"Rasya! Berikan suamimu pada kakakmu, dan ambil bekas suami kakakmu!"
Seperti sebuah sambaran petir yang mampu menghancur leburkan tulang belulangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sang papa menyuruh menukar suami atas permintaan kakaknya.
..
Tidak tahu mengapa orang tua Rasya selalu memperlakukannya begitu buruk, hanya mendapatkan barang bekas dari kakak kandungnya untuk bertahan hidup. Suatu ketika, Rania meminta papa nya untuk menukar suaminya dengan suami adiknya yang langsung diiyakan oleh papahnya.
Hancur sudah hidup Rasya, sebelum akhirnya dia menyadari satu kebenaran bahwa kakaknya sudah mengambil sang suami yang sudah menjadi barang bekasnya.
Sedangkan suami baru Arasya ternyata belum pernah menyentuh Rania, dan untuk pertama kali dia mendapatkan barang baru.
Bukan hanya itu, fakta lain tentang kehidupan suaminya juga terkuak seiring berjalannya waktu dan yang lebih mengejutkan ternyata Saka adalah seorang crazy rich!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan
"Bagaimana kalau video ini ku berikan pada Rania? Apa yang akan dia lakukan, ya?"
Bukannya takut, Dimas justru menampilkan senyum sinis nya. Tentu dia tidak takut dengan ancaman mertua nya, baginya sama saja Rania tahu atau tidak karena dia menikah hanya sebatas untuk memenuhi hasrat nya. "Mama pikir saya takut dengan ancaman itu?" Kepala Dimas sedikit menunduk menatap lekat wajah mertuanya. "silahkan saja, aku tidak takut. Lagian aku sudah bosan dengan anak mu," Dengan enteng nya Dimas berkata seperti itu hingga berhasil membuat mertuanya merasa geram.
"Sialan, kau!" Seketika amarah mama Santi memuncak, dia tak terima anak nya diperlakukan seperti itu oleh suaminya. Karena hanya dirinya lah yang boleh memperlakukan anaknya sesuai keinginan nya. "apa kau sudah lupa dengan perjanjian pra nikah kalian?" Sekali lagi, mama Santi tersenyum miring menatap penuh kepuasan wajah menantu nya yang mendadak pias.
Amarah yang tadinya hampir memuncak itu seketika terganti dengan senyum kepuasan ketika mengingat perjanjian pra nikah mereka yang akan dijadikan senjata pamungkas untuk menekan Dimas.
"Shiitt!" Tangan Dimas mengepal kuat. Akibat cinta sesaat nya pada Rania membuat nya bertindak bodoh.
Dimas ingat perjanjian pra nikah yang dimaksud mertuanya. Dimana dirinya harus merelakan seluruh warisan nya pada Rania bila laki-laki itu berani berkhianat pada Rania. Dan itu tertulis dengan jelas di atas kertas yang bertandatangan di atas materai.
"Tapi, jika kau memang ingin jadi gembel, ya sudah. Mama akan memberitahu pada Rania." Dengan enteng nya mama Santi melenggang masuk, membuat Dimas dibuat ketakutan.
"Ma," Dimas meraih tangan mertuanya hingga langkah mama Santi terhenti. "tolong jangan beritahu Rania,"
"Masuk perangkap, kau! Dimas." Dalam hati dia tersenyum menyeringai. Meski begitu, yang ditunjukkan pada Dimas adalah tatapan datar yang seolah jengah pada menantunya.
"Baiklah, aku tidak akan memberitahu Rania. Tapi..," Mama Santi menjeda kalimat nya, lalu menatap tubuh Dimas dari atas ke bawah penuh minat. Dan semua itu tak luput dari perhatian Dimas, pria itu mengikuti arah pandang mama mertuanya. "asal kau bisa memuaskan mama, maka kau tidak perlu khawatir dengan video itu."
Deg.
Jantung Dimas bergemuruh hebat, berharap apa yang baru saja didengar nya hanya lah ilusi. Bahkan dia tak pernah menyangka mama mertuanya bernafsu pada diri nya.
