NovelToon NovelToon
Sorry, Thank You & I Love You

Sorry, Thank You & I Love You

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:90k
Nilai: 5
Nama Author: Gresyst_lee

Jatuh cinta tentu sangat menyenangkan. Tapi, bagaimana kalau cinta pertamamu malah memberimu luka?

Bertahan atau meninggalkan, hanya dua itu pilihannya.

Bercerita tentang Xena, wanita yang jatuh cinta pada pandangan pertama. sayangnya, pria yang dicintai malah sudah mencintai wanita lain. Dan sialnya, pria itu malah meminta Xena menjadi kekasihnya, hanya untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya.

Awalnya Xena tak menaruh curiga, sampai disaat dimana dia mengetahahui, kalau pria yang dia sukai tak memiliki perasaan yang sama untuknya. Untuk apapun, pria itu selalu menomorsatukan Sana, sahabat sang pria yang ternyata adalah wanita yang pria itu cintai.

Xena adalah kekasih Rayan, tapi dia malah merasa menjadi orang ketiga dalam hubungan Rayan dan Sana.

Lalu, apa dia harus bertahan dengan pria yang jelas-jelas tak ingin bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Xena memperhatikan makanan diatas meja, sejak tadi matanya terus tertuju pada udang. Dia sangat ingin memakannya, tapi menahan diri, mengingat ucapan Rayan tadi, yang menyalahkan mama Liana karena menyediakan udang hanya dalam porsi yang sedikit.

‘’Udangnya Xen.’’ Mama Liana mengambil satu sendok, tapi Xena menolak. Terpaksa dia berbohong dan mengatakan kalau dirinya tidak terlalu suka udang. Entahlah apa yang ada dipikiran wanita itu, dia hanya tidak enak hati.

‘’Baguslah jika kamu tidak menyukainya.’’ Sana tersenyum lebar, dia mengambil banyak udang untuk dirinya sendiri, Rayan tersenyum melihat hal itu sedang Xena ikut memperhatikan, saat Rayan tengah tersenyum karena Sana.

‘’Do, kamu bukannya suka udang juga?’’ tawar mama Liana.

‘’Suka, tapi sekarang harus dikurangi tan. Bahaya untuk kesehatan.’’ Aldo menjawab santai. Ucapan Aldo itu sebenarnya ikut mengarah pada Sana, tapi tak ada yang  menyadarinya, hanya Sana yang faham maksud Aldo.

Sana melihat Aldo sekilas, tapi Aldo hanya fokus pada makanannya.

‘’Kamu ada masalah sama pacar kamu?’’ bisik Xena pada Aldo, ‘’sejak tadi aku perhatiin kamu tampak cuek, tidak seperti biasanya.’’

‘’Makan, kepo aja.’’

‘’Ih kasih tau dong, penasaran.’’

‘’Udah, nggak usah ngurusin hal yang nggak penting.’’

‘’Nggak penting gimana?’’

‘’Kamu mau makan atau tidak?’’ Xena melirik Rayan yang barusan menegurnya. Pria itu, dia terang-terangan memperlihatkan ketidak sukaannya, bahkan di depan orang tuanya, pikir Xena.

Rayan, pria itu masih menatap kesal Xena sedang Aldo dan mama Liana hanya menggeleng. ‘’Ada yang makan cuka kebanyakan tan.’’ Aldo menggoda. Maksud dari ucapannya adalah tentang seseorang yang sedang cemburu.

‘’Ya, sepertinya.’’ Mama Liana menimpali.

‘’Cuka, siapa yang makan cuka? Sepertinya di meja makan nggak ada cuka deh ma.’’

Mama Liana tidak mempedulikan ucapan suaminya. Paruh baya itu sudah kembali makan.

Sehabis makan, mereka kembali berkumpul di ruang tamu, berbicara santai dan beberapa kali bercanda.

‘’Minggu depan, kita liburan di villa aja. Xen kamu mau kan?’’ usul mama Liana.

‘’Aku izin mama dulu ya tan.’’

