Cinta Nayla

Di dalam ruangannya adrian tampak pokus memandang ke luar jendela besarnya,sedari tadi adrian terus mengumpat mengingat pembicaraannya dengan sang papa tadi pagi.

"Kenapa papa se enaknya saja mengaturku.jika papa memang menginginkan gadis itu kenapa tidak dia saja yang menjalin hubungan dengannya, kenapa juga menyuruhku.!"gerutunya mengomel sendiri.

Menurut adrian papanya itu terlalu egois,mengikut campuri masalah penting yang menyangkut masa depannya padahal seharusnya wira tau kalau adrian paling tidak suka jika hidupnya di atur atur.

Tok tok.suara ketukan pintu dari luar.

"Masuk."suruhnya.

"Maaf pak ini berkas laporan kantor cabang yang bapak minta."ucap abril sembari meletakan map di atas meja.

Tidak ada sahutan sama sekali dari adrian,hingga abril menoleh ke arahnya ia menyipitkan matanya melihat adrian yang berdiri menghadap jendela besar pokus menatap pemandangan di luar,tapi dapat abril pastikan jika adrian tengah memikirkan sesuatu.ntah apa yang sedang di pikirkannya.

"Maaf sepertinya ada yang sedang bapak pikirkan.?"tanya abril dengan hati hati namun adrian tetap tidak menyahut.

"Kalau boleh tau apa yang sedang bapak pikirkan.mungkin saya bisa bantu."lanjutnya lagi.

Sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya,adrian berjalan ke arah meja kerjanya."Papa menyuruhku menjalin hubungan dengan rosa.jika aku tidak segera membawa calon istri ke hadapannya.."ucapnya memberi tahu.

Abril mengerutkan dahinya mencoba mencerna perkataan adrian."Bukankah dulu pak adrian sudah menolaknya.dan seharusnya tuan wira tidak memaksanya."

"Kamu seperti tidak tau papa saja.kamu tau sendirikan sedari dulu aku tidak menyimpan rasa sama sekali terhadap gadis manja itu."decak adrian sambil duduk di kursi kebesarannya.

Abril mengangguk mengerti dia tau jika adrian memang sedari dulu tidak pernah menyukai rosa sama sekali.malahan yang abril tau rosa yang sering menyatakan cintanya meskipun adrian sudah sering menolaknya.

"Apa yang akan bapak lakukan.?"tanya abril.

"Ntahlah."adrian mengedikan bahunya,dia sendiri tidak tahu.

***

Hari ini reno kembali beraktifitas di kantor prayogo,dia ingin menyibukkan dirinya agar perlahan bisa melupakan gadis yang sangat dia cintai,meskipun rasanya memang sangat sulit?.

"Aku tidak tau bisa atau tidak menjauh darimu,tapi demi kebahagianmu aku rela melepasmu."gumamnya sembari memandang fhoto nayla dari ponselnya.

Mungkin hanya waktu yang mampu membantu reno untuk menghapus perasaannya.ia mengusap wajahnya dengan gusar lalu meletakan ponselnya di atas meja,kembali menyibukan dirinya dengan mengecek beberapa berkas yang berada di hadapannya.

***

Siang ini deki sengaja datang ke kantor adrian untuk mengajak nayla makan siang,ia segera masuk dan senyumnya langsung mengembang saat melihat susan dan nayla di loby.

"Nayla."panggilnya sedikit berlari ke arah mereka.

"Ka deki,ka deki mau menemui pak adrian.?"tanya nayla setelah deki mendekat.

"Tidak,aku mau menemuimu."cengir deki dengan gigi putihnya "Apa kalian akan makan siang.?"tanyanya.

"Ia,dan kau tidak boleh ikut."sela susan dengan cepat.

"Lagian siapa yang ingin mengajakmu."balas deki menempelkan jari telunjuknya di kening susan."aku hanya ingin mengajak nayla."tambahnya.

Segera susan menangkis tangan deki."Tetap saja tidak boleh,aku yang lebih dulu mengajaknya jadi kau tidak bisa mengambilnya dariku."

"Memangnya siapa kamu,lebih baik kau makan bersama suami mu saja,sebentar lagi juga dia ke sini.jadi nayla biar sama aku saja."balas deki yang tidak mau kalah.

Susan menjadi cemberut ia menatap horor pada deki dan deki yang tidak mau kalah membalasnya dengan tatapan yang lebih menyeramkan,sehingga nayla yang melihat justru merasa geli dengan tingkah kedua sehabatnya.

"Hahahaha.."nayla tertawa dan sontak membuat susan dan deki menoleh bersamaan ke arahnya."Kenapa ketawa."tanya mereka dengan kompak.

Bukannya berhenti nayla justru malah semakin tertawa lucu melihat kekompakan mereka."hahahaha.."

"Kenapa kalian.?"tanya adrian yang tiba tiba sudah berada di samping mereka tentunya dengan sang asisten di belakangnya.

Nayla langsung membekap mulutnya sendiri menahan agar tidak lagi mengeluarkan suara tawanya.

"Tidak ada apa apa pak.hanya saja sehabat bapak ini nyolot sedari tadi."jawab susan masih menatap deki.

