Alea Shiena adalah seorang siswi sekolah menengah atas yang selalu terlambat ke sekolahnya dan selalu mendapatkan hukuman dari Regantara Agrata yang menjabat sebagai ketua OSIS. ia di kenal sebagai si paling disiplin karena terkenal selalu mendisiplinkan semua siswa yang terlambat sekolah atau membuat masalah. hingga suatu saat sebuah pertemuan kedua keluarga mengubah segalanya. mereka terpaksa menikah karena perjodohan orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KARENA LO ORANG PERTAMA BUAT GUE
"Siang mbak." ucap Alea dengan ramahnya sementara Regantara hanya diam saja seperti biasanya
"Siang mbak." jawab resepsionis tak kalah ramah.
Semua langsung berbisik-bisik ketika melihat bos mereka datang bersama seorang gadis cantik yang ramah. Berbanding terbalik dengan bos mereka yang sangat tidak ramah.
"Pacarnya pak Rey?"
"Nggak tau, tapi tumben banget nggak sih pak Rey ngajak cewe ke kantornya."
"Sepupunya kali."
"Tapi feeling ku kok mereka pacaran ya."
"nggak tau juga tunggu aja coba."
"Lo istirahat aja dulu, 15 menit lagi gue ada meeting dan Lo tunggu disini." kata Regantara pada Alea.
Regantara pun mulai berkutat dengan tumpukan berkasnya sementara Alea memandangi semua sudut ruangan sebelum akhirnya memutuskan untuk bermain hp saja dari pada tidak melakukan apapun. Sesekali Regantara melirik apa yang sedang istrinya itu lakukan hingga beberapa saat kemudian sebuah suara membuat Regantara menoleh di lihatnya Alea sedang sangat fokus bermain game.
"Bisa nggak sih Lo diem. Gue nggak bisa fokus sama kerjaan gue nih." kata Regantara dengan kesalnya karena tiba-tiba ada sesuatu yang menggangunya.
"paan sih.... aakhhhh." Alea terus melanjutkan permainannya tanpa menghiraukan Regantara.
Walaupun pria itu berusaha untuk mengabaikannya tapi tetap saja pikirannya tidak bisa beralih dari hal yang membuatnya mengingat satu malam saat berada di California. Ia langsung beranjak dengan kesalnya dan mendorong Alea serta merebut hp gadis itu.
"Gue lagi main..." ucap Alea dengan kesalnya.
"Lo tau nggak suara Lo ganggu gue. Gue nggak bisa konsen sama pekerjaan gue." kata Regantara yang akhirnya langsung mencium bibir Alea dengan lembutnya sementara Alea menatap Regantara dengan herannya saja tapi juga membalas ciuman panas itu
"Pak Rey....." seorang wanita membuka pintu ruangan Regantara tanpa mengetuk terlebih dahulu dan ia tampak terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya.
"Kalau masuk ruanganku ketuk pintu lebih dulu. Apa perlu harus aku kasih peringatan besar di depan pintu." kata Regantara dengan kesalnya.
"Maaf pak tapi saya tidak melihat apapun." kata sekretaris Regantara dengan menunduk.
"Ada apa?" tanya Regantara.
"5 menit lagi pak Rey ada meeting."
"Ya aku tau. Siapkan semuanya aku akan kesana sebentar lagi." kata Regantara.
"Ya pak sekali lagi maaf."
Regantara pun mengendurkan dasinya dan terlentang dengan menghela nafas kasar. Sementara Alea hanya menoleh saja melihat Regantara seperti itu.
"Asshhh siall..." gerutu Regantara.
"Mulut Lo heh!!" kata Alea dengan mencomot bibir Regantara dengan kesalnya.
"Gue kesel." kata Regantara.
"Lo ada meeting Rey." kata Alea.
"Lo nggak peka banget sih." kata Regantara.
"Lo mau meeting kan bisa nanti." kata Alea.
"Janji ya abis meeting." kata Regantara dengan bangun.
"Gue nggak janji ya. Udah sana." kata Alea dengan mendorong tubuh Regantara tapi pria itu tetap tidak bergerak sama sekali.
"Males ah." kata Regantara.
"Iya iya nanti. Lo udah telat Rey." kata Alea.
"Janji?" tanya Regantara.
"Iya ah. Udah sana." kata Alea.
"Serius?" tanya Regantara.
"Iya pak Regantara Agrata..." kata Alea dengan malasnya.
"Ummmhhhh....Reyy....."
