NovelToon NovelToon
Janji Yang Kau Ingkari

Janji Yang Kau Ingkari

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Wanita Karir / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: husna_az

Adisti sudah mengabdikan hidupnya pada sang suami. Namun, ternyata semua sia-sia. Kesetiaan yang selalu dia pegang teguh akhirnya dikhianati. Janji yang terucap begitu manis dari bibir Bryan—suaminya, ternyata hanya kepalsuan.

Yang lebih membuatnya terluka, orang-orang yang selama ini dia sayangi justru ikut dalam kebohongan sang suami.

Mampukah Adisti menjalani kehidupan rumah tangganya yang sudah tidak sehat dan penuh kepalsuan?

Ataukah memilih berpisah dan memulai hidupnya yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kedatangan Sahna

Pagi-pagi sekali Adisti sudah siap untuk pergi ke butik. Hari ini dia ada janji dengan pelangg*nnya yang ingin memesan gaun pengantin. Biasanya kalau ada seperti ini, Nadia yang akan mengurusnya. Namun, orang itu menolak dan mengatakan ingin bertemu secara langsung dengan Adisti. Mau tidak mau akhirnya wanita itu membuat janji dengan mereka pagi ini.

"Selamat pagi, Bik," sapa Adisti dan segera duduk di meja makan.

"Selamat pagi, Nyonya. Ini masih sangat pagi, apa Nyonya mau berangkat kerja?" tanya Bik Rina.

"Iya, Bik. Aku ada janji dengan seseorang." Adisti pun segera mengambil makanan dan menikmatinya.

"Nyonya, mengenai pembicaraan tadi malam, Naina bilang dia mau bekerja sama Nyonya. Dia akan ke sini nanti siang, dia juga minta izin agar nanti saat acara wisuda dia diperbolehkan untuk pulang."

Adisti tersenyum mendengarnya. Ada sedikit rasa lega, setidaknya ada yang akan membantu meringankan bebannya. "Tentu saja, itu tidak masalah bagiku. Asalkan dia mau bekerja denganku dan tidak pernah berniat untuk menghianatiku."

"Saya akan usahakan agar tidak membuat Anda kecewa. Jika Naina melakukan kesalahan, saya sendiri yang akan menghajarnya."

"Aku percaya, semoga dia tidak mengecewakanku."

Bik Rina mengangguk, dia tahu saat ini Adisti sedang tidak baik-baik saja. Banyak sekali pekerjaan yang harus ditangani. Meskipun perlu waktu bagi Naina untuk mengerti pekerjaannya, tetapi wanita paruh baya itu yakin jika putrinya mampu melakukan semuanya. Semoga tidak ada halangan dalam pekerjaannya jika pun ada semoga bisa diselesaikan dengan baik.

"Nyonya, di luar ada orang yang ingin bertemu dengan Anda," ucap Doni—satpam yang berjaga di rumahnya.

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki, katanya datang ke sini karena permintaan Anda. Namanya Alex."

Adisti mengingat-ingat siapa Alex. Dia tidak merasa memiliki janji dengan pria itu. Tiba-tiba wanita itu teringat seseorang yang memang dia butuhkan untuk meminta bantuan. Adisti tidak menyangka akan secepat ini mendapatkannya. Wanita itu jadi ragu apa orang tersebut bisa profesional atau tidak.

"Oh iya, Pak. Suruh dia masuk, kebetulan aku juga akan pergi."

Pak satpam pun segera keluar untuk mempersilakan pria tadi masuk.

Bik Rina yang sedari tadi mendengar pun bertanya karena penasaran. "Siapa Alex itu, Nyonya?"

"Sopir baru, aku butuh seseorang untuk mengemudi mobil. Terkadang aku sudah sangat lelah dengan pekerjaan jadi, lebih baik pakai sopir saja," jawab Adisti yang tidak ingin membocorkan rahasianya lebih dulu. Nanti saja saat semuanya tepat.

Alex memang sopir yang wanita itu minta dari Roni. Dia bukan hanya mencari sopir, tetapi juga bodyguard. Adisti juga mengatakan pada anak buahnya agar orang itu datang dengan penampilan biasa saja, tidak terlihat seperti bodyguard. Nanti dia juga akan memberi baju sopir untuk Alex agar terlihat meyakinkan.

"Iya, Nyonya, itu juga lebih aman. Apalagi sekarang Nyonya sering pulang larut malam," sahut Bik Rina yang diangguki Adisti.

