NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:533k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Langkahi Dulu Mayatku!

Sudah berjam-jam menunggu kabar akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan ICU.

Marcell dan Devina yang nampak begitu kacau langsung menghampiri Dokter.

Mereka penuh harap, anak perempuannya kembali sadar melawan masa kritisnya.

"Dokter, bagaimana kondisi anak kami? Apakah dia sudah melewati masa kritisnya?"

Raut wajah sedih tak bisa ditutupi, mata sembab penuh air nampak terlihat oleh Dokter.

Dokter memandang sedih juga pada mereka berdua, ia bisa merasakan apa yang tengah dirasakan oleh pasangan suami istri itu.

"Bapak, ibu, kalian yang sabar ya? Saya bisa mengerti kesedihan yang kalian rasakan. Anak ibu dan Bapak telah berjuang, tapi ..."

Dengan mata melebar mereka serempak berkata, "tapi apa dok? Anak kami kenapa? Azalea baik-baik saja kan?"

Devina lemas tak berdaya, tubuhnya bergetar hebat, tapi ia berusaha untuk tetap berdiri bersandarkan dinding di belakangnya.

Begitupun juga dengan Marcell. Ia juga tak bisa membayangkan jika dokter mengatakan hal buruk telah menimpa putrinya, ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri yang telah gagal menjadi seorang Ayah.

"Tapi syukur alhamdulilah anak kalian berhasil melewati masa kritisnya. Sekarang tinggal menunggu dia sadar, nanti akan ada yang mengabari kalian, dan kalian bisa masuk untuk menjenguknya."

Bagai tersiram air es mendengar pengungkapan dokter. Kata-kata dokter membuat kegelisahannya seketika sirna.

Devina mengulas senyuman dengan mata terpejam. Kedua matanya ia tutupi dengan kedua telapak tangannya yang memucat.

"Terima kasih Tuhan, doaku engkau kabulkan. Hamba tidak meminta apapun di dunia ini, hamba hanya meminta anak-anak hamba selalu dalam lindunganmu. Hamba hanya meminta engkau selalu membimbing kami ke jalan yang benar. Hamba sangat bersyukur bisa melihat anak hamba kembali, tiada kata-kata lain yang paling menyejukkan hati hamba selain bersyukur atas pertolonganmu ya Tuhan."

Walaupun Azalea masih dinyatakan belum sadar, tapi dokter memprediksi Azalea bisa melewati masa kritisnya.

Kini mereka hanya menunggu kabar sampai Azalea sadar dan bisa mereka masuk untuk menjenguknya.

Marcell meraup wajahnya yang sembab, dia mengulas senyuman tipis dan mendekati Devina setelah dokter kembali ke ruangannya.

"Syukurlah, anak kita sudah melewati masa kritisnya. Kita tunggu dia sadar, setelah itu kita bisa masuk ke dalam untuk menjenguknya. Kamu jangan bersedih lagi, dokter sudah memberikan kabar baik sama kita."

Devina mengangguk dengan matanya yang berkaca-kaca, antara sedih dan bahagia mendengar kabar baik mengenai kondisi anaknya.

Ingin sekali ia menghambur memeluk Marcell dan menumpahkan kesedihannya di dada bidang pria itu, tapi ia tak punya keberanian.

Ia sadar keegoisannya telah membuat anaknya celaka. Azalea menginginkan perdamaian agar bisa kembali bersama, namun rasa sakit yang ditorehkan oleh mantan suaminya terlalu dalam hingga dihatinya hanya menyisakan kekecewaan.

"berapa lama lagi kita harus menunggu anak kita sadar dari pingsannya? Apakah masih harus menunggu lama?"

Marcell menggelengkan kepala, dia sendiri juga tidak tahu berapa lama lagi harus menunggu Azalea sadar, tapi dia yakin putrinya itu sangat kuat dan akan segera sadar.

Tak masalah kalau waktu istirahatnya habis hanya untuk begadang, yang terpenting anaknya bisa kembali membaik, dan bisa kembali sehat seperti sedia kala.

Pria itu berjanji tidak akan mengulangi kebodohan lagi hingga tanpa disadari keegoisannya telah mengorbankan anaknya sendiri.

"Aku sendiri juga tidak tahu kapan Azalea sadar, kita tunggu saja, semoga saja ia lekas sadar, dan kita bisa menjaganya."

Tangan mungil Kenzo menarik-narik tangan ibunya ingin tau apa yang tengah terjadi pada adiknya.

Anak kecil itu penuh harap bisa dipertemukan kembali dengan kembarannya.

Raut wajahnya begitu sedih saat teringat kembarannya tidak sadar dengan darah keluar dari pelipisnya. Dia tak berhenti berdoa mengharap Dokter bisa mengobati luka kembarannya.

"Mommy, bagaimana dedek cekalang? Apakah dedek nggak mau bangun? Apakah dedek cudah lupa cama kita? Apakah dedek nggak mau lagi main cama aku?"

Devina berjongkok dan menangkup pipi gembul putranya. Dia mengulas senyuman tipis memberikan pengertian kepada putranya.

Kenzo dan Azalea adalah bayi kembar yang tentunya memiliki ikatan batin yang begitu kuat. Kenzo bisa merasakan apa yang tengah dirasakan oleh kembarannya, hanya saja dia masih terlalu kecil dan belum sepenuhnya mengerti.

"Kenzo sayang, dokter bilang dedek sebentar lagi akan sadar. Setelah dedek sadar, kita bisa masuk untuk menjenguknya. Kenzo bersabar dulu ya?"

