Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 25
" Anak siapa itu Naya " tanya Nadiya yang sangat terkejut melihat anaknya membawa anak kecil pulang.
" Ini, ini anak, anak orang Mom " sahut Naya yang bingung harus mengatakan apa.
" Bunda... " gumam gadis kecil itu sambil bersembunyi di belakang Naya.
" Kenapa bisa bersamamu, memangnya orang tuanya kemana ?" tanya Nadiya lagi sambil menatap tajam ke arah putrinya itu.
Naya yang di tanya seperti itu, bernafas sejenak, lalu membawa gadis kecil itu duduk di hadapan ibunya.
" Gini Mom, mommy Ingat dengan Anggun, sahabat Naya yang dulu sering menginap di rumah ini, dan Naya juga sering menginap di rumahnya. " kata Naya yang menghentikan ucapannya sejenak untuk melihat reaksi ibunya.
" Tentu mommy ingat, anak itu sudah mommy anggap seperti anak mommy sendiri karena sering menemani kita di rumah ini, lalu... " kata Nadiya.
" Tapi sekarang anggun sudah tidak ada lagi di dunia ini Mom, Anggun sudah meninggal setahun yang lalu, dan anak yang bersama Naya sekarang ini adalah anak Anggun Mom, Naya tidak sengaja bertemu dengannya saat menangis sendirian di taman " kata Naya lagi.
" APA... Anggun sudah meninggal, ya tuhan... dan anak kecil ini adalah anaknya ?" tanya Nadiya lagi memastikan.
" Benar Mom, Anggun sendiri yang datang dalam mimpi Naya, meminta untuk menjaga keluarganya, supaya ia bisa tenang di sana " kata Naya lagi.
" Ya ampun nak, sini sayang... Sini sama Oma sayang " kata Nadiya dengan mata berkaca-kaca melihat gadis kecil itu, karena teringat Anggun yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
" Sayang, jangan takut ya, Oma baik, ayo salim sama Oma sayang " kata Naya membujuk anak itu.
Gadis kecil itu menatap Naya, dan langsung di anggukan Naya. Dengan perlahan gadis kecil itu bangkit lalu duduk di samping Nadiya, lalu mencium punggung tangan wanita paruh baya yang susah payah menahan air matanya agar tidak tumpah.
Dengan sigap Nadiya memeluk gadis kecil itu dan tumpah lah air mata yang sedari tadi ia tahan, karena sangat rindu dengan orang yang sudah di anggapnya anak sendiri.
" Cucuku, hiks hiks hiks... Sini nak, pelukan Oma sayang hiks hiks hiks... " kata Nadiya yang sangat sedih tidak bisa bertemu dengan Anggun lagi, dan merasa kasian dengan anak kecil yang sudah di tinggalkan oleh ibunya ini.
Mendengar wanita paruh itu menangis, gadis kecil itu langsung melepaskan diri dari Nadiya dan kembali ke pelukan Naya karena merasa takut dengan orang yang baru di kenalnya.
" Bunda... " gumam gadis kecil itu yang langsung berpindah ke pelukan Naya.
" Kenapa dia Naya... ?" tanya Nadiya yang sedikit heran dengan sikap gadis kecil yang sudah di anggapnya cucunya itu.
" Begini Mom, waktu pertama Naya bertemu dengan gadis kecil ini dia... " Naya pun menceritakan semuanya, apa yang terjadi dan menimpa gadis kecil ini sehingga ia bersikap seperti itu, dari awal sampai sekarang yang membuat gadis kecil itu tidak bisa jauh dari Naya.
" Jadi sebenarnya kamu tidak liburan, tapi menjadi pengasuh anak ini, kenapa tidak bilang sama mommy sih... Keterlaluan... " kata Nadiya sambil melotot saking kesalnya, lalu kembali melihat ke arah gadis kecil itu.
" Ya ampun kasihan sekali kamu sayang, masih kecil seperti ini sudah merasakan hal yang sangat menyakitkan seperti itu, sabar ya Nak. " kata Nadiya sambil mengusap punggung gadis kecil itu.
" Maaf Mom, hehehe... Oh ya Mom, ada hal penting apa sehingga Mommy menyuruhku pulang ?" tanya Naya.
" Begini Nay, sebenarnya mommy mau menjodohkan kamu dengan rekan bisnis mommy, dan hari ini rencananya mommy mau mengajak mu bertemu dengannya, kamu harus mau, mommy tidak menerima penolakan. " kata Nadiya yang kembali tegas pada putrinya itu.
" Ya ampun Mon, kenapa pakai repot-repot segala sih, ga usah pakai di jodohkan segala, Naya juga bisa cari sendiri, Ga mau. " sahut Naya yang sama tegasnya menolak.
" Mana buktinya kamu nyari, pacar saja sekarang kamu tidak punya. Coba lihat Anggun sudah punya anak dia, lah kamu pacar saja tidak punya saat ini, gimana mau ngasih mommy cucu coba. " kata Nadiya
" Nanti saja dulu Mom, belum ketemu yang cocok bagaimana. Nih Naya kasih cucu buat mommy, udah gede lagi selesai kan masalahnya." kata Naya dengan entengnya.
Mendengar itu Nadiya langsung melotot melihat putrinya itu.
" Tidak usah kamu kasih anak ini memang sudah menjadi cucu mommy, karena dia anaknya anggun, dan mommy juga mau cucu dari kamu mengerti... " kata Nadiya lagi dengan masih mode tegas.
Mendengar perdebatan kedua orang tua itu membuat gadis kecil itu heran dan menatap keduanya bergantian. Sedangkan keduanya asik dengan keinginan masing-masing, terutama Nadiya yang bersikeras dengan keinginannya.
Entah kenapa mendengar perdebatan ibu dan anak itu, membuat gadis kecil itu tersenyum dan menjadi hiburan tersendiri untuknya.
" Memangnya bunda belum punya pacar ?" tanya gadis kecil itu dan sukses menghentikan perdebatan antara ibu dan anak itu.