"Iya iya dikit doang juga." kaya Regantara dengan melepaskan ciumannya kemudian bergegas meeting.
Sepanjang jalannya meeting beberapa kali Regantara tidak fokus pada materi yang ada. Pikirannya hanya Alea, Alea dan Alea saja. Ia juga mendadak menjadi gelisah memikir istrinya. Gerak gerik Regantara pun jelas di lihat oleh para karyawannya tapi mereka hanya bisa diam saja.
Entah kenapa jarum jam berputar sangat lama yang membuat pria itu benar-benar tidak sabar menunggu lagi, apalagi wajah Alea selalu memenuhi kepalanya.
"Cukup. Meeting hari ini saya rasa sampai disini dulu." kata Regantara yang membuat semuanya menatapnya.
"Tapi pak, sebentar lagi selesai." kata Hanie sekretaris Regantara.
"Tidak. Saya bilang lanjutkan besok ya besok." kata Regantara yang kemudian berlalu.
"Kenapa mbak?" tanya salah satu rekan kerja Hanie
"Pacar pak Rey kan ikut ke kantor, jadi ya mungkin karena dia. Eh kalian tau nggak, tadi pas aku masuk ke ruangan pak Rey, mereka lagi..." kata Hanie dengan memberikan isyarat ciuman melalui tangannya.
"Serius? Jadi itu beneran pacar pak Rey?"
"Iya lah, kalau bukan pacar ngapain coba kaya gitu yakan."
"Tapi kelihatan baik kok ramah juga cewenya, tadi aku liat di resepsionis."
"Emang keliatan dari wajahnya beda banget sama pak Rey. yah emang sih dia ganteng tapi astaga balok es aja kalah kayaknya deh sama dia."
"Ssstttt udah udah ayo balik kerja lagi."
Regantara menuju ruangannya dengan terburu. Ia mengendurkan dasinya lagi dan membuka satu kancing baju atasnya. sampai di ruangannya, ia melihat Alea yang sedang duduk bermain hp sambil melihat ke arahnya. Tanpa basa basi lagi ia segera mendorong Alea dan menciuminya dengan lembut tapi juga sedikit brutal. Alea menepuk pundak Regantara yang membuat pria itu berhenti dan menatapnya dengan nafas tidak teratur.
"Gue nggak bisa nafas." kata Alea dengan kesalnya
"Lo udah janji sama gue." kata Regantara yang mulai menciuminya lagi.
"Ta tapi nggak di kantor juga Rey. gimana kalau ada yang datang." kata Alea.
"Udah gue kunci pintunya." ujar Regantara tapi lagi-lagi Alea menghentikannya.
"Gitu Lo ya...." kata Regantara dengan tatapan memelasnya dan merentangkan tangannya di sofa.
"Kenapa sekarang Lo jadi kayak gini Rey?" tanya Alea.
"Kayak gini gimana? emang gue nggak boleh nyentuh istri gue sendiri." kata Regantara dengan kesalnya.
"Dulu bilang nggak mau huh sekarang berubah lagi." kata Alea dengan berdecak .
"Ya itu akan dulu, sekarang udah beda lah. ayolah Al Lo udah janji sama gue Lo." kata Regantara dengan tangan yang mencoba meraih aset Alea.
"Ihh tangan Lo kenapa sih." kata Alea dengan menepis tangan Regantara.
"Gue mau ini." kata Regantara dengan merem*s aset Alea yang membuat gadis itu hampir berteriak.
"Gila Lo ya!!! Nggak mau gue. Ini kantor Rey. Apa kata orang orang nanti." kata Alea.
"Ya udah ayo pulang sekarang." kata Regantara dengan menarik tangan Alea.
"Ya tapi gue masih mau disini." ujar Alea.
"Lo udah janji sama gue loh Al. Gue rela nunda meeting demi lo." kata Regantara.
"Hiiihh demi gue...Lo yang pengen kenapa jadi gue yang di bawa-bawa." kata Alea.
"Ya Lo udah janji sama gue abis meeting kita bakal..."
"Bakal apa hah?"
"Ahhhh ayolahh sayang please...." ucap Regantara yang membuat Alea menoleh dengan terkejutnya kemudian tertawa.
"Tau lah." kata Regantara dengan kesalnya kemudian beranjak pergi.
"Rey...mau kemana?? Tungguin gue." teriak Alea tapi tidak di hiraukan oleh pria itu.
