin deras berhamburan keluar. Dengan cepat disekanya pipi yang basah oleh airmatanya dengan kepala tertunduk.
Rissa yang menyadari, bahwa Barra apinya tidak baik-baik saja, segera menghentikan tawanya. Dengan menggeser duduknya, dia pun mendekat
Greeep...
Merengkuh tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya. Dan membiarkan prianya itu menumpahkan rasa yang menghimpitnya.
Setelah dirasa tak ada isakan, Rissa melerai pelukannya. Dengan kelembutannya dia mengusap sisa sisa airmata, yang masih setia membasahi kedua pipi pria yang menjadi imamnya tersebut.
Kemudian memberikan kecupan pada kedua kelopak mata sipit itu, dengan perasaan mendalam.
Barra hanya terdiam dan memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh kekasih hatinya.
"Cengeng..." ejek Rissa sembari menjawil hidung mancung sang suami.
Dengan serta merta pria itu pun membuka mata dan menatap dalam mata indah milik sang istri.
Keduanya saling menatap, mencoba menyelami perasaan masing-masing. Dan entah siapa yang memulai, tiba-tiba kedua bibir mereka telah bertemu dan bertautan. Memberikan sentuhan dengan penuh kelembutan dan ketulusan. Seolah ingin mengisyaratkan bahwa bara api cinta mereka masih bersemayam.
Tidak ada nafsu di sana, karena keduanya sadar ada buah hati mereka yang sedang tertidur di belakangnya.
Setelah dirasa cukup untuk mengobati kerinduan, merekapun menyudahi tautannya dan bertukar menyeka saliva masing-masing
"Sayang, kamu?" Barra berucap setelah melepaskan jemarinya dari bibir sang istri, namun Rissa sudah menyelanya.
"Kamu adalah bara apiku, mana mungkin aku melepaskanmu. Hanya kamu pria yang sabar menghadapiku, menerimaku apa adanya. Dan aku tidak akan rela jika ada wanita lain yang mendapatkanmu, tidak akan," ucap Rissa meyakinkan.
"Lalu... ?"
"Aku tidak pernah mengajukan gugatan itu"
"Jadi... ?"
"Yaaah, kamu pasti sudah tahu siapa pelakunya." Rissa lantas terkekeh
Barra langsung terdiam dan membisu. Pikirannya sangat kacau dengan kenyataan yang baru saja diterimanya. Ada rasa sakit juga kecewa yang tiba-tiba menggerogoti jiwanya.
Dia lantas menyandarkan kepalanya pada head rest mobil. Nampak di sana raut wajah yang dingin dengan rahang mengeras. Dia benar-benar tidak terima dikerjai sahabatnya, yang menurutnya sudah di luar batas.
Sayangnya Barra bukanlah orang yang akan meledak, jika sedang marah atau kecewa. Dia lebih memilih menyendiri atau pergi ke pusara orangtuanya, dan menumpahkan keluh kesahnya di sana.
Dia mengatur nafasnya untuk mengendalikan emosi. Dia tidak mau sampai amarah menguasai dirinya. Namun nyatanya saat ini, hatinya memang sedang tidak baik-baik saja.
Tidak terima dia dipermainkan seperti ini. Karena rumah tangganya yang menjadi taruhannya. Apalagi dia harus menerima hujatan dan tuduhan selingkuh dari pembaca. Rasanya benar-benar tidak adil banget untuknya. Padahal apa yang dia lakukan sesuai dengan skenario dari yang mereka buat.
"Awas saja kalian berdua. Gue tidak akan tinggal diam kali ini. Tindakan kalian sudah benar,-benar keterlaluan."
Barra memejamkan matanya dan berulang kali menarik nafas dalam. Dia berusaha mengikis emosinya yang bergejolak dalam dadanya saat ini.
"Mas, kamu marah?" tanya Rissa
"Entahlah Ris. Aku tidak bisa berfikir saat ini. Aku bahkan tidak tahu apa salahku pada mereka. Sampai hati mereka tega mempermainkan aku seperti ini." Barra bersuara dengan bergetar, tenggorokannya seakan tercekat.
"Maaf." Rissa meminta maaf entah untuk apa
"Kenapa minta maaf? Apa kamu juga ikut terlibat Ris?" Suaranya terdengar lirih. Tak sanggup jika harus menerima kenyataan bahwa sang istri pun terlibat.
"Oh, Tidak-tidak. Aku juga korban di sini Mas. Kita sama-sama menjadi korban permainan mereka," jawab Rissa
Barra merubah posisi duduknya, dan menghadap ke arah sang istri.
"Sepertinya besok aku akan mencari kontrakan saja. Rasanya aku tidak sanggup kalau harus bertemu mereka tiap hari. Lagipula kalau aku ngontrak sendiri kan, kamu bisa menginap kapan-kapan" ucap Barra
"Ya sudah, terserah kamu saja deh. Sekarang pulang yuk udah malam," sahut Rissa dan mengajak suaminya untuk pulang. Lalu membuka tissu basah yang terletak di dasboard dan mengeluarkannya selembar.
"Sini Mas, biar aku bersihkan dulu wajahmu. Sembab begitu, nanti disangka orang aku menganiaya kamu lagi," ujar Rissa
Barra tersenyum mendengar ucapan sang istri, lantas mendekatkan wajahnya. Rissa dengan lembut mengusap wajah suaminya.
"Sudah." namun Barra enggan beralih.
"Apalagi sih Mas?" Barra lantas menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk
"Ooh," Lalu Rissa memberikan kecupan singkat.
"Sudah," ucapnya kemudian
"Kok sebentar amat sih?" protes Barra.
"Mau Vino bangun, trus ketahuan sama anaknya" Rissa memberi pengertian.
"Oh iya, terimakasih."
"Kembali kasih."
Keduanya lantas tertawa, dan sama sama menggelengkan kepala. Menertawakan tingkah absurd mereka sendiri.
Dengan perlahan Barra mengendarai mobilnya meninggalkan pelataran mall. Setelah melewati loket pembayaran parkir, barulah dia melesat membelah jalanan ibukota di malam hari yang lumayan agak lengang.
***
Pagi hari di rumah Andre suasana tampak tegang. Formasi lengkap hanya Rissa yang tidak hadir.
"Jadi siapa yang akan menjelaskan, tentang permainan kalian itu? Atau kalian belum puas jika belum melihat gue dan Rissa berpisah?" Barra berkata dengan tegas, auranya pun terlihat dingin.
"Maksud loe apa nih Bar? Gue tidak mengerti" komentar Ringgo.
" Emang loe tidak tahu atau pura pura tidak tahu?" ketus Barra.
"Lah kalau gue tahu, ngapain juga mesti tanya coba," sahut Ringgo
"Sekarang kalian berdua, alasan apa yang ingin kalian katakan, gue pengin dengar" ujar Barra.
"Oke, gue ngaku salah, tapi sumpah gue tidak ada maksud apa-apa, cuma buat seru seruan saja," jawab Andre santai.
??????
Kira kira gimana ya reaksi Barra setelah mendengar jawaban Andre
Ikuti terus kisah Barra & Rissa
Stay tune.......
...----------------...
Mohon dibaca per bab ya guys, jangan lompat bab, jangan pula boom like.
Dukungan kalian sangat berarti buat author
Jika suka dengan ceritanya jangan lupa tinggalkan jejaknya
Like
Komentar
Vote
Terimakasih dan salam sehat selalu
🙏🙏🙏😍😍😍