‘’Udah sebesar ini, masih jadi anak mama ternyata.’’ Sana kembali menyindir. Xena hanya tertawa tipis. Sejak tadi Sana terus mempertipis kesabarannya. Lama-lama, dia benar-benar akan menjambak wanita itu, tak peduli bahkan jika keluarga Rayan melihatnya.

‘’Apa salahnya? Meminta izin orang tua sebagai tanda kalau seseorang itu sangat menghargai orang tuanya dan menurutku itu sangat bagus. Hebat Xen, kamu hebat banget.’’

Rayan kembali melongo, melihat Aldo yang semena-mena mengusap puncak kepala Xena. Semakin kesal saja pria itu, melihat Xena yang hanya diam saja dan bahkan tidak menyingkirkan tangan Aldo.

‘’Tanganmu bisa kotor, kalau terus dibiarkan diatas kepalanya.’’

‘’Nggak pa-pa, aku bisa mencucinya nanti.’’ Aldo malah memanasi.

Rayan berdiri, pria itu menarik Xena untuk duduk bersamanya. ‘’Jangan menularkan penyakit pada sahabatku.’’

Xena tentu tidak terima. Dia merasa rambutnya bersih dan wangi, tapi Rayan malah menghinanya?

‘’Enak aja, aku baru keramas tadi pagi. Kamu tuh kalo ngomong, suka nggak dipikirin ya?’’

‘’Mulai sekarang, siapapun itu, jangan membiarkan mereka menyentuh kepalamu seperti tadi. Kasihan, mereka mungkin saja mendapat penyakit dari rambutmu itu.

Xena mendengus, saking kesalnya, dia sampai menendang kaki Rayan, hingga pria itu meringis menahan sakit.

‘’Kenapa Ray?’’ tanya papa William.

Bukannya menjawab, Rayan malah melayangkan tatapan kesalnya pada Xena.

‘’Oh ya Do, tentang ke Villa, kamu bisa ikut nggak?’’ Tanya mama Liana lagi. Paruh baya itu sengaja mengajak Aldo, karena tau kalau pasti Sana akan ikut dan nantinya wanita itu malah akan mengganggu Rayan dan Xena. Kehadiran Aldo bisa menghambat semua itu, pikir mama Liana.

‘’Liat lagi tan, takutnya hari itu Aldo ada kerjaan yang nggak bisa ditinggal.’’

‘’Kamu sama Rayan sama aja. Itu hari sabtu, weekend, apa yang mau kalian kerjakan?

‘’Banyak tan, orang seperti kami emang banyak kesibukannya.’’

‘’Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sekali-kali luangkan waktu untuk menemani kekasihmu.’’

Aldo terdiam sejenak, sambil tersenyum kecut. ‘’Aku tidak punya kekasih tan, jadi apa yang harus diperhatikan.’’

Semua mata langsung tertuju pada Aldo, karena ucapannya sedikit mengagetkan. ‘’Kami sudah putus, kayaknya emang cocoknya cuma temenan aja,’’ ucap Aldo lagi. Pria itu masih tak menatap Sana.

‘’Beneran?’’ Mama Liana kembali bertanya pada Sana, hanya ingin memastikan.

Sana hanya mengangguk kecil, dengan wajah sendunya.

Xena, wanita itu tersenyum kecut. Sekarang Sana sudah sendiri, Rayan tak lagi punya alasan untuk menahan rasa sukanya pada wanita itu, pikir Xena meratapi nasib percintaannya. Pada akhirnya, dia dan Aldo yang harus mundur, pada akhirnya Rayan dan Sana yang akan bersama, karena memang keduanya saling menyukai.

Xena mengarahkan tatapannya pada Aldo. Dia jelas tau apa yang Aldo rasakan. Sakit? Pastinya, karena Aldo baru saja kehilangan seseorang yang dia cintai dengan setulus hati dan sebentar lagi Xena akan ada di posisi itu, sebentar lagi dia juga akan kehilangan Rayan.

‘’Kau menyukainya, kenapa sejak tadi terus melihatnya?’’ bisik Rayan dengan nada geramnya. Pria itu baru menangkap basah Xena yang menatap Aldo dengan tatapan dalam.

‘’Ak - ‘’ Xena langsung berdiri, karena Rayan yang sudah menarik tangannya.

‘’Ray, kalian mau kemana?’’

