NovelToon NovelToon
Rahasia Tuan Buruk Rupa

Rahasia Tuan Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa
Popularitas:114.3k
Nilai: 5
Nama Author: PutrieRose

Dianella terpaksa harus menikah dengan pria buruk rupa yang berwajah menyeramkan. Juga terkenal misterius dan kasar. Pria itu tak pernah mau menunjukkan wajah aslinya, ia selalu menutupinya dengan rambutnya yang panjang.

Arsenio, pria yang memiliki banyak bekas luka bakar di wajahnya merasa tak pantas menikmati hidup. Ia selalu mengurung dirinya di sebuah ruangan. Tak mau melihat keindahan di luar. Hingga datanglah Dianella, gadis pemberani yang setiap hari membuat dirinya murka atas kelakuan-kelakuan konyolnya.

Akankah sosok Dianella mampu membuat Arsenio memperlihatkan wajah aslinya????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutrieRose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU

"Seharusnya kamu nurut, saat ayah dan ibu mengajakmu untuk tinggal di kota lain. Tapi kamu malah memilih bersama Kakak di sini. Kakak tidak bisa membantu kamu, ayah dan ibu juga sudah pasrah. Tidak tahu apa yang sebenarnya membuat kamu sangat keras kepala!"

Berbagai ocehan Celand yang masih terngiang-ngiang di kepalanya. Tak ada yang bisa ia sesali. Semuanya telah terjadi. Dan memang awalnya dia tidak mau ikut bersama orang tuanya karna waktu itu masih memikirkan Arsen. Entah apa yang membuatnya sangat mengkhawatirkan pria itu. Tapi kini, dia malah kembali pada status pernikahan yang tidak jelas.

"Nyonya, Anda sedang apa di sini?" Selepas dia menelepon kakaknya, Anell tak beranjak pergi. Ia masih duduk di samping telepon.

"Tidak, ini saya mau ke kamar."

Baru dua langkah berjalan, ia memanggil pelayan tersebut.

"Ada apa, Nyonya?"

"Hmmm. Itu—" Ia terlihat ragu untuk mengatakan. "Hmm, dimana kamarku?" Ia baru menginjakkan kaki di rumah ini. Tentu saja ia belum hafal letak-letak ruangannya. Juga ruang yang tadi ia tempati saat tak sadarkan diri, dia bingung ada dimana.

"Oh, mari saya antar."

Ia mengikuti langkah pelayan tersebut dan pada akhirnya berhenti di sebuah ruang kamar. Letaknya ada di lantai bawah. Tidak seperti dulu, kamar Arsen seperti terasingkan ada di atas sendiri.

"Ini kamarku?" Pelayan tersebut mengangguk dan pamit pergi.

Perlahan ia membuka ruang kamar tersebut dan saat melihat ke dalam, ternyata tempat ini yang tadi ia tempati.

"Ini kamar yang tadi." Ia pun baru ingat dan langsung menutup pintu.

"Ya Tuhan!" Ia memegangi dadanya karna terkejut. Tak melihat ada seseorang di dalam kamar. Ternyata Arsen sedang duduk di sudut ruangan sembari membaca buku. Wajahnya yang tidak kelihatan karna rambut panjangnya, membuatnya terkejut setengah mati. Ia pikir yang dirinya lihat bukanlah manusia.

"Ka-kamu kenapa di sini?"

Pria itu menutup bukunya dan berjalan ke arahnya. "Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu masuk ke kamarku?" Kini mereka berhadap-hadapan. Jarak mereka tak lebih dari satu meter.

"A-aku—" Entah kenapa untuk mengeluarkan suaranya seakan susah. Dengan jarak sedekatnya ini, ia merasa gugup. Apalagi tatapan Arsen yang terus memandanginya tanpa henti. "Aku diantar oleh pelayan ke kamar ini. Katanya ini kamarku," jawabnya setelah ia mengatur napasnya yang mendadak sesak.

