NovelToon NovelToon
Teman Diatas Ranjang

Teman Diatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen School/College
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

[HOT!]

Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.

Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.

Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.

Tidak kurang, tidak lebih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kamar Asrama

Malam ini Jimmy sedang tidak berada di kamar asrama mereka, sebab pria itu keluar untuk bermalam di perpustakaan hingga besok pagi untuk mengerjakan tugas kelompoknya yang sudah dekat dengan tenggat pengumpulan. Jimmy juga sudah menyiapkan kopinya untuk menjaganya tetap fokus semalaman di perpustakaan dan bisa bergadang disana.

“Bastian, rambutku basah,” Catherine mengadu kepada Bastian saat Bastian masih menggendongnnya di tengahs epinya lorong asrama pria itu sebelum akhirnya mereka sampai di depan kamar asrama milik Bastian.

Untuk kedua kalinya, Catherine kembali mengunjungi kamar itu.

“Nanti ktia keringkan,” balas Bastian dengan nada lembutnya.

Sebenarnya sudah sedari tadi Catherine mengeluarkan sisi cerewetnya, mulai dari mengomentari setiap hal yang ia lihat ataupun mereka lewati. Jendela kelas, pot tanaman, lampu-lampu bahkan lukisan dinding yang digantung sepanjang lorong. Dan sebanyak itu pula Bastian bersabar dengan menjawabi satu per satu racauan tidak jelas milik wanita itu.

“Kenapa rambutmu tidak basah?” tanya Catherine smebari menautkan alisnya bingung sebelum tangannya bergerak ke atas untuh menyentuh rambut Bastian itu. Kering.

“Karena aku tidak seceroboh dirimu yang bisa sampai diculik dan dilempar ke kolam seperti itu,” balas Bastian yang seakan menyinggung wanita itu namun Catherine tidak sadar bahwa Bastians edang membicarakan dirinya atau barangkali wanita itu sudah melupakan kejadian di kolam tadi.

“Kau juga harus basah,” ujar Catherine tidak terima.

Bastian kemudian menaruh Catherine ke atas kasurnya sembari beralik ke lemari pakaiannya dan mulai mencari kaosnya yang bisa ia berikan kepad Catherine. Baju wanita itu benar-benar basah total.

Setelah menemukan sebuah kaos, Bastian kembali menghampiri Catherine yang sudah berbaring smebari berguling-guling di atas kasurnya itu.

“Gantilah pakaianmu itu dulu, nanti aku akan mengeringkan rambutmu juga agar kau tidak masuk angin,” ujar Bastian kemudian menyerahkan pakaian kering meiliknya itu kepada Catherine.

Catherine menerimanya dan di detik selanjutnya wanita itu meraih ujung pakaiannya, dengan sigap hendak menyingkapnay ke atas yang sontak membuat Bastian panik. Bastian langsung membuang wajahnya ke samping dan berbalik untuk membelakangi Catherine.

“Hei, bisakah kau berikan aba-aba dulu kepadaku,” peringat Bastian dengan nada paniknya.

Sedangkan Catherine tidak perduli, wanita itu mengganti pakaiannya seolah tidak ada orang disana.

Bastian menunggu cukup lama, menebak dalam pikirannya kira-kira berapa lama yang dibutuhkan wanita itu untuk mengganti pakaiannya itu.

“Sudah?” tanya Bastian namun tidak ada jawaban.

Tidak ada suara Catherine. Wantia itu tidak menjawabnya.

Bastian mengusap hidungnya sekali sebelum akhirnya memutuskan untuk berbalik.

“Catherine?”

Bastian bernapas lega karena wanita itu ternyata sudah mengganti pakaiannya dengan kaos miliknya. Bastian memang sengaja memilih kaos dengan ukuran paling besar yang ia punya sehingga ketika Catherine memakainya sekarang, itu terlihat seperti sebuah dress.

Bastian yang terbiasa melihat Catherine dengan pakaian tertutupnya itu, kemeja dibalut jaket kuningnya kemudian celana panjangnya dan sekarang melihat Catherine yang memakai pakaiannya itu benar-benar terlihat berbeda.

Catherine terlihat sangat cantik. Dan seksi.

Oke Bastian, sadarkan dirimu. Kau harus bisa menjaga fokusmu sekarang.

“Diaman kacamataku?” protes Catherine ketika dia memegang wajahnya dan tidak menemukan kacamata culunnya itu.

“Mungkin hilang di kolam, ikhlaskan saja,” ujar Bastian sembari mengambil pakaian basah milik Catherine kemudian menjemurnya agar bisa segera kering.

Catherine kemudian berbaring santai di atas aksur Bastian selagi pria itu sibuk mengurus pakaian miliknya yang basah kuyup itu.

“Dimana bonekaku?” tanya Catherine lagi yang mendadak cerewet.

Bastian mau tak mau menaruh fokusnya ke arah Catherine dan detik itu juga Bastian menyesali tindakannya itu. Sial. Apakah wanita itu sedang berniat untuk menguji kesabaran Bastian lagi?

Catherine berguling-guling di atas kasurnya layaknya cacing panas, tubuhnya seakan menari di atas kasur itu membuat kaos milik Bastian yang sudah cukup pendek di pakai tubuh wanita itu kini semakin tertarik ke atas, menampilkan paha mulus Catherine bahkan nyaris pakaian dalam wanita itu.

