Azura Az-Zahra gadis cantik yang sudah dinikahi oleh seorang CEO sejak kecil. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berusia 1 tahun karena kecelakaan. Sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya yang mempunyai seorang putri berumur 2 tahun lebih tua darinya.
Bagaimana bisa Zahra sudah menikah sejak masih kecil?.
Siapa yang sudah menikahi Zahra sejak kecil?.
Dan bagaimana perlakuan paman dan bibinya selama ini?
ikuti terus ceritanya ya, dijamin konfliknya ringan dan gak buat pusing 🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Di kantin sekolah sudah ada Sandra dan kedua temannya. Mereka sedang membicarakan mengenai masalah kemarin.
"Sand, gimana ya keadaan Zahra. Kayanya kemarin kita udah keterlaluan deh" ucap Novi.
"Iya, apalagi kemarin Zahra sampai ditolongin sama Renaldi. Gue takut masalah ini akan sampai ke guru" khawatir Sarah.
"Lo berdua tenang aja si, lagian ada bokap gue yang akan mengurus semuanya kalau sampai guru ikut turun tangan".
"Lagian ini bukan pertama kalinya kita bully murid lain kan. Bisanya juga bokap gue akan mengurus semuanya" ucap Sandra dengan santai.
"Semoga aja kali ini kita semua masih bisa lolos, gue cuma takut karena kali ini Renaldi udah ikut campur" ucap Sarah lagi.
Sampai disekolah, Renaldi langsung mencari keberadaan Sandra. Dengan wajah marahnya dia mendatangi tempat yang biasa Sandra dan teman-temannya berada sebelum bel masuk berbunyi.
Di kantin sekolah ada salah satu murid yang memberitahukan kepada Sandra kalau dirinya sedang dicari oleh Renaldi.
"Eh Sand, tadi Renaldi nyari Lo tuh. Wajahnya kaya marah banget gitu" ucap salah satu murid.
"Sand, kenapa Renaldi tiba-tiba nyari Lo ya. Jangan bilang dia mau bahas masalah kemarin kita bully Zahra di gudang sekolah" ucap Novi.
"Tuh kan gue bilang apa sand, bahaya nih kita sekarang" ucap Sarah dengan nada takut.
"Udah, Lo berdua tenang aja. Jangan bikin gue ikut panik dong" omel Sandra.
Renaldi datang kekantin dengan wajah marahnya. Angga yang sejak tadi mengikuti Renaldi baru kali ini melihat dia semarah ini.
"Gue takut, Renaldi lepas kendali dan memukul Sandra" batin Angga.
"SANDRA!!!!!!" teriak Renaldi yang membuat murid-murid yang sedang berada dikantin merasa terkejut.
"Mampus kita sand, Renaldi kayanya marah banget sama Lo" ucap Sarah.
"Lo harus tenang sand, jangan takut. Kalau Lo takut Renaldi pasti akan berbuat sesukanya sama Lo" batin Sandra.
"Kenapa si sayang, aku dengar ko panggilan kamu. Jadi, gak usah pakai teriak gitu" ucap Sandra mencoba bersikap seperti biasanya.
"Jangan panggil gue sayang, gak sudi gue dipanggil gitu sama orang jahat kaya Lo" marah Renaldi.
"Dengerin apa yang akan gue bilang. Jangan pernah Lo sakiti apalagi sentuh Zahra lagi. Dia orang yang gue cintai sejak dulu".
"Lo itu cuma cewek sok kecantikan yang selalu berlindung di bawah harta orang tua Lo. Selama ini gue diam aja melihat Lo selalu membully murid-murid yang lemah disini".
"Tapi kali ini, orang yang Lo bully adalah wanita yang gue sukai secara diam-diam sejak lama. Jadi gue gak akan pernah tinggal diam lagi".
"Ingat perkataan gue baik-baik, jangan lagi Lo mengejar atau mengharapkan cinta gue lagi. Karena itu adalah hal yang sangat sia-sia".
"Gue itu, dari dulu gak pernah lihat Lo sedikit pun apalagi punya perasaan sama Lo. Jadi berhenti berharap kalau gue akan balas, semua perasaan Lo".
"Ini juga berlaku buat semua murid yang ada disini. Jangan pernah kalian sentuh bahkan menyakiti murid yang bernama Zahra. Kalau sampai itu terjadi, gue gak akan segan-segan balas perbuatan kalian berkali-kali lipat lebih sakit".
"Lo akan gue lepaskan kali ini tapi gak lagi jika Lo masih menyentuh Zahra.