"Reyy tungguin gue... Hihhh gitu aja marah sih kekanakan banget sih." kata Alea yang membuat Regantara berhenti dan menoleh ke arah Alea kemudian menghampiri gadis itu dan langsung mengangkat tubuh Alea seperti mengangkat jantung beras.
"Aaaaaakhhh Rey!!! Lo apa apaan sih!!! turunin gue nggak!!!" teriak Alea yang membuat orang-orang yang berlalu lalang melihat mereka tapi Regantara hanya berekspresi datar saja sampai saat melewati resepsionis, resepsionis itu sampai terkejut melihat pemandangan di depannya.
"Rey!!! Turunin gue." teriak Alea.
"Hehhh liat liat cepetann....."
"Tuh kenapa sama pak Rey??"
"Ya mana gue tau. Kayaknya berantem mereka deh."
"Ngeri banget ngga sih, semoga aja nggak di banting kaya kasus kemarin yang sempet viral hahaha."
"Lo nggak inget ada anak Lo perut gue hah..." seru Alea dengan kesalnya saat sudah berada di dalam mobil.
"biarin." ujar Regantara membuat Alea melotot tidak percaya dengan kata-kata Regantara.
"Lo cuman mau nikmatin tubuh gue doang Rey?" tanya Alea yang membuat Regantara menoleh.
"Kenapa ngomong gitu?" tanya Regantara.
"Ya Lo tanya aja sama diri Lo sendiri." ujar Alea
"Huffftt maafin gue...lagian Lo nggak tau apa yang gue rasain. Sakit Alea." kata Regantara dengan kesalnya.
"Sakit apanya?? Gue nggak ngapa-ngapain Lo ya Rey " kata Alea
"Nih...." Regantara menarik tangan Alea agar gadis itu menyentuh sesuatu miliknya yang sudah mengeras.
"Terus?" tanya Alea dengan bingung.
"Ya Lo bohongin gue, katanya abis meeting tapi giliran gue udah rela nunda meeting Lo nggak mau. Kalau nggak di keluarin sakit tau nggak sih Lo." kata Regantara tanpa menjauhkan tangan Alea yang tengah menyentuh miliknya.
"Kan gue bilang itu di kantor, nggak sopan." kata Alea dengan menarik tangan kembali tapi Regantara tidak membiarkan itu justru ia menarik tangan Alea kembali agar tetap menyentuh miliknya dan sedikit memberikan gesekan.
"Ck....Reyyy!!! Lo apa-apaan sih. ngapain coba kaya gini." kata Alea dengan kesalnya dan mencoba menarik tangannya tapi Rey tidak membiarkan hal itu.
"Dengan kaya gini gue nggak akan kesakitan lagi " kata Regantara.
"Emang iya? Ngarang Lo. Udah ah lepasin tangan gue." kata Alea.
"Serius Alea. Lo mana paham orang Lo cewe." kata Regantara.
"Ya kan gue nggak tau. Gimana sih Lo." ujar Alea dengan kesalnya.
"Ya mangkanya itu Lo harus kaya gini terus." kata Regantara.
"Harus?" tanya Alea dengan polosnya.
"Ya harus lah." jawab Regantara dengan membimbing tangan Alea agar terus mengelus lembut miliknya yang sudah sangat keras.
Ia pun langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi sambil menahan gejolak di dalam tubuhnya yang memaksa untuk segera di keluarkan
"Terus kaya gini Al..." ucap Regantara dengan suara seraknya dan sesekali meringis seperti menahan sesuatu.
"Nggak tau kenapa gue jadi pengen sama elo terus Al. Gue nggak tau perasaan ini kapan datangnya." kata Regantara memejamkan matanya menahan rasa yang tengah di buat tangan mungil Alea di miliknya.
"Gue tau Lo belum sepenuhnya percaya sama gue. pas Lo di California, gue bela-belain jemput Lo kesana karena apa? Lo harusnya juga tau alasannya Al." lanjutnya membuat Alea hanya diam sambil menatap Regantara.
Regantara menatap Alea dan langsung menarik tengkuk gadis itu dan menciumnya dengan lembutnya. nafasnya benar-benar sudah tidak beraturan, suhu tubuhnya pun menjadi begitu panas.
"Loh pa, itu kayaknya mobil Rey deh." kata Sussy yang membuat Erlangga berhenti tepat di belakang mobil Regantara kemudian mengintip melalui jendela mobil dan melihat aktivitas yang tengah kedua sejoli itu lakukan.