Bastian segera berjalan cepat, menghampiri kasurnya kemudian meraih selimut dan menyelimuti Catherine.

“Ini bukan kamarmu, jadi jangan tanya soal boneka.”

Alis Catherine bertaut bingung, “Ini bukan kamarku? Lalu dimana aku?”

Bastian kembali lagi dengan hair dryer di tangannya, ia menyalakannya dan duduk di sisi kasur. Catherine yang mengerti langsung mendudukkan dirinya diikuti Bastian yang mulai mengeringkan rambut wanita itu.

“Di kamarku,” jawab Bastian.

“Kau siapa?” tanya Catherine lagi mendadak amnesia.

Tingkah wanit aitu benar-benar random sekarang. Namun entah karena sudah terbiasa sejak tadi menghadapi sisi mabuk Catherine itu, Bastian tidak lagi menanggapnya menjadi sebuah beban, melainkan Bastian menikmati momen itu layaknya sebuah hiburan.

“Menurutmu aku siapa?” tanya Bastian kembali, penasaran dengan jawaban Catherine itu.

“Kau adalah Fofo,” balas Catherine.

“Fofo? Siapa itu?”

“Guru nari saat aku di sekolah dasar. Dulu aku suka menari, seperti ini…” ujar Catherine kemudian heboh sendiri. Ia bangkit berdiri dan mulai meliukkan badannya.

Bastian mematikan hair dryernya dan hanya memperhatikan aksi aneh wanita itu. Walaupun gerakan wanita itu kaku dan terlihat patah-patah yang membuat Bastian menarik asumsi bahwa tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Catherine pintar dalam bidang akademis tapi jujur wanita itu buruk dalam hal menari.

Namun Bastian senditi tidak mampu menahan diri untuk tidak menarik seulas senyum. Bastian terkekeh singkat saat Catherine tidak snegaja menendang kaki meja karena terlalu bersemangat memamerkan skill menarinya itu.

Catherine dalam mode mabuk begini terlihat sangat menggemaskan bagi Bastian.

Catherine kemudian tiba-tiba menghentikan aksi menarinya membuat Bastian kembali menebak, terobosan apa yang akan Catherine lakukan lagi setelahnya.

Catherine tampak mengatur napasnya yang tersenggal-senggah sebab habis menari, kemudian ia melempar tatapan tajamnya ke arah Bastian sembari berkacak pinggang.

“Ayo kita berkelahi,” tawar Catherine tiba-tiba.

Bastian menaikkan alis kananya, tampak setengah kaget bercampur tertarik.

“Berkelahi?”

Catherine menangguk semangat, “Iya, aku akan mengajarimu jurus bela diriku. Kau tahu aku sangat ahli dalam hal bela diri,” ujar Catherine lagi sembari mengepalkan tangannya kemudian memukul dadanya, tampak menyombongkan dirinya itu.

Basrian tahu Catherine adalah guru karate di klub kampus mereka, wanita itu juga pernah beberapa kali memenangkan perlombaan bela diri sehingga dijuluki wanita culun plus tomboy di kampus. Bahkan beberapa murid di kampus takut untuk mendekati Catherine karena wanita itu terkenal dengan jurus membanting orang ke lantai.

“Tidak mau,” tolak Bastian.

“Dasar pengecut,” ejek Catherine.

Bastian hanya menanggapinya dengan tawa kecilnya, “Memangnya kau percaya diri bisa melawanku?” tanya Bastian lagi dengan nada santainya itu.

“Bisa,” jawab Catherine dengan percaya diri.

Bastian kemudian bangkit berdiri dan menghampiri Catherine.

Kini Bastian dan Catherine sudah saling berhadapan sekarang.

“Kalau begitu bagaimana kalau kita langsung mulai saja?” tanya Bastian sebelum tersenyum dengan sangat tampan.

1
Uthie
menarik 👍
Uthie
Waoww 😂
Murnia Nia
jangan2 ian kecil temannya catherine sekarang bastian ya thor
Wineeeee: wihh mari kita lihattt

jago nih analisanya 🤭🤭
total 1 replies
partini
Bastian ga se pro Damian Thor Damian super duper HOTE
Wineeeee: wkwkwk tenang...masih pertama kali
total 1 replies
Elmi Varida
mau banget thor...sok lanjutken...ditunggu ya...😁
Wineeeee: Siapp🫡
total 1 replies
Elmi Varida
di awal ceritanya memang agak garing ya tp lama2 seru jg.
Elmi Varida: semangat berkarya!!abaikan kt garing drku ya🤭✌️😃
itu hanya buat kamu semangat. Tolong typonya di perhatikan jg.
Wineeeee: Terimakasih kak udah mau bacaaaa🤗🤗🤗
total 2 replies
Ripah Ajha
luar biasa🥰🥰🥰
Elmi Varida
harusnya Cathrin ngomongnya ke Lilly. Tunggu aku udah bosan baru di campakkan😄😄
Elmi Varida
ikut nyimak thor..
Chung Chung
Up
Chung Chung
Jangan up 1, up, 2,3 tak puas baca
Wineeeee: Ditunggu kakk, besok aku bakal usahain double updatee 😚
total 1 replies
Chung Chung
Up 2,3
Chung Chung
Up
partini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!