"Siapa yang nyolot,orang aku cuman mau ajak nayla makan.sudah ayo nay.."umpat deki lalu menarik tangan nayla dan mengajaknya pergi.

"ka deki aku jadi tidak enak dengan susan."titah nayla yang mengikuti langkah deki.

"Sudah nanti ada putra yang akan menemaninya makan."jawab deki.

Susan mendengus kesal melihat kepergian deki yang mengajak nayla."Awas saja kau deki aku pastikan suamiku akan memarahimu."teriaknya dengan menghentakan kakinya.

Padahal susan ingin bercerita banyak kepada nayla tentang masalah rumah tangganya,tapi harus batal karna ulah deki yang membawanya pergi.

Mereka tidak tau jika perasaan adrian di situ sudah terbakar api cemburu melihat kepergian nayla dengan deki.kedua tangannya bahkan sudah di kepal kuat,tapi dia masih mencoba mengatur dirinya agar bisa menahan emosi atas kecemburuannya.

***

Lagi lagi kepala abril di buat pusing oleh bosnya.sedari tadi adrian berjalan mundar mandir bak seperti strika yang sedang bekerja.

"Bapak kenapa?apa bapak tidak bisa duduk."

Adrian tidak menggubris pertanyaan abril sama sekali.sungguh perasaannya yang memang sudah membuatnya terlihat gelisah seperti ini.

Abril menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal sungguh cinta sudah membuat bosnya seperti orang kehilangan akal.abril sangat yakin jika saat ini adrian tengah dilema.

"Kenapa bapak tidak akui saja jika bapak cemburu melihat pak deki dengan nona nayla."

Adrian terdiam dan menoleh pada abril mencerna perkataan asistennya itu.

"Saya tau bapak sudah mencintai nona nayla,kenapa bapak tidak jujur saja padanya."lanjut abril dengan santai.

"Tidak mungkin aku mengakuinya, bagaimana jika dia malah menertawakanku.mau taro di mana wajahku.tidak tidak.."elak adrian dengan menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan seperti bak setrika.

Tanpa di ketahui adrian abril tersenyum bahagia melihat adrian yang sudah dia anggap adik sendiri kini akhirnya sudah bisa melupakan masa lalunya dan kembali membuka hatinya untuk seorang wanita,bahkan sikapnya yang sekarang berubah membaik,abril turut senang dengan semua itu.

"Kenapa kau diam saja.ayo bantu aku berpikir.!"tukas adrian menatap abril.

"Ia pak."jawab abril tersenyum.

Mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya agar nayla bisa menjauh dari deki,cukup lama mereka berpikir hingga akhirnya abril mendapatkan ide lalu menampilkan senyumnya.

"Saya tau pak."ucap abril penuh keyakinan mengingat pembicaraan mereka tadi pagi meskipun idenya sedikit konyol kedengarannya.

Adrian menaikan sebelah alisnya ia penasaran dengan ide yang sudah di dapatkan abril.dirinya merasa lega dan senang setelah mendengar ide yang baru saja abril usulkan,ia merasa bangga mempunyai asisten sejernih abril otaknya.wajahnya terus saja menampilkan senyuman yang mengembang dengan sempurna.ia sangat yakin jika nayla akan jatuh ke pelukannya.tanpa menurunkan egonya yang besar itu.

***

Di tempat lain tepatnya di sebuah warung nasi,deki dan nayla asyik menikmati makan siang mereka.

Mereka sengaja memilih untuk makan siang di warteg agar bisa menikmati menu favorit mereka yaitu semur jengkol.

"Maafkan aku ya ka,aku belum bisa bawain ka deki semur jengkol buatanku."ucap nayla dengan sedikit rasa bersalah.

"Tidak apa apa.santai lah masih banyak waktu."cengir deki.

"Oh ia ka deki sudah lama ya berteman dengan pak adrian."tanya nayla.

"Ya semenjak SMA,aku baru mengenal adrian."

Nayla mengangguk kecil.

"Kamu sendiri tinggal sama siapa di kota ini.?"tanya balik deki.

"Aku tinggal bersama ibu dan adikku,ya baru beberapa tahun si kami pindah ke jakarta."

"Oh ya..."beo deki.

"Selama ini kami tinggal di kampung,pas aku dapat beasiswa kuliah kami baru pindah ke sini."

"Waww,,,kamu dapat beasiswa hebat.."puji deki menjempolkan jarinya.

"Tapi yang aku sayangkan selama aku tinggal di kota ini aku belum pernah berkeliling melihat indah kota ini."ucap nayla tersendu.

"Apa kamu ingin berkeliling kota?."tanya deki menaikan sebelah alisnya.

"Tentu aku ingin menulusuri semua tempat indah di sini."

"Baiklah kapan kapan aku akan mengajakmu."

"Beneran kak.?"tanya nayla girang.

"Ia..beneran."jawab deki menarik gemas hidung nayla.

Ntahlah kebersamaan mereka selalu saja membuat deki nyaman,dia sudah menganggap nayla seperti adiknya sendiri.karna deki tau adrian sepertinya menyukai nayla karna kalau tidak deki juga pasti sudah jatuh cinta dengan sekertaris adrian ini tapi deki tidak mau merusaknya.