Takdir Rumit Tamara Sang Wanita Malam

"Aku baik-baik saja Alron....kembalilah ke kamarmu.... istirahatlah..."

kata Jodi singkat yang tak ingin Alron memandang lebih Ara yang ada di pelukannya.

Seketika Alron kehilangan fikirannya, dia bahkan tak ingin bertanya apapun lagi pada Jodi. Alron pun memutuskan untuk segera pergi, dia hanya mengangguk sopan tak menjawab perkataan Jodi, dia tak ingin jika saja Ara tiba-tiba bertanya padanya atau pun membahas tentang malam bersama dengannya, bisa-bisa Alron terkena murka Jodi saat itu juga.

Sementara Ara yang masih dalam keadaan limbung karna berbagai kejadian yang terjadi padanya, dia hanya menatap kepergian Alron dengan penuh tanda tanya.

siapa dia...aku seperti pernah bertemu dengannya...

batin Ara, dia bahkan melupakan malam yang pernah dia lalui bersama Alron.

Tak lama setelahnya, tim dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan Ara serta mengobati luka-luka di tubuhnya.

Tim dokter telah selesai dengan tugasnya, kini Ara tengah terbaring di ranjang besar dengan separuh tubuh tertutup oleh selimut.

Jodi sendiri kini ada di samping Ara memegang semangkuk sup jamur di tangannya.

"aaa'...."

ucap Jodi sambil menyodorkan sesendok sup pada Ara.

"Tak perlu berlebihan seperti ini tuan...aku baik-baik saja...aku bisa memakannya sendiri..."

kata Ara sudah berusaha bangkit dari tidurnya.

"Menurutlah...berbaring dan makanlah hanya dari tanganku...apa itu sulit untukmu....kau tak mendengar kata dokter tadi....kau butuh banyak istirahat sekarang..."

kata Jodi pada Ara.

"Tapi aku baik-baik saja Tuan sungguh...."

"Araa..."

panggil Jodi sudah dengan wajah yang mulai mengeluarkan aura dinginnya.

Ara yang melihatnya pun hanya bisa menelan ludah, dan mulai membuka mulutnya untuk makanan yang di bawa oleh Jodi.

kenapa dia malah terlihat galak sih...aku jadi takut...

batin Ara sambil memakan sup yang di suap kan oleh Jodi.

"Bisakah kau tak memanggilku tuan lagi....aku bukan tuanmu..."

"L...lalu aku harus memanggil apa tuan..."

"Panggil aku sebagai layaknya sepasang kekasih..."

"Apa...."

jawab Ara bingung.

"Kok apa sih..."

jawab Jodi sedikit kesal.

"Aku bingung harus memanggil apa..."

"Kau selalu lihai merayu dan memanjakan ku saat menjadi wanita sewaanku...tapi kenapa saat menjadi kekasihku kau malah bingung memulainya....apa ini sulit untukmu..."

"Maaf tapi aku tak pernah memiliki kekasih sebelumnya...."

"Hmm...kalau begitu aku ingin kau panggil aku sayang...tak sulit kan..."

kata Jodi lalu mencium bibir Ara yang masih. mengunyah makanannya.

"Hmm..."

Ara hanya berdehem tak bisa menjawab karna lidah Jodi yang sudah mulai masuk di dalam mulut Ara.

Ara berusaha mendorong tubuh Jodi menjauhkan bibirnya menghindari ciuman Jodi.

Ara memandang Jodi dengan tatapan aneh.

aku bahkan masih mengunyah makanan ku...tapi kenapa dia mencium ku...bukankah itu suatu hal yang menjijikan...memakan kunyahan makanan dari orang lain..

batin Ara.

"Kenapa kau mendorongku..."

tanya Jodi dengan tatapan penuh tanya.

"Aku masih belum menelan makanan ku..."

"Lalu kenapa memangnya...mulai sekarang inilah yang akan aku lakukan...setiap hari kita akan makan makanan yang sama...berada di tempat yang sama...tidur dengan ranjang yang sama...aku kekasihmu...dan hanya aku yang akan ada dalam hari-harimu..."

kata Jodi sambil memegang wajah Ara, lalu mengecup bibirnya lagi.

Dan mulai saat itu Jodi memang benar-benar menjaga Ara tetap berada di sampingnya, dia tak memperbolehkan Ara kemana pun tanpa dirinya atau tanpa kawalan para bodyguard nya.

Ara bahkan di bawa ke beberapa kota, untuk perjalanannya bisnis Jodi yang belum terselesaikan.

Hingga 1 Minggu setelah kejadian itu, Jodi benar-benar menghukum Erlin dan Sam dengan merosotnya saham bisnis mereka, juga termasuk bisnis milik Ayah Erlin dan itu membuat ayahnya murka.

