NovelToon NovelToon
Bahagia Setelah Berpisah Denganmu

Bahagia Setelah Berpisah Denganmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Suami Tak Berguna
Popularitas:378k
Nilai: 4.8
Nama Author: RaRa69

Rani Yuliana, harus merasakan kepedihan berumah tangga saat sang mertua ikut tinggal bersama mereka. Apalagi saat itu kondisi Ilham Hadiwijaya sedang tidak bekerja karena di PHK. Setiap hari Bu Rumiati memperlakukan Rina menantunya seperti seorang pembantu. Ilham sendiri diluar sana dia juga berselingkuh dari Rani

Apakah Rani bisa bertahan dengan kondisi rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RaRa69, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Ananta sudah mendapatkan penanganan medis, wajahnya yang tadi pucat sudah sedikit merona. Jarum infus sudah terpasang di tangan kirinya. Sebenarnya Ananta belum sembuh benar dari sakit typus nya, dia masih harus banyak istirahat.

Namun, Karina tidak mengindahkan peringatan dokter saat dia menjemput gadis kecil itu. Baginya saat itu Ananta sudah terlihat baik-baik saja dan bisa diajak mencari uang.

Bocah kecil itu kini sudah tertidur pulas di pelukan Rani, iya, sejak sampai di rumah sakit bocah kecil itu tak pernah melepaskan tangan Rani. Alvin sendiri menatap dengan dengan iba wajah putrinya yang tertidur pulas. Ia sangat tahu bahwa Ananta sangat merindukan kasih sayang seorang ibu.

Setelah bocah itu dirasa sudah terlelap dengan gerakan pelan Rani beringsut untuk bangun. Ia tidak mendapati Alvin di ruangan itu, sebab beberapa saat yang lalu dia mendengar suara orang membuka pintu dan melangkah keluar. Benar saja Rani mendapati Alvin sedang berdiri di depan sambil matanya menatap lurus ke depan. Mengetahui ada seseorang di sampingnya tubuh pria itu langsung menoleh sebentar.

"Maaf atas apa yang sudah kukatakan tadi." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan.

"Untuk?" Rani hampir tidak bisa mengingat apa yang sudah dikatakan pria itu sebelumnya.

"Ya, sudah kalau kamu nggak ingat."

Rani semakin penasaran, diputarnya lagi kejadian hari