Anak kecil itu langsung kembali bersemangat mendengar kabar baik yang disampaikan oleh orang tuanya.

Dia berjanji akan selalu menjaga kembarannya dengan baik agar tidak lagi mengalami celaka dari kecerobohannya.

Ia menyesal saat kejadian tidak mengetahui Azalea berlari menuju jalanan. Bahkan saat Azalea mengalami kecelakaan, ia tengah bermain di dalam rumah.

"Hole,, jadi dedek cekalang udah nggak cakit lagi ya mom? Dedek bica kembali cembuh dan bica main lagi cama aku?"

Devina mengangguk kembali dengan mengulas senyuman manisnya.

Rasa sedihnya mulai memudar melihat Kenzo begitu bersemangat ingin menyambut kembarannya yang kini tengah melawan maut.

Bukan hanya Kenzo saja yang berharap Azalea segera sadar, tapi ia juga tidak punya kesabaran untuk melihat anaknya kembali membuka mata dan memanggilnya mommy.

"Tentu saja dedek akan sembuh dan kembali bermain sama kamu. Tapi Kenzo harus janji ya, Kenzo sebagai kakak harus bisa menjaga dedek dengan baik. Jangan biarkan dedek bermain di luar hingga membuatnya celaka."

Marcell ikut berjongkok mendekati anak laki-lakinya yang begitu bersikap dingin padanya.

Ia tidak mempermasalahkan kalaupun Kenzo tidak begitu respect padanya.

Sebagai Ayah ia sadar kenapa anaknya tidak mau bersikap baik padanya, ia sudah meninggalkan dan menyia-nyiakannya selama ini di dalam kehidupannya yang memprihatinkan.

"Kenzo senang kan, denger dedek akan segera sembuh? Nanti kalau dedek udah sembuh, maukah Kenzo sama dedek tinggal sama Daddy? Daddy janji akan selalu melindungi kalian. Daddy juga akan memberikan apa yang kalian tidak miliki."

Ucapan Marcell membuat senyum Devina memudar, entah apa yang ada dipikiran pria itu membuatnya kurang senang.

Jika Marcell berhasil merayu anak-anak untuk tinggal bersamanya, sudah pasti pria itu berkeinginan untuk merebut hak asuh anak-anaknya, dan ia tidak sanggup.

Demi apapun ia berjanji tidak akan pernah mengizinkannya untuk membawa kedua anaknya.

Selama ini ia merawat kedua anaknya sendirian tanpa ada belas kasihan dari siapapun, dengan seenaknya sendiri tiba-tiba mantan suami datang dan berkeinginan untuk membawa mereka tanpa mempedulikan perasaannya.

"Kau itu bicara apa! Kau ingin memisahkanku dengan anak-anakku? Sudah kuduga, dari sini aku tau ternyata niatanmu begitu buruk, kau ingin merebut mereka dariku? Apa kau pikir aku akan mengizinkan mereka untuk tinggal bersamamu? Jangan mimpi kamu ya? Selama ini aku sudah berjuang mati-matian, dan kau tidak pernah ada, bisa-bisanya kau berpikir untuk membawa anak-anakku. Jika kau ingin membawa mereka dariku, maka langkahi dulu mayatku!"

1
Hendro 212
saudara macam ap demi harta membuat saudara kandung sendiri menderita,haduuh
Nur Nuy
mampus mak lampir sebentar lagi lu dibawa ke polisi
Umiie'ne Naza
jangan bertele " tor, udh cukup baik cerita nya,
Nuri 73749473729
ayo thor bikin segera terungkap kalau nadia adalah ibu kandung marcel lanjut
Nur Nuy
sebelum lampir murka mending Marcel tau Nadia itu emaknya dia dah Thor kasian
ikka
sudah habis dan gk up lagi
sendy kiki
up
Nur Nuy
hadeh buruan dah keungkap semuanya ga pake lama wkwkkwkw
Astuti Setiorini
jangan2 marcell dan adeknya bukan anak kandung erna...cerita makin seru...kejahatan erna harus terbongkar
Mazree Gati
uda ketebak pasti balikan,,maaf throo,,,sampai sini aja,,end..
Ika Dw: silahkan, nggak usah balik, bye🖐️
total 1 replies
Mazree Gati
ini pasti ujungnya balikan,,,kabur kek kaya ga ada tempat lain,,,end...
Nur Nuy
semoga Marcel ga kenapa kenapa
Hafni Lisa
mantab ceritanya
sendy kiki
mantap Marcel bongkar semua y
Nuroden Lina
Luar biasa
Nuri 73749473729
bu nadia ibu kandung kamu marshel... ayo thor segera ungkap semuanya jangan lama2 double up lanjut
Nur Nuy
yaampun masa ga sadar sih semoga aja Marcel tau itu ibunya sebelum terlambat nenek lampir datang
Shanti Wijaya
asik ceritanya
Shanti Wijaya
Mengapa tidak bisa dibuka lagi bab berikutnya kak?
Liliek Retno Yuwanti
alur ceritanya tidak membosankan...kalau sdh baca nggak.mau berhenti...
tapi kadang heran dengan karakter anak umur 2-3 tahun..bijak amat yaaak
Ika Dw: dimaklumi aja ya, kak🤭 authornya terlalu halu, anak bayi bisa jaga diri sendiri 🙈, bukan cuma buku satu yang ditulis, jadi suka salah juga penempatan tokoh utama 😭😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!