Ayah Erlin malah menyalahkan keduanya karna telah berurusan dengan Jodi, dia tak mau membantu Sam memulihkan bisnisnya, yang berakibat kini bisnis Sam berada di ujung tanduk.

Erlin sendiri kini tak memiliki teman, karna teman-teman Erlin menjauh tak mau berurusan juga dengan Jodi. Banyak juga di sosial media yang merundung Erlin karna perbuatan itu yang tanpa mereka ketahui kejadian yang sebenarnya.

Teman-temannya pun tak ada yang mencoba membela Erlin karna takut terseret juga kasus Erlin yang bisa membuat mereka dalam bahaya karna berurusan dengan Jodi.

Satu Minggu tepat setelah kejadian itu, Ara dan Jodi kembali ke kotanya.

Tak lupa Alron juga ikut turut dalam rombongan yang terdiri dari beberapa mobil itu.

Semua telah sampai di villa pribadi milik Jodi, Disana sudah di sediakan berbagai makanan untuk seluruh rombongan yang ikut.

"Masuk dan makanlah dulu di dalam sebelum kau pulang..."

kata Jodi pada Alron.

apa wanita itu masih bersama dengan paman...jika iya...Paman menyewanya selama berapa hari...dan berapa Paman harus membayarnya ya...

batin Alron.

"Emm...aku akan makan di rumah saja paman...aku sudah lelah...aku ingin segera pulang dan istirahat..."

kata Alron tak ingin bertemu Ara jika saja dia masih berada disana.

"Jangan menolak ku...makanlah aku akan mengenalkanmu pada seseorang..."

Tak bisa menolak permintaan dari Jodi, Alron pun segera masuk, terlihat sudah terhidang banyak makanan di sebuah meja makan yang besar, bau lezat dan kepulan asap juga nampak memenuhi ruangan.

Seketika Alron terbelalak karna mendapati Ara benar-benar ada disana dan duduk di sebuah kursi tepat di sebelah Jodi biasa duduk.

Jodi segera duduk di tempatnya dan berkata pada Alron.

"Duduk lah disana...di sebelah calon bibimu..."

kata Jodi sambil menunjuk kursi di sebelah Ara.

"Calon bibi..."

kata Alron dengan cepat dan keras, dia terkaget dan tidak percaya dengan penuturan Jodi.

"Ya...dia kekasihku...lebih tepatnya calon istriku..kau tak usah kaget seperti itu...dia memang cantik..."

jawab Jodi ringan sambil mencium kening Ara.

haduh kenapa bocah ini ada disini sih....bagaimana jika dia mengatakan pada Jodi jika aku pernah bersamanya....calon istri...apa Jodi benar-benar akan menikahiku...apa dia serius dengan perkataannya...

batin Ara.

Ara pun Dengan canggung menjabat tangan Alron Dengan sebuah senyum yang di paksakan.

Alron pun duduk dan mengambil beberapa makanan, ingin segera makan dan menghilang dari hadapan Ara.

Baru saja menyantap makanan di hadapan nya, ketiganya di kejutkan dengan suara ponsel Jodi yang berbunyi.

"Sebentar ya aku akan menjawabnya..."

kata Jodi pada Ara dan Alron yang tanpa mendengar jawaban langsung menghilang dari pandangan.

Sementara itu di meja makan, Ara tiba-tiba membuka pembicaraan.

"Alron..."

"Ya..."

di jawab Alron tanpa menoleh.

"Kau masih ingat kan dengan ku..."

Ara berkata sambil memasukkan makanan dalam mulutnya, dan pandangannya yang tetap fokus pada makanan.

"Tentu saja bagaimana aku lupa... apa Paman tau tentang kita di malam itu..."

kata Alron kini menatap Ara.

"Tentu saja tidak...aku harap kau juga tak memberitahunya..."

jawab Ara menatap Alron hampir di waktu bersamaan.

"huuuh....syukurlah...Bisa mati aku jika Paman sampai tau...maaf aku tak tau jika kau adalah kekasih Paman.."

jawab Alron dengan bernafas lega.

"Kami baru saja jadian...dan aku harap kita bisa menjaga rahasia ini Alron...anggap kita tak pernah bertemu sebelumnya.... dia sangat menakutkan ketika marah...."

"Ya tentu saja...ini hanya akan menjadi rahasia kita..."

kata Alron memakan lagi makanannya.

Tak lama setelahnya Jodi pun kembali,

"Aku senang jika kalian sudah akrab..."

kata Jodi menepuk bahu keduanya dan tersenyum lebar, tanpa tau apa yang sebenarnya mereka bicarakan.

Sementara itu di tempat lain, asisten pribadi Jodi baru saja tiba di depan rumah 77.

"Ku harap urusan ini segera selesai...aku tak mau berada di tempat seperti ini lama-lama...."

kata asisten Jodi sambil bergidik ngeri.

.

.

.

.

.

Bersambung...