Kayena de Pexley adalah ratu termalang dalam sejarah kerajaan Robelia. Sampai akhir hayatnya, Kayena tidak mendapat sedikit pun cinta dari sang suami. Ia diperlakukan layaknya mesin pembuat anak serta simbol kerjasama antara dua belah pihak. Sedangkan Katarina adalah selir paling dicintai dalam sejarah kerajaan Robelia. Mantan pelayan Kayena yang mendapat anugrah berupa cinta tulus sang raja.
Ketika berhasil melahirkan bayi ke-4 yang kelak akan menjadi raja paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Robelia, Kayena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui rencana sang suami yang akan memisahkan dia dengan sang putra. Namun, alih-alih meregang nyawa, Kayena malah terbangun pada masa baru kehilangan bayi pertama. Lima tahun sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri karena mengalami depresi.
Mendapat kesempatan kedua, mampu kah Kayena merubah nasibnya yang malang? cari tahu selengkapnya.
🚩🚩
Cerita pertama Author dengan tema reinkarnasi 🔱
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0028. La Reine ne Veut Pas Tomber Dans Mȇme Trou (Tak mau jatuh ke lubang Sama)
0028. La Reine ne Veut Pas Tomber Dans Mȇme Trou (Ratu tak mau jatuh ke lubang yang sama)
“Pourquisoi Sa Majesté le Roi ne realize-t-il pas le souhait de la Reine (kenapa Yang Mulia tidak mau mengabulkan keinginan Ratu?”
“Quel souhait (keinginan yang mana)?” tanya Raja Robelia yang tampak gondok tersebut. Bisa-bisanya wanita yang kerap bercinta bersama dirinya itu berkata demikian secara terang-terangan.
“Keinginan untuk bercerai,” tanya satu-satunya selir paling dilirik oleh raja Robelia itu dengan gamblang. Ia seolah-olah tak peduli akan ekspresi wajah lawan bicaranya yang sudah mengeras. “Apa sangat sulit bagi Anda untuk bercerai dengan Ratu?” cecar wanita yang telah dimahkotai dengan gelar selir agung tersebut. “Bukan kah Anda tidak memiliki perasaan sedikitpun untuk Ratu?”
“Cukup!”
Sang Raja akhirnya buka suara setelah menyimpan gelas kaca berisi sedikit red wine sembarangan. Hari ini sudah cukup banyak masalah yang berjubel di kepala. Bukannya memberi support, atau paling tidak memberikan hiburan guna mengurangi beban pikiran, kekasihnya itu malah menambah beban pikiran. Sejak tadi wanita itu terus berceloteh soal “kenapa” ia tidak menyetujui keinginan Ratu untuk bercerai. Padahal jawabannya sudah jelas, karena tidak mudah bagi Raja Robelia melepaskan Ratunya.
“Lebih baik kau diam, daripada bicara omong kosong.”
“Omong kosong?” ulang mantan pelayan Ratu itu, shock. “Saya tidak sedang membicarakan omong kosong, Yang Mulia. Saya hanya …”
“Sudah jelas-jelas kau tahu alasannya kenapa aku tidak melepaskan Kayena dari posisi Ratu, Katarina. Lalu kenapa kau masih banyak tanya?”
Pemilik nama itu kontan terdiam. Jadi, apa alasannya hanya karena kandidat paling cocok untuk mengisi posisi Ratu? Mengingat dukungan politik dan non polotiknya kuat. Atau ada alasan lain yang yang membuat sang Raja enggan melepas putri Grand Duke Pexley?
“Bukan kah Yang Mulia bisa saja melepaskan Ratu, selama para bangsawan mendukung keputusan itu?”
“Kau benar-benar tidak bisa dibuat mengerti, Katarina.”
Muak mendengar celotehan sang kekasih yang terkadang membuat isi kepalanya semakin mendidih, membuat Kaizen memutuskan untuk keluar dari tempat tersebut. Meninggalkan wanita itu sendirian tanpa pandang bulu. Hari ini semua pekerjaannya memang tidak ada yang selesai. Ada saja kendala yang membuat pekerjaannya menjadi berantakan. Belum lagi keberadaan Cesare de Pexley serta adik tirinya—Kaezar Kadheston semakin menambah kekesalan. Selama ada mereka berdua, ia tidak punya banyak akses untuk bicara empat mata dengan istrinya.