"Ini kamarku!" serunya, perlahan membuatnya mundur dan ingin keluar dari kamar itu. Tapi Arsen malah melemparkan bantal ke arahnya yang ingin membuka pintu.

"Tidak ada kamar lagi! Hanya ada dua kamar di sini. Tidurlah di bawah!"

Matanya membelalak lebar saat bantal mengenai punggungnya. Lalu pria itu menunjuk sebuah karpet tebal di sudut ruangan.

"Aiishhh, berat sekali!" Susah payah ia menarik karpet yang berbahan tebal itu. Sampai-sampai ia kelelahan hanya untuk membuat alas tempat tidurnya.

***

Lalu lalang manusia membuat langkahnya terhenti. Ia menatap manusia-manusia yang lewat di sekitarnya. Lalu jalanan yang tidak terlalu padat.

Matahari baru saja terbit. Masih belum menampakkan sinarnya yang sangat menyilaukan. Hanya kehangatan yang dapat dirasakan.

"Big boss, apa kita jalan sekarang?"

Uhuk.

Uhuk.

Dia terbatuk karna kesehatannya memang sedang terganggu. Tapi ia tak membatalkan penerbangannya kemarin. Ia tetep pergi terbang untuk datang ke negara cucunya tinggal. Cucu satu-satunya yang tak pernah ia temui.

"Sekarang!" Negara asalnya kini seperti negara asing. Dia sudah lama tidak datang ke sini. Ia lebih memilih tinggal di negara orang.

"Big boss, apa yang membuat Anda akhirnya datang ke sini lagi?" tanya seseorang yang telah lama bekerja dengannya. Umur mereka juga tak beda jauh.

Pria yang sudah berumur itu tersenyum dan mengatakan dengan suara yang lirih, "Aku ingin ke makam mantan istriku."

Setelah berpisah dengan neneknya Arsen, pria itu tak menikah lagi. Ia menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja.

"Jika Anda masih mencintainya, kenapa dulu Anda berpisah?" Selama bekerja lama dengan big bossnya itu, dia tidak tahu menahu soal kehidupan percintaannya.

"Bukan masalah cinta dan cinta. Ini masalah status sosial. Orang tuaku dulu sangat menentang hubunganku dan mereka memisahkan kami. Dan—" Ia memberhentikan ucapannya lalu menatap asistennya itu dengan tatapan tajam. "Kau menjebakku!!!!"

"Aduh, Big boss." Asistennya itu mengaduh kesakitan karna tiba-tiba dipukul. Jarang sekali big bossnya itu mau menceritakan soal kehidupan percintaannya, dia sepertinya keceplosan.

"Aku tidak mau menceritakan apa pun lagi dengan kamu! Kecuali soal pekerjaan!" ucapnya penuh penekanan.

Asistennya tersebut mengangguk patuh. Mobil yang mereka tumpangi membelah jalanan kota. Lebih jauh mereka melajukan mobil, lebih banyak mereka melihat banyak kendaraan. Karna kini mereka berada di tengah-tengah kota. Kehidupan manusia lebih banyak di sini.

Seperti keinginannya tadi, ia ingin berkunjung ke makam mantan istrinya. Ini adalah kali kedua, dia kesini. Dulu saat ia mendapatkan kabar bahwa mantan istrinya meninggal, ia pun langsung terbang kesini.

Berada di dua makam yang bersebelahan. Dia menatap bergantian dua makam tersebut. Hubungan mereka sangat dekat sekali pastinya setelah ditinggal dirinya. Hubungan ibu dan putrinya takkan terlepas bahkan sampai meninggal pun mereka di hari yang sama.

Dia tak mengatakan apa pun saat menatap kedua makam tersebut. Hanya merapalkan doa dalam hati untuk ketenangan mereka berdua. Dia memang bersalah karna tak dapat memberontak saat dulu dipaksa berpisah dengan istrinya. Dia malah memilih pergi bersama orang tuanya. Meninggalkan istri dan putrinya yang masih balita.