Setelah selesai dengan sarapannya, Adisti pun keluar, bersiap untuk pergi. Saat melihat seorang pria datang, dia yakin jika itu kiriman Roni. Wanita itu pun segera menyerahkan kunci pada pria yang bernama Alex.

"Kita pergi ke butik sekarang!"

"I–iya, Nyonya," sahut Alex tergagap, dia bingung dengan situasi yang terjadi. Namun, tetap mengikuti langkah majikannya menuju mobil yang ada di garasi.

Sebelumnya Roni sudah menjelaskan padanya bahwa Adisti bukan wanita yang suka berbasa-basi jadi, dia akan mengatakan langsung apa yang terjadi. Alex juga sudah mempersiapkan diri dan hatinya, tetapi tetap saja terasa aneh. Belum juga Adisti bertanya padanya, tetapi sudah diajak pergi begitu saja. Bisa saja wanita itu salah orang kalau bukan dirinya yang dikirim oleh Roni. Namun, dia segera menggelengkan kepala. Atasannya ini juga pasti sudah memperhitungkan beberapa hal.

"Tidak usah terlalu memikirkan banyak hal. Lakukan saja pekerjaanmu sesuai yang diperintahkan oleh Roni," ucap Adisti seolah mengerti apa yang ada dalam kepala Alex.

"Iya, Nyonya," sahut Alex yang merasa tidak enak.

Sepertinya Adisti mengerti apa yang sedang dipikirkan. Segera dia mulai melajukan mobil dan memulai pekerjaannya hari ini. Pria itu merasa senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan ini. Sebelumnya Alex adalah seorang debt kolektor. Setiap hari selalu menagih hutang pada orang-orang ke rumah mereka.

Terkadang dia juga tidak tega pada orang tersebut, tetapi bagaimana lagi dirinya juga butuh uang untuk menghidupi keluarganya. Istri dan anak-anaknya juga sangat membutuhkan uang. Tawaran dari Roni segera saja dia menerima. Tentu saja dengan beberapa syarat yang tidak mudah, tetapi bagi pria itu pekerjaan ini lebih baik dari sebelumnya. Alex akan berusaha agar dia bisa diterima bekerja dengan Adisti. Apalagi gajinya juga cukup besar.

"Saya akan mengujimu selama satu minggu ini. Kalau kamu lulus, saya akan memperkerjakanmu. Kalau tidak lulus, mohon maaf kamu harus pergi, tapi kamu tenang saja, aku tetap akan menggaji pekerjaanmu selama satu minggu itu."

"Iya, Nyonya, saya mengerti. Kemarin Roni juga menjelaskannya."

"Baguslah kalau begitu jadi, aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Dan satu hal lagi aku paling membenci penghianatan jadi, aku harap kamu bisa bekerja padaku dengan sungguh-sungguh."

"Saya akan berusaha sebaik mungkin dalam bekerja pada Anda."

Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka berdua. Adisti sibuk dengan ponselnya untuk mengecek beberapa pekerjaan yang harus segera dia selesaikan, sementara Alex fokus pada perjalanan. Untung saja Roni sudah memberikan alamat kerja Adisti jadi, pria itu tidak perlu bertanya lagi pada majikannya. Di hari pertama tentu saja dia tidak ingin membuat masala.

Begitu sampai di butik, Adisti segera turun dari mobil dan memasuki butik, sementara Alex bingung harus melakukan apa. Akhirnya dia pun ikut turun juga. Namun, pria itu memilih duduk di depan butik bersama dengan satpam yang berjaga.

"Apa orangnya sudah sampai?" tanya Adisti pada Nadia.

"Sudah, Bu, tamunya sudah ada di ruang ganti, sedang melihat-lihat gaun di sana."

Adisti segera menuju tempat yang disebutkan oleh asistennya tadi. Terlihat seorang wanita muda di sana dengan pakaian yang begitu seksi. Adisti menyelaminya dan yang sedikit berbasa-basi.

"Selamat pagi, maaf membuat Anda menunggu," ucap Adisti yang merasa tidak enak.

"Tidak masalah, sebenarnya bukan saya yang ingin menikah, tetapi teman saya. Saya harap Anda bisa melayani dengan baik."

"Tentu saja, di mana teman Anda? Apa dia belum datang?" tanya Adisti sambil melihat sekeliling. Tidak ada siapa pun yang terlihat, entah di sehat antara gaun itu.

"Sudah, dia tadi berjalan ke arah sana untuk melihat-lihat. Mungkin sebentar lagi juga akan ke sini. Oh! Itu dia orangnya," ucap wanita tadi seketika membuat Adiba ikut menoleh.