"Apa maksud, mama?" Dimas hanya ingin mendengar perkataan mama mertua nya sekali lagi.
"Ya, Dimas. Mama ingin kau menjadi pemuas ku. Dengan begitu, aku tidak perlu mencari pria lain lagi, dan kau juga tidak perlu khawatir dengan video itu,"
"Gila! Mama benar-benar sudah gila! Apa mama sadar aku ini juga anak mu?!" Amarah Dimas sudah di ambang batas. Dia tak menyangka wanita yang dinikahi nya memiliki orang tua se-bejad ini.
"Hanya anak menantu kan! Jadi mama masih bisa tidur dengan mu!"
"Bastard!"
Ingin sekali rasanya Dimas mencakar-cakar wajah wanita di hadapan nya. Namun tentu saja itu tidak mungkin dia lakukan karena masih takut hidup miskin.
"Aarrghh..! Siall!" Dimas berteriak frustasi seraya mengusap wajah nya kasar.
Melihat orang tua di depan nya seketika membuat perut nya mual. Dia tak bisa membayangkan bagaimana dirinya harus berbuat tak senonoh dengan mama mertua nya sendiri yang bahkan umur nya hampir di sama dengan mama kandung nya bila masih hidup.
"Ya, aku memang sudah gila! Gila karena suami ku yang kejam! Menyelingkuhi ku demi mendapatkan harta dari wanita selingkuhannya!" Dada nya naik turun dengan nafas tak beraturan seakan menggambarkan betapa marahnya mengingat kelakuan sang suami.
"Tapi bukan begini cara mama membalas dendam!" Dimas yang tak kalah frustasi nya membuat nya juga ikut berkata dengan nada tinggi. Hingga membuat suasana di sana semakin memanas.
"Tapi hanya ini satu-satunya cara agar mama bisa melupakan perselingkuhan papa. Dengan mama berselingkuh dengan pria yang jauh lebih tampan darinya lah mama akan akan puas."
Mendengar hal itu, Dimas tertawa sinis. "Apakah dengan berhubungan dengan suami dari anak mu sendiri akan membuat mu puas, hah?"
"Mama tidak perduli! Apapun status mu, mama akan tetap membuat mu naik ke ranjang ku!"
Tanpa aba-aba, mama Santi membuka tali kimono dan membuka nya, hingga terpampang tubuh yang hanya tertutup kain kecil yang menutupi area dada dan bagian inti nya.
Jantung Dimas berpacu hebat melihat aksi nekad mama mertua nya, bukan karena dia bernafssu, melainkan rasa takut yang begitu mendominasi. Dia takut mama mertua nya benar-benar nekad memaksa nya melakukan hal-hal tak senonoh.
"Jangan gila, ma!" Dimas berjalan mundur, dan bersiap untuk lari.
Namun baru beberapa langkah, dia dibuat takluk dengan ancaman mertua nya.
"Silahkan kalau kau ingin lari, tapi kau harus bersiap untuk menjadi gembel setelah ini! Karena semua harta mu akan jatuh ke tangan Rania. Bukan hanya itu, bersiaplah setelah ini kau akan didepak dari perusahaan. Ingatlah kalau perusahaan yang memperkerjakan mu kali ini memiliki peraturan tidak akan menerima orang yang memiliki latar belakang tukang selingkuh apalagi memiliki affair dengan rekan kerjanya sendiri!"
Deg.
Dimas benar-benar diambang kebingungan, antara ingin melakukan nya atau tidak. Jika dia tak menuruti keinginan mama mertua nya yang crazy itu, mungkin sebentar lagi Dimas akan hidup di kolong jembatan. Namun bila menuruti keinginan mama nya, harga diri Dimas sudah tak ada lagi.
Dan ini sungguh pilihan yang sangat menyiksanya.
"Ayolah, Dimas. Lakukan saja perintah mama. Lagian kita sama-sama untung."
Aaahh..!
.