"Wah tuh anak udah nggak bener nih ma." kata Erlangga kemudian mengetuk kaca mobil Regantara dengan kerasnya membuat pria yang tengah beraktivitas di dalam berdecak kesal dan membuka kacanya
"Loh papa!!!" seru Regantara dengan terkejutnya begitupun juga dengan Alea yang langsung otomatis mengusap bibirnya masing-masing.
"Kamu tau nggak, ini jalanan umum. Papa tau Alea istri kamu tapi ya nggak di jalan umum kayak gini juga lah Rey. Kamu kan bisa tahan sebentar buat sampai di rumah. Untung papa yang liat kamu, gimana kalau orang lain." kata Erlangga dengan menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah anaknya.
"Namanya juga bujang baru pertama kali." kata Regantara dengan tersenyum canggung sementara Alea sudah benar-benar merasa sangat malu karena kepergok mertuanya sendiri.
"Heh hati-hati istrimu hamil muda jangan di gas pol, pelan pelan aja." sambung Erlangga.
"Ma..." sapa Alea dengan tersenyum canggung.
"Lain kali kalau nih anak satu ngajak kamu minggir di jalan, nggak usah mau, atau nggak mending kamu pulang pakai taksi aja." kata Sussy dengan menjewer telinga Regantara.
"Sakit ma....Udah nih aku pulang." kata Regantara.
"Ya udah sana hati-hati. Nggak usah ngebut-ngebut." kata Erlangga.
"Malu gue!!!" seru Alea dengan memukul Regantara.
"Ya kan gue nggak tau kalau papa mama di belakang." ucap Regantara.
"Sabar sabar sabar sabar pak Regantara Agrata....." kata Alea yang membuat pria itu terkekeh saja.
"Lagi dong sayang, janji nggak berhenti di pinggir jalan lagi." kata Regantara sambil menarik tangan Alea lagi.
"Enggak..." seru Alea.
"Gue maksa..." kata Regantara yang ternyata memang memaksa tangan Alea untuk tetap melakukannya seperti tadi.
"Untung Lo udah jadi suami gue...." gumam Alea dengan berdecak kesal.
Sesampainya di rumah, Regantara langsung membawa Alea ke dalam kamarnya. Ia meletakkan Alea kemudian berada di atas gadis itu dan langsung menciuminya dengan brutal. Tangannya melepaskan baju Alea dan hanya menyisakan bra bewarna hitam yang kontras dengan kulit putih milik Alea.
"Belum ilang." gumam Regantara dengan tersenyum kecil menatap Alea.
"Apa?" tanya Alea dengan menatapnya malas.
"Kayaknya kemarin nggak sebesar ini Al. Karya gue bagus ya." kata Regantara yang mulai memijit dada Alea membuat gadis itu menahan untuk tidak bersuara sambil meremas rambut Regantara saat pria itu mulai menyesap puti**nya
"Ummmhhh Rey..."
"Akhhhhh.....asssssssttth"
"Ah Rey....." seru Alea ketika hentakan terakhir Regantara benar-benar begitu keras.
"Huffttt hufttt capek nggak?" tanya Regantara dengan mengatur nafasnya.
"capek Rey." jawab Alea.
"Padahal kalau nggak capek gue mau lagi." ujar Regantara kemudian merebahkan tubuhnya di samping Alea.
Regantara tersenyum simpul sambil memejamkan matanya sementara Alea menoleh ke arah pria itu dengan terheran-heran.
"Heh Rey!! Lo kenapa?" tanya Alea yang membuat Regantara berbalik dan memiringkan badannya menghadap Alea.
"Lo tau nggak, Lo orang pertama buat gue, karena itu gue pengen lagi lagi dan lagi." kata Regantara dengan tersenyum sambil merapikan anak rambut Alea.
"Lo orang kedua buat gue." kata Alea yang membuat Alea tersenyum.
"Pinter banget istri gue, jadi pengen cium lagi deh." ucap Regantara dengan mencium pipi Alea dan sedikit menggigitnya kemudian membawa Alea ke dalam pelukannya karena ia tahu dia juga pria pertama untuk Alea, dan dia yang mengambil kegadisan Alea pertama kali.
biar kapok... klo prlu jngn pulang krmh ortumu tpi kmna gitu dulu buat sementara biar pikiranmu tenang
nikmatin aja Rey
lagi bucin bucinya eh sekarang suruh menjauh gimana enak ga Rey di posisi sebaik
merasa kehilangan kan lho
sabar Al badai pasti berlalu