TES!

Air matanya jatuh perlahan dan buru-buru ia hapus. Dia lantas beranjak pergi sembari menghalau cairan bening yang terus turun membasahi pipinya.

Perjalanan mereka berlanjut yaitu ke rumah cucunya. Seperti apa wajah cucunya. Dia belum sempat melihat. Hanya sebuah foto yang dikirimkan lewat pesan. Dia merasa sedih karna cucunya mengalami luka bakar di wajahnya saat dulu berusaha menyelamatkan ibunya.

Sebuah rumah yang luas dan terlihat bersih di depannya. Halamannya sangat rapi dengan tanaman-tanaman bunga yang tumbuh subur.

"Tuan Arsen, Nyonya Anell. Tuan besar sudah datang," ucap seorang pelayan yang buru-buru mengetok pintunya. Mereka sangat ketakutan karna kata Samantha, Tuan besar ini merupakan kakek dari Arsen. Dan peringainya katanya lebih kejam dari Samantha.

Anell yang baru selesai mandi dengan cepat menyisir rambutnya. Dan bercermin memastikan penampilannya bagus.

"Ayo keluar ......." Anell berusaha menarik Arsen yang malah memilih duduk bersantai sembari membaca sebuah buku. Pria itu malah tidak exiceted menyambut kedatangan kakeknya yang baru pertama kali ini mengunjunginya.

Keduanya berjalan dengan hati-hati. Kemudian mereka melihat seorang pria yang berumur tapi masih terlihat sehat. Tak ada senyum atau pun wajah yang ramah, pria tersebut hanya memandangi keduanya bergantian.

"Arsen!" Suaranya terdengar berat. Dia berjalan perlahan menghampiri keduanya. "Wanita ini siapa?" tunjuknya. Entah memang kakek Arsen belum tahu atau hanya pura-pura.

"Sa-saya istri Arsen, Kek," jawab Anell karna Arsen tak kunjung menjawab.

"Diam!!!!!!" gertaknya karna yang menjawab malah Anell sedangkan Arsen hanya diam. Anell terjingkat kaget karna tiba-tiba dibentak. Matanya mulai memanas saat kakek tersebut seperti tak suka padanya.

1
Nar Sih
ya kok udah end kak ,tetep semagatt dan di tunggu cerita cinta nya kia dan satya
SUNARTI SUNARTI
hadir thor
Symsnr_
Lumayan
Symsnr_
Buruk
Nar Sih
marahan kok lama sekali kia ,dri sd sampai kuliah ,jdi penasarn nih apa mslh mu dgn satya sampai mama anell pun marah
Ainisha_Shanti
Kia merajuk nya sampai kebesar
Tati st🍒🍒🍒
suami mesteriusmu itu yg tf
Tati st🍒🍒🍒
aku masing bingung,blm nemu titik terang
Tati st🍒🍒🍒
cinta
~v
Luar biasa
Ainisha_Shanti
Alahaiii Kia, kecil2 lagi dah gedik 😂😂😂
Nar Sih
lanjutt kakk
Ainisha_Shanti
cara yang bijak dalam membangunkan tuan nya
Nar Sih
ngak terasa udah gede aja ank nya anell ,dam semoga lontang bnr jdi jodoh nya darlin
Tati st🍒🍒🍒
ternyata benar bukan anak kandung
Tati st🍒🍒🍒
masih bingung
Nar Sih
pasangan yg romantis
Nar Sih
sabar ya anell ,doa kan ibu mu tenang disana ,dan semoga kmu juga dedek byi yg di perut sehat smpiai waktu nya lhir,
Tati st🍒🍒🍒
banyak uang tapi pelit sama anak sendiri,sekarang kan jaman dah canggih
Tati st🍒🍒🍒
baru baca lagih,biar semangat buat kaka otornya aku kasih vote
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!