Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Nenek..
Aditya mempercepat langkahnya menaiki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 21.30. Dia ingin sesegera mungkin sampai dirumahnya dan bertemu dengan Fatimah, dia berniat 'bertempur' malam ini.
Setelah kepulangannya dari bulan madu,
malamnya Fatimah mendapat tamu bulanannya, terpaksa Aditya harus berpuasa selama 7 hari. Tadi siang dia menelepon Fatimah dan bertanya tentang tamu bulanan istrinya, dengan malu malu Fatimah menjawab bahwa tamunya sudah pergi.
Mendengar itu membuat Aditya semakin bersemangat dan secepat mungkin membereskan pekerjaannya, tapi apa daya pekerjaannya sangat banyak dan terpaksa membuatnya harus lembur.
Tapi Aditya yakin, Fatimah akan menunggunya.
Aditya sampai dirumah, bergegas dia masuk kedalam kamar, dibayangkannya istrinya sudah menunggu memakai lingerie, karena itu permintaannya kepada istrinya di telepon.
Aditya memasuki kamar, namun apa yang dilihatnya sangat berbeda.
Fatimah sedang menggendong Zahra. Melihat kedatangan suaminya Fatimah menyimpan telunjuk di mulutnya tanda dia tidak boleh bersuara.
Aditya berhati hati mendekati mereka.
"Kenapa..?" Tanyanya sambil mencium kening istrinya dan kemudian melihat wajah Zahra lalu menciumnya dengan pelan.
"Dari tadi siang rewel..nangis terus, tidak seperti biasanya.." Jawab Fatimah pelan.
Rupanya Zahra belum tertidur, mendengar suara papahnya dia mengangkat tangannya meminta digendong.
Aditya menggendong Zahra dan memberikan jas yang dari tadi dipegangnya kepada Fatimah
Dia mengajak Zahra untuk tidur kamarnya, tapi tiba-tiba Zahra menolak dan menangis.
"Aku mau tidur disini sama mamah dan papah.." Ucap Zahra sambil menangis.
Aditya kaget sambil melihat kearah Fatimah, Fatimah tersenyum sambil mengangkat bahunya.
Hari sudah semakin malam, Zahra tidur ditengah diapit oleh kedua orang tuanya.
Sementara Aditya terlihat sangat jengkel, beberapa kali dia mencoba mengangkat tubuh putrinya yang sudah tertidur untuk dipindahkan ke kamarnya, akan tetapi baru diangkat Zahra sudah terbangun dan menangis.
Melihat hal itu Fatimah hanya bisa tersenyum dan kembali menenangkan Zahra, diusapnya lagi punggung putrinya yang terus memeluknya.
Aditya semakin jengkel.
"Bagaimana kamu mau punya adik nak, kalau kamu tidur sama papah dan mamah terus.." Ucap Aditya kesal sambil memandang Zahra yang terus memeluk Fatimah erat.
Fatimah hanya bisa tersenyum.
Aditya pindah kesamping Fatimah, dipeluknya punggung istrinya dengan erat.
Aditya memegang wajah Fatimah dan mencium bibir istrinya.
Terdengar Zahra kembali merengek, membuat mereka spontan berhenti berciuman. Fatimah kembali menenangkan Zahra.
Aditya kesal dan membenamkan kepalanya di leher belakang Fatimah.
Aditya menciumi leher itu, hanya itu yang bisa dia lakukan sekarang, Fatimah hanya tersenyum sambil terus memeluk Zahra.
Dan merekapun terlelap.
Pagi Hari.
Aditya bangun dan tidak menemukan istrinya hanya melihat Zahra yang masih tertidur pulas. Dengan hati hati dia beranjak dari tempat tidur kemudian membenarkan selimut Zahra.
Dia melihat jam dan baru dilihatnya baru pukul 05.00, mungkin Fatimah sedang di mushala melaksanakan shalat subuh, diapun masuk ke kamar mandi berniat akan wudhu.
Ternyata Fatimah sedang mandi di bawah air shower yang hangat, melihat Fatimah mandi seketika birahinya yang tidak tersalurkan tadi malam kembali lagi. Aditya membuka bajunya, tak lupa dia mengunci pintu kamar mandi.
Fatimah yang tak menyadari kedatangan suaminya merasa kaget ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Dan terpaksa dia menuruti kemauan suaminya di bawah guyuran air shower yang hangat.
Merekapun shalat berjamaah shubuh kesiangan.
Siang Hari..
Keadaan nenek yang semakin sepuh membuatnya sering sakit sakitan, Walaupun sakit orang tua pada umumnya dan tidak terlalu berat, tapi membuat Aditya semakin mengkhawatirkan neneknya itu. Aditya terus menitipkan nenek pada Fatimah, yang tentu saja tanpa diminta Fatimah mengurus nenek dengan baik.
Fatimah sedang memijit kaki nenek di kamarnya sedangkan Zahra bermain-main dengan diluar.
Nenek memerhatikan Fatimah dengan seksama
"Fatimah...nenek sudah tua, tubuh nenek sudah tidak kuat melakukan apapun.." Ungkap nenek.
Mendengar perkataan nenek Fatimah kaget.
"Semoga Allah memanjangkan umur nenek dan memberi kesehatan pada nenek.." Kata Fatimah.
"Tentu saja nenek ingin panjang umur, nenek masih ingin melihat asiknya Zahra" Kata nenek menggoda.
Fatimah tersenyum.
"Amiiinnn nek..nenek doakan ya, semoga Fatimah cepat hamil.."
"Amiinnn..nak" Jawab Nenek.
"Fatimah ada yang mau nenek ceritakan.."
"Iya nek.." jawab Fatimah.
"Ini tentang ibu kandung Zahra.."
Fatimah terhenyak.
"Kurasa kamu harus tahu semuanya, mengingat nenek sudah mengenal sifatnya nenek takut dia akan kembali.."
"Kembali nek?" Tanya Fatimah.
Nenek kemudian menceritakan tentang ibu kandung Zahra dengan detail, tak ada yang terlewat, membuat Fatimah berlinang air mata.
"Fatimah tidak menyangka Ibu kandung Zahra akan berbuat seperti itu kepada Zahra.."
Fatimah merasa iba kepada Zahra.
Nenek mengerti tangisan Fatimah, karena Fatimah sangat menyayangi Zahra.
"Nenek titip Zahra dan Aditya kalau nenek nanti sudah tiada.."
"Sekarang nenek sudah siap kalau Allah mau memanggil nenek.."
"Karena ada kamu bersama mereka.."
Fatimah memeluk Nenek
"Nenek harus sehat dan panjang umur"
Aditya menghapus air matanya.
Rupa rupanya dia mendengarkan semua percakapan mereka dibalik pintu kamar nenek.
Dia kembali dari kantornya karena mengkhawatirkan keadaan nenek.
Di tempat lain.
Apa yang dikhawatirkan nenek memang akan terjadi, Sherly sedang menyusun rencana untuk menghancurkan kebahagiaan mantan suaminya.
Sia tidak rela kalau mantan suaminya harus bahagia diatas penderitaannya yang gagal menjadi artis internasional karena Aditya.
Dia akan membalas dendam sehingga bukan dia yang akan memohon kembali kepada Aditya tapi Aditya lah yang akan memohon untuk kembali kepadanya.
Semua rencana sudah disiapkan dengan matang, tinggal menunggu waktu yang tepat.
Sherly tertawa bahagia mengingat kemenangannya yang akan terjadi.