"Dasar bitch" ucap Renaldi sebelum pergi meninggalkan kantin.
Sandra dan kedua temannya hanya diam saja mendengar perkataan Renaldi tadi.
Yang lebih terkejut adalah Sandra, dia tidak menyangka akan mendengar ini dari mulut Renaldi. Apalagi mengatakan ini dikantin yang sedang banyak murid seperti ini.
"Tenang Sandra, lo gak boleh nangis disini. Kalau sampai itu terjadi Lo bakal diejek sama murid-murid disini" batin Sandra menguatkan dirinya sendiri.
Novi dan Sarah yang melihat Sandra hanya diam saja langsung menanyakan keadaannya.
"Sand, Lo gak papa?" tanya Novi dengan khawatir.
"Iya sand, Lo baik-baik aja kan. Renaldi udah keterlaluan kali ini. Dia udah buat Lo malu didepan murid-murid lain" ucap Sarah.
"Gue gak papa guys, kalian tenang aja" ucap Sandra berusaha menampilkan senyumnya.
"Gue gak terima Renaldi mempermalukan gue kaya gini. Ini semua gara-gara gadis miskin yang bernama Zahra itu".
"Awas aja, gue akan membalas sakit hati ini. Tunggu aja Zahra, mulai sekarang hidup Lo disekolah ini gak akan mungkin bisa tenang" batin Sandra dengan rasa marahnya.
"Udah yuk cabut, gue lagi malas masuk kelas nih karena kejadian ini" ucap Sandra.
"Yaudah, Lo mau kemana sand. Kita sebagai sahabat Lo, akan selalu ikut kemanapun Lo pergi" ucap Novi.
Sandra dan kedua temannya langsung pergi dari kantin, sepanjang jalan banyak murid-murid yang melihat mereka bahkan ada yang berbisik-bisik.
"Eh itu Sandra, tadi gue denger dia abis di marahin sama Renaldi" ucap salah satu siswa.
"Iya, tadi gue juga denger. Mana Renaldi bilang kalau dia gak suka sama Sandra lagi. Kalau gue jadi Sandra udah malu banget tuh" jawab temannya.
"Biarin aja, biar tahu rasa tuh si tukang bully" ucap temannya lagi.
"Kalian semua bisa diam gak, kalau gak tahu apapun gak usah banyak komentar deh. Kaya netizen tahu gak" marah Sarah.
Sedangkan di rumah sakit, Zahra telah selesai melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Sekarang dia sedang bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya.
Xavier sendiri sedang mengerjakan pekerjaan kantornya. Hari ini dia sengaja tidak datang kekantor dan meminta Leon untuk membawakan pekerjaannya kerumah sakit.
Xavier tidak mau meninggalkan Zahra walaupun hanya sebentar.
"Kak Vier" rengek Zahra setelah merasa bosan bermain ponsel.
"Ya sayang, apa ada yang sakit?" tanya Xavier yang langsung merasa khawatir.
"Aku baik-baik aja kak, tapi sekarang aku bosan dari kemarin harus berada diruang ini terus. Aku mau jalan-jalan keluar" ucap Zahra.
"Yaudah, kalau gitu gimana kalau kita jalan-jalan ke taman rumah sakit?" tawar Xavier.
"Mau kak, ayo sekarang kita pergi keluar" ucap Zahra dengan antusias.
Xavier langsung tersenyum melihat ekspresi yang Zahra perlihatkan.
"Nah gitu sayang, kalau kamu tersenyum makin cantik tahu" goda Xavier.
"Ihh apaan si kak, aku malu" ucap Zahra dengan wajah yang sudah memerah.
"Hahahah kamu tahu gak, kalau lagi malu gitu Kaka makin gemas deh" ucap Xavier.
"Udah jangan godain aku terus, ayo kita keluar" ucap Zahra yang sudah semakin merasa malu karena terus menerus digoda oleh suaminya.
"Iya, ya. Yaudah, sekarang kita keluar ya. Ayo kamu naik ke punggung kaka, biar Kaka gendong kamu sampai ketaman" ucap Xavier.
"Ihh gak mau kak, aku mau jalan aja. lagian malu dilihatin banyak orang nanti, aku udah besar bukan anak kecil lagi yang kemana-mana harus digendong" tolak Zahra.
"Kan kamu istri kecil Kaka sayang, jadi gak usah malu" ucap Xavier dengan santai.
"Pokoknya aku gak mau kak, aku mau jalan aja" ucap Zahra.
"Tapi sayang, Kaka takut kamu belum kuat kalau dibawa jalan jauh" ucap Xavier lagi.