andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demi Nadira
Demi mewujudkan keinginan Nadira, disinilah aku sekarang, dikota yang telah beberapa bulan yang lalu aku tinggalkan demi membantu Nadira lepas dari masalah yang telah membelenggunya.
Setelah menghubungi Lisa sahabat Nadira, kami sudah menyusun rencana. Entah akan berhasil atau tidak itu tergantung dengan usaha kami berdua nantinya.
Kami bertemu ditaman yang berada dipusat kota.
"Aku akan menghubungi Davin." tutur Lisa saat kami bertemu.
"Kamu yakin Lis dengan rencana kita?"
"Itu tergantung dengan usahamu ken, kamu harus berhati-hati. Jika ketahuan maka kamu harus siap-siap menghadapi Nadira dengan tangisan nya."
hehehe ... Lisa terkekeh mengejekku.
"Kamu juga ... Harus pandai mengelabui Davin, aku tidak mau menghadapi tingkah Nadira sendirian ya! Kamu juga harus ikut bersamaku membujuknya jika rencana kita gagal."
"Iya ... Kamu tenang saja, aku yakin rencana kita akan berhasil."
"Aku akan menelpon Davin sekarang, semoga saja dia ada dirumah."
"Halo vin! Kamu lagi dirumah tidak sekarang?"
"Ada yang mau aku bicarakan sama kamu."
"Baiklah ... sebentar lagi aku kesana."
"Davin sedang berada dirumahnya dan dia memintaku datang kesana karena dia tidak lagi tidak ingin keluar. sepertinya kita harus memulai rencana kita sekarang." setelah aku selesai menelpon, aku membicarakannya bersama kenand.
"oke ... Biar tidak dicurigai. Kamu yang mengendarai dan aku akan bersembunyi dibangku belakang." ujar kenand.
"Setuju ...! akhirnya kami berangkat menunu kediaman Davin.
Saat sampai, Lisa turun terlebih dahulu setelah mendapatkan izin masuk kerumah ini, karena penjaganya telah mengenali Lisa jadi tidak sulit untu kami memasukinya.
Davin membukakan pintu setelah beberapa kali aku menekan bel. Aku terpaku melihat penampilan Davin saat ini, rambut acak-acakan, kumis dia biarkan tumbuh tanpa dibersihkan lalu lingkaran hitam dibawah matanya. gairah hidupnya seperti ikut bersama Nadira. Padahal Davin adalah tipikal pria yang selalu memperhatikan penampilannya, tapi sekarang sangat berbanding terbalik dengan kebiasaannya.
Aku merasa kasihan terhadapnya sehancur itukah ia saat ditinggalkan oleh Nadira? tapi ini buah dari kebohongannya sendiri.
"Masuk Lis." aku menatap kearah mobil, Saat didalam mobil tadi aku meminta kenand masuk dari pintu belakang rumah Davin. Aku hapal betul seluk beluk rumah ini.
"Vin, aku ketoilet sebentar ya?"
"Baiklah ... Aku akan menunggu diruang tamu!"
Aku berjalan kearah belakang, lalu membuka pintu dan ternyata kenand sudah berada disana.
"Kamu harus hati-hati, karena tangga menuju kamar Davin berada diruang tamu. Dan Davin tengah berada disana sekarang."
"Kamu tenang saja, kamu harus pintar mengalihkan perhatiannya."
Kenand mengikuti langkahku dari jarak yang agak jauh, aku mendekati Davin yang tengah melamun, dia tidak menyadari jika aku telah berada didekatnya.
Aku memberikan isyarat jika kamar mereka berada dilantai atas, lalu kenand cepat-cepat melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
"Sejak kapan kamu berdiri disana lis?"
Aku terlonjak mendengar suara Davin, untung saja posisi Davin membelakangi tangga jadi aku buru-buru mengalihkan perhatiannya, karena kenand masih berdiri dianak tangga.
"ba-barusan vin." ucapku terbata.
"Kamu sedang memikirkan apa? Sepertinya kamu lagi banyak masalah." aku memberi isyarat agar kenand melanjutkan langkahnya.
"Kamu pasti tahukan Lis, jika Nadira meninggalkanku."
"Apa ... Aku pura-pura terkejut."
"Aku benar-benar tidak tahu vin, beberapa bulan ini aku tidak ada kontekan dengan Nadira karena aku ikut suamiku pulang kekampung halamannya."
"Kenapa Nadira sampai meninggalkanmu?"
"kamu pasti sudah tahu alasannya!" Tutur Davin.
"Lebih baik seperti itu Vin, jika Nadira tetap bertahan disampingmu dia akan terluka."
"Tapi aku tidak bisa hidup tanpanya Lisab kamu lihat sendiri keadaanku sekarang?"
"Seperti inilah aku setiap harinya Lis, aku tidak memiliki semangat untuk hidup lagi."
"Aku telah mencarinya kemana-mana tapi tidakku temukan Nadiraku."
Aku menutup kasar wajahku, aku tidak bisa menahan tangisku, aku tidak peduli jika Lisa menganggapku pria yang cengeng.
Hiks ...
"Nadira pergi bersama a-anak kami Lis, di-dia tengah mengandung buah cinta kami."
"Bagaimana aku bisa semudah itu mengikhlaskan nya lisa."
Jadi Davin sudah tahu jika Nadira hamil? darimana dia mengetahuinya, setahuku Nadira belum memberitahukan soal ini pada Davin, gumamku.
"Kamu tahu darimana jika Nadira hamil?"
"Aku tanpa sengaja menemukannya dikamar kami."
Aku benar-benar kasihan terhadap Davin, dia sangat terputuk sekarang, tapi aku akan tetap mendukung keputusan Nadira.
"Kamu pasti tau dimana Nadira sekarangkan Lis? Tolong bantu aku Lisa ... Aku mohon."
"Vin ... Aku benar-benar tidak tahu." tujuanku kesinipun untuk menanyakan tentang Nadira, sejak kemarin aku menghubungi ponselnya tapi nomor Nadira sudah tidak aktif lagi."
"Kalau begitu kamu tidak akan menemukan Nadira disini."
"Sebaiknya kamu pulang Lis, aku butuh ketenangan sekarang."
"Na-nanti dulu vin, ada satu lagi yang a-aku ingin katakan soal Nadira. Ucapku gugup.
Saat Davin akan berbalik aku menahannya, aku melihat kenand akan menuruni tangga.
Aduh ... Bagaimana ini apa alasan yang harus aku katakan soal Nadira pada Davin. Bathinku
"Kamu tahu soal Nadirakan Lis?"
"Aku tidak tahu dia dimana, tapi saat aku menanyakan kepada orangtuanya. Mereka hanya bilang Nadira sudah mereka bawa keluar kota."
"Aku benar-benar tidak tahu kemana mereka membawanya, mungkin alasan orangtua Nadira menyembunyikannya dariku, mereka yakin kamu akan menanyakannya padaku."
"Keluar kota?"
"Iya ..." setelah merasa semuanya aman dan kenand telah berhasil keluar, akhirnya aku pamit.
"Kalau begitu aku permisi dulu ya Vin, maaf jika aku telah mengganggu waktumu."
"Terimakasih untuk informasinya Lis, aku akan terus mencari Nadira."
"Jika kamu membutuhkan bantuanku, kamu bisa menghubungi." padahal itu hanya alasanku saja takut Davin mencurigaiku.
Aku hanya mengangguk kearah Davin lalu berjalan karah pintu utama.
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92
untuk Nadira semoga kuat demi anakny dan segera move on...