Sampai sekarang perasaan Kaizen masih tidak tenang, mengingat bagaimana bulatnya tekad sang istri untuk berpisah. Entah apa yang mendasari tekad bulat itu, karena semenjak dulu Kayena tak ubahnya boneka Marionette yang bisa ia kendalikan dengan mudah. Sekarang posisinya sudah berbeda. Boneka Marionette itu sudah tidak terikat oleh benang-benang yang menjadi perantara antara boneka dan si pengendali. Oleh karena itu ia bisa bergerak sesuka hati. Kaizen tentu saja tidak menyukai kondisi tersebut. Jadi, ia harus segera bertindak.
“Komandan Kylie, bisa kah Anda membuat Cesare de Pexley dan Pangeran Kaezar sibuk untuk beberapa waktu?”
Pemilik nama itu tampak mengangguk ragu. “Saya … bisa saja mengajak mereka bicara. Namun, saya tidak bisa berjanji menahan mereka terlalu lama.”
Kaizer tersenyum tipis seraya menepuk bahu salah satu bawahannya itu. “Walaupun sebentar, tolong tahan mereka untukku.”
Bermodal bantuan salah satu komandan yang kebetulan kenal dan cukup akrab dengan Cesare dan Kaezar, Kaizen jadi bisa menyelinap ke kamar sang istri. Ia yang berada dalam kondisi agak tipsy (mabuk). Kedatangannya untuk bicara empat mata dengan sang istri, ternyata tidak mendapatkan sambutan baik. Ketika istrinya bilang; I’am not in the mood to have anything to say with you (saya sedang tidak ingin bicara apapun dengan Anda), Kaizen sudah meminta dengan baik-baik. Namun, istrinya tetap tidak bisa diajak kompromi. Pada akhirnya ia kembali memilih caranya sendiri. Skiship alias tindakan skin to skin menjadi andalan dalam keterdesakan.
Kaizen tanpa pikir panjang membungkam bibir cantik sang istri yang telah lama ia biarkan. Rasanya … ia sampai lupa sensasi, tekstur, hingga rasa manis yang bias tercipta ketika menyesap benda lunak tersebut. Merasa tidak mendapat penolakan, Kaizen pun dengan leluasa memperdalam jajahan, sehingga memudahkan dirinya berbagi sisa red wine yang tertinggal di dalam mulut. Namun, tawanannya tidak bertahan terlalu lama dalam posisi terdiam. Pada detik ke sekian, wanita cantik itu bergerak perlahan. Bukan bergerak agresif apalagi brutal guna memisahkan diri, melainkan perlahan-lahan.
Kaizen sudah berpikir jika akhirnya Kayena luluh juga. Karena memang tidak ada wanita yang tahan digoda oleh pria yang dicintainya. Kaizen sudah mempercayai pemikiran tersebut semenjak lama, mengingat sejak dulu Kayena tak pernah menolak sentuhannya. Sekalipun wanita itu tersakiti dengan sikap semena-mena suaminya.
“Argh!”
Sayang seribu sayang, Kaizen melupakan fakta jika belakangan Kayena telah berubah. Ia tidak tahu apa yang mendasari perubahan tersebut, serta tidak tahu pula seberapa jauh perubahan tersebut. Ia yang sudah berpikir Kayena telah terbuai dan melunak, ternyata salah besar. Dengan satu gerakan yang mengejutkan, Kayena berhasil membuat tautan bibir mereka terlepas. Bibir Kaizen sekarang tidak lagi digunakan untuk mel*mat habis bibir istrinya, melainkan merintih kesakitan seraya memegangi bagian sensitif di antara kedua kakinya.
“Kayena,” katanya dengan suara menggeram lirih. Jelas sekali ada bendungan emosi di baliknya.
Sedangkan si pelaku yang telah berhasil memberikan kejutan luar biasa tampak sedang mengusap bibirnya dengan kasar. Menghilangkan bekas bibir Kaizen pada miliknya.
“Apa yang baru saja kau … lakukan, Kayena!”
Kayena menatap Kaizen yang masih meringis kesakitan. “Low blow,” katanya dengan segera. “Anda tiba-tiba melayangkan serangan yang menjijikan. Anda pikir saya akan tinggal diam?” lanjutnya dengan suara yang berkesan dingin sekali. “Kita akan segera bercerai. Jadi, jangan harap bisa menyentuh saya sesuka hati.”
