hi semuanya,
ini karya perdanaku, mohon dimaklum tahap belajar dan bantu koreksi ya semuanya.
"vir, tunggu!!" suara teriakan mama indah sampai seisi rumah bisa mendengarnya, " jangan sampai ada yg kau bawa, itu bukan milikmu" lanjut mama indah.
"sudahlah biarkan dia pergi " ucap papa jodi, dengan membantu vira untuk membawa kopernya keluar.
Sampai di luar rumah vira hanya sang mertua yg mengantarkannya sampai naik taxi seraya berucap "hati hati nak, jaga dirimu " papa jodi tak tega melihat menantunya pergi begitu saja.
"vir,vir,vir mau kemana sekarang" vira berucap pada dirinya sendiri yang tak tau akan tujuannya sekarang. Air mata nya sudah tak bisa di bendungnya lagi mengalir bagai air mancur.
Uang oh ya baru teringat dia, inilah saatnya untuk digunakan, ya walau tak banyak. Pendidikan jangan di tanya pastilah bisa digunakan kelak untuk bekerja kembali.
Bagaimanakah perjuangan Vira dalam meraih kebagiaannya?
Dengan cara apa Vira membalas semua masa lalunya?termasuk mantan suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Perkenalkan saya Toni Sinaga, pengacara yang menangani semua urusan ayah anda Tuan Budi Ratapanca dan Nyonya Ratu Mala Ratapanca" lelaki itu memperkenalkan dirinya ke Vira. Dengan berkas berkas diserahkan didepan Vira langsung untuk di baca.
Sontak saja Vira terkejut. Dan air mata sudah keluar, walau usianya 21 tahun masih saja Vira tak malu dengan air matanya itu.
"Benarkah? Tuan." Rasa tak percaya dengan keadaannya ini. Dengan perlahan membaca dengan teliti dan terus saja air mata keluar dari pelupuknya.
"Dengarkan saya Nona Vira, nama lengkap anda sebenarnya Navira Putri Ratapanca, dikarenakan suatu hal nama belakang anda di tutup untuk kebaikan anda, Nona." Menjelaskan apa yang terlihat Vira ragu dan sangat terkejut itu.
"Nona, saya kira anda masih dengan suamimu itu, sejauh ini Nona masih dalam pantauan saya karena itu perintah Tuan Budi langsung sesaat beliau meninggal" tutur Toni jelaskan ke Vira.
"Sungguh tak sangka saya pergi ke luar negri sebentar sudah jadi jauh berbeda dari apa yang seharusnya Nona dapatkan di keluarga suami Nona. Maafkan kerja saya yang tidak becu* ini, Nona. Bisa memarahi saya," lanjut Toni.
"Sudahlah pak semuanya lebih baik seperti ini" jawab Vira. Kenapa Vira panggil Toni dengan sebutan pak karena Toni tak mau di panggil Tuan, malahan sebaliknya yang Tuannya itu ya Vira anak dari Tuan Budi Ratapanca yang sudah membayarnya.
"Dan ini, Nona. Surat cerai anda sudah saya bantu urus. Mohon maaf atas kelancangan saya atas ini, karena saya tak ingin Nona terlibat lagi dengan mantan suami anda" Toni dengan memberikan surat cerainya.
"Terima kasih Pak Toni" terus saja Vira hanya bisa menjawabnya, entah kenapa dadanya terasa sesak dan tidak tau apa lagi yang di rasanya. Diluar dugaannya selama ini hidupnya itu, terlalu terpuruk didalam rumah tangga bersama zian. Walau hanya 3 bulan saja tentunya tapi rasanya bagai bertahun tahun hidup dengan kesusahan.
"Baiklah silahkan Nona bawa semuanya, besok pagi saya jemput Nona kembali" ucap Toni ke Vira.
Hanya senyuman Vira dengan anggukan kepalanya sebagai pertanda "ok" dari Vira. Karena hatinya sudah tidak bisa dikendalikan jika harus berucap.
"Saya antar Nona sampai rumah" melihat wajah Nonanya sungguh tak tega, terlihat jelas kesedihannya itu.
Lagi lagi hanya anggukan yang Vira bisa lakukan.
Keluar sudah Vira dan pak Toni dari restoran itu, pembayarannya juga sudah diselesaikan oleh pak Toni. Tanpa Vira tau jika selama ini anak buah Toni selalu memantaunya dari jauh, hanya hilang dari pantaunya saat Vira di usir pada waktu itu. Saat ini semua anak buah Toni kembali menjaga Nona Vira kembali dan tak boleh terabaikan atau hilang saat dulu. Cukup sudah pembelajaran Toni harus lebih waspada dan disiplinkan para anak buahnya untuk lebih hati hati menjaga Nonanya.
Mereka sudah sampai didepan kontrakan Vira.
" Lekaslah masuk, Nona. Besok bersiaplah saya akan datang kemari jam 7 pagi" ucap Toni kembali.
"Jangan bersedih berlarut Nona, tidak baik untukmu Nona. Karena mereka tak pantas untuk kau tangisi Nona." merasa tak enak hati Toni melihat Vira hanya diam menahan segala kesedihannya.
" Saya undur diri dulu, Nona. Selamat malam." Tanpa perlu menunggu jawaban dari Nonanya lekas Toni pergi dari tempat itu.
Ceklik
Pintu sudah tertutup langsung menguncinya agar tak ada yang masuk, ya walau memang tak ada yang berani juga sebenarnya.
Hik
Hik
Hik
Lama lama.
Tangisan Vira pecah kembali tapi dengan menutup mulutnya dengan bantal takut tetangga mendengar suara tangisan kencang itu.
Entah kenapa Vira mengingat kembali pahitnya hidup di keluarga mantan suaminya itu. Padahal Vira sudah mengikhlasnya semua perbuatan suami dan mama Indah.
Tak lama Vira menangis hanya sesaat, kemudian tersadar kembali. "Cukup sudah Vira, jangan lagi menangis untuk mereka." ucapnya untuk sendiri.
Helaan nafas berangsur stabil lagi Vira tak seperti tadi. Kontrolnya sudah pulih dan kembali.
****************
Semoga suka semuanya ya.
Bantu like dan koment ya.
Love you 😘
coba baca dialog nya agak muyeng , banyak typo jg ..