‘’Mengantarnya pulang, ini sudah malam, dia harus segera tidur.’’

‘’Aku bukan anak kecil Ray, ini baru jam 8.’’

Rayan menghentikan langkahnya sejenak, menatap datar pada Xena. ‘’Kenapa, mau apa kamu? Pengen lama-lama biar bisa liatin Aldo sepuasnya, gitu?’’

‘’Kamu ngomong apa sih? Ini ulang tahun mamamu, aku hanya ingin merayakannya.’’

‘’Dia bukan mamamu, untuk apa kau merayakannya?’’

Xena diam, ucapan Rayan barusan membuatnya kecewa. Ya, dia memang tidak berhak ikut merayakan, mengingat hubungannya dan Rayan sekarang.

‘’Lepasin, aku bisa pulang sendiri.’’ Xena menepis tangan Rayan, wanita itu kembali melangkah, niatnya dia ingin mencari taxi.

‘’Dasar keras kepala,’’ gumam Rayan dan hanya membiarkan Xena pergi, dia tak menyusul dan malah melangkah menuju kamarnya.

*****

Sudah hampir setengah jam Xena berjalan, tapi belum juga menemukan taxi. Maklumlah, itu adalah daerah perumahan mewah dan sangat jarang ada taxi yang lewat disana.

‘’Astaga, ini beneran nggak ada taxinya?’’ Xena melirik jalan yang nampak sangat sunyi dan gelap itu. Dikeluarkan ponselnya, saat mendengar dering. Dalam hatinya dia berharap kalau Rayan lah yang menelpon, untuk menanyakan keberadaannya. Di hati kecilnya, dia berharap Rayan menyusulnya.

Xena tersenyum miris, ternyata harapannya terlalu tinggi. Yang menelponnya bukanlah Rayan, tapi Bryan sahabatnya.

‘’Halo Bry?’’

‘’Lagi dijalan, kenapa?’’

Xena terus mengobrol, meminta Bryan untuk menemaninya, agar dia tak terlalu takut melewati jalan gelap itu.

‘’Xen.’’ Satu mobil berhenti di samping Xena, Xena sedikit membungkuk, saat si empunya mobil menurunkan kaca spion.

‘’Kamu ngapain disini, bukannya kamu pulang sama Rayan tadi?’’

Bukannya menjawab, Xena malah membuka pintu mobil dan tanpa izin dia sudah masuk ke mobil itu. Setelahnya pamit pada Bry, untuk mengakhiri telepon.

‘’Do, anterin aku pulang ya. Ternyata di perumahan mewah seperti ini nggak ada taxinya. Aku udah capek jalan dari tadi.’’

‘’Emang Rayan mana?’’

Xena tidak menjawab, dia hanya tersenyum kecut. Sepertinya pria itu sedang bersorak kesenangan sekarang, karena tau Sana sudah menjomblo. Jadi, mana punya waktu pria itu untuk memikirkannya?

Bersambung .....

1
Anonymous
.
Leni
menyikat bkn brrti mencintai kn
Leni
ngk suka sm sikap senang plinplan se x x beri pelajaran sm rayan nilai perlu buat Xena sm Bryan aja buat rayan menye Sa l
Ayu Audy
Luar biasa
Rita Riau
dliraba Murat,,, wow,, cocok dgn yang yang,,,,
Noviendah Sitohang SmileVoice
sedih 😩
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Leni
xen kpn pergi a biar kapok ray
Leni
ditunggu bila waktu a tiba
Leni
ngk jelas kadNg Daniel sebut rayan
missyy
🌹🌹🌹🌹
missyy
ciee xenaaa/Joyful//Joyful/
missyy
yang tegas dong rey, gimana sih jadi cowo
Salsa Sal
Novel yang bagus, cerita y ringan, aku syuka, thanx untuk authornya, semangat terus /Heart/
Salsa Sal
sudah Xena gak usah bilang lagi sama Rayyan, biar kehilangan...
missyy
Luar biasa
missyy
poor xenaa...
missyy
udahlah sana, lo iuga dah ada pacar juga
missyy
pasti mau ngajak xena
missyy
/Curse//Curse//Curse//Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!