Alangkah terkejutnya ternyata teman yang dimaksud adalah Sahna. Ternyata madunya ini selalu saja bertingkah. Mungkin belum bisa tenang sebelum membuat masalah dengannya, tapi bisa dipastikan bahwa Sahna tidak akan mendapatkan apa yang diinginkan. Nadia pun sama terkejutnya, tetapi tidak bisa berkata apa pun.

Adisti berpura-pura terlihat biasa saja. Dia juga tidak ingin membuat masalah di butiknya. "Oh, itu teman Anda? Tapi saya lihat dia sedang hamil jadi, buat apa dia memesan gaun pengantin?"

"Dia memang sudah hamil, tapi belum mengadakan resepsi dan dia ingin mengadakan acara resepsi itu sebelum anaknya lahir. Anda pasti mengerti, sebagai seorang wanita tentu ingin dimanja dan dijadikan ratu untuk satu hari oleh suaminya," ucap wanita tadi dengan tersenyum.

Adisti pun ikut tersenyum, sepertinya gadis di depannya ini tidak tahu apa-apa tentang Sahna dan suaminya. Terbukti dari tingkah lakunya sedari tadi seperti biasa saja. Tidak ada saling menyindir apalagi mengucapkan kata kasar. Adisti pun tidak berniat untuk membongkar kebusukan wanita hamil itu, biar apa yang diinginkan terlaksanakan, tetapi bisa dia dipastikan bahwa hasilnya tidak akan sesuai dengan keinginan Sahna.

"Saya mengerti. Baiklah, kira-kira gaun yang seperti apa yang Anda inginkan. Anda pasti sangat tahu kalau butik saya ini sangat terkenal jadi, bahan yang kami gunakan juga sangat berkualitas. Harganya pun sangat mahal tentunya. Saya mengatakan seperti ini hanya untuk mengantisipasi, takutnya nanti setelah saya buatkan gaun tiba-tiba teman Anda ini membatalkannya begitu saja. Saya bisa merugi. Maaf, bukan maksud saya untuk merendahkannya karena saya juga tidak mengenal sahabat Anda. Berbeda dengan Anda, tentu saya sangat mengenal Anda, siapa yang tidak mengenal anak pengusaha restoran terkenal. Saya hanya takut."

Wanita itu terkekeh, berbeda dengan Sahna yang sudah mengepalkan kedua tangannya. Adisti tahu jika ibu hamil itu sedang menahan kekesalannya. Namun, biarlah wanita itu melakukan apa pun seperti keinginannya.

"Mbak Adisti ini bisa saja," sahutnya dengan terkekeh. "Anda jangan khawatir, teman saya ini suaminya orang kaya. Gajinya juga cukup besar di perusahaan jadi, Anda tidak perlu takut merugi."

"Oh, baguslah, kalau begitu jadi saya tidak takut merugi jika membuatkan gaun untuk sahabat Anda ini. Asisten saya yang mengukur tubuh teman Anda."

Sahna segera menolak, dia ingin Adisti sendiri yang melayaninya. "Saya tidak mau! Saya ingin Anda sendiri yang mengukur tubuh saya. Di sini Anda desainernya jadi, saya lebih nyaman dengan ukuran yang Anda buat."

"Baiklah, jika memang Anda menginginkan hal itu." Adisti memberi kode kepada Nadia agar mengambilkan buku serta alat ukurnya.

1
niktut ugis
security lebih waras otaknya daripada si bryan
niktut ugis
eh si pelakor uring²an
Soraya
mampir thor
Nurhayati Nia
pagar makan tanaman kamu mah arsyla
Nurhayati Nia
mampir thorr
Dini Mariani s
Buruk
Dini Mariani s
cerdik Adisti...lanjut thor
vi
karyamu bagus Thor
Iyas Masriyah
Luar biasa
Iyas Masriyah
Lumayan
C I W I
Luar biasa
abu😻acii
aku suka karakter wanita tanguh ngk lemah👍
Dewa Dewi
iya betul
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Warijah Warijah
Terimasih Thor novelnya, tetap semangat ya /Drool//Drool//Drool/
Reader
knp mesti selalu drama 'nolak dibawa ke RS' sii, dah pingsan jugaaa🤭
Hanisah Nisa
thanks Thor...
Putu Suciptawati
lanjut lanjut
Putu Suciptawati
akhirnya yg ditunggu2 up juga🙏🙏🙏
Hanisah Nisa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!