“Sial*n, Kayena. Kau masih istriku. Sampai kapan pun, kau akan tetap menjadi istriku dan ratuku!” seru Kaizen di tengah-tengah rasa sakit dan ngilu yang masih tertinggal akibat serangan low blow sang istri. Serangan yang tak terduga.
Low blow sendiri adalah serangan ke area sensitif di antara kedua kaki. Saat terkena pukulan ini, korban tak akan mampu melawan karena rasa sakit yang seperti berada di persimpangan antara hidup dan mati. Oleh karena itu, teknik Low blow adalah teknik yang secara implisit terlarang di antara sesama pria.
“In your dream,” sahut Kayena seraya tersenyum tipis. “Aku akan segera pergi dari tempat ini, karena ada kebebasan yang menunggu di luar sana.”
“Aku tidak akan melepaskan mu, Kayena.”
Kayena tertarik mendengarnya. “Jika Anda berniat mengikat saya lebih erat, saya akan tetap melepaskan diri.” Keputusan Kayena sudah bulat. Ia tidak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali.
Kelak, jika ia sudah mendapatkan status “janda Raja”, ia akan hidup damai di Kyen. Jika beruntung, ia akan bertemu dengan pria baik hati dan bertanggung jawab yang bisa mengobati luka di hati. Entahlah, bagi Kayena yang paling utama saat ini adalah bercerai dari Kaizen. Ia tidak mau jika Kaizen sampai berbuat lebih buruk dari ini, sehingga membuat kehidupan lain tumbuh di rahimnya. Sungguh, Kayena tak sudi. Maka tanpa pikir panjang ia melakukan Low blow.
Tidak ada yang tahu kadar ketebalan sabar seorang manusia ketika digoda oleh hawa nafsu. Jadi, sebelum peristiwa yang tidak diinginkan terjadi, Kayena memilih untuk membuat pria itu kapok. Setidaknya untuk beberapa waktu ke depan, ia akan mendapatkan perawatan intensif untuk memastikan area sensitif di antara kedua kakinya aman. bisa bahaya jika area itu tidak berfungsi dengan baik, mengingat belum ada satupun pewaris yang lahir. Namun, lagi-lagi Kayena tak peduli.
“Memang lebih baik tidak ada pewaris yang lahir dari benih Raja brengs*k seperti Kaizen,” gumam Kayena ketika berhasil membuat pria itu pergi bersama para tenaga kesehatan milik kerajaan. Ia hampir tak sadarkan diri akibat rasa sakit yang teramat, jika saja Kayena tak berbaik hati dengan memanggil para tenaga kesehatan.
Katarina juga sempat datang dan menangis tersedu-sedu melihat pria yang dicintainya mengerang kesakitan di sepanjang waktu. Ah, mungkin wanita itu juga sedikit risau, bagaimana jika “rudal tempur” sang Raja tak lagi bisa berfungsi dengan baik. Apa yang akan ia lakukan guna memuaskan pria tersebut?
“Bravo, mon frère. Le roi tyran devait recevoir une bonne leçon (bagus, Adikku. Raja Tiran itu memang harus diberi pelajaran yang setimpal),” puji Cesare ketika berhasil membawa sang adik ke dalam pelukan. “Dengan begini dia akan berpikir ulang ketika memaksakan kehendaknya padamu.”
Kayena mengangguk seraya tersenyum tipis. Dari balik bahu tegap sang kakak, ia bisa melihat wajah tampan Pangeran Kaezar. Pria itu tampak risau ketika baru menyambangi peraduan sang Ratu. Namun, raut wajahnya berangsur-angsur menjadi lebih stabil semenjak melihat situasi yang sebenarnya.
“Je vais bien, prince. Demain, nous nous retrouverons dans le parc (Aku baik-baik saja. Besok kita akan bertemu di taman),” kata Kayena dengan bahasa isyarat. Namun, mampu ditangkap dengan jelas oleh pria rupawan tersebut. Buktinya, pria itu mengangguk singkat.
💰👑👠
Note : Nulisnya nyampe 3 hari 🤧 readers bacanya paling 2 menit 🥲
Semoga suka 😘 Maaf belum bisa daily update apalagi crazy up 🥲. Jangan lupa like, vote, tabur bunga tau secangkir kopi, rate bintang 5 🌟 komentar, dan follow Author Kaka Shan + IG Karisma022 🤗
Tanggerang 18-04-23
jgn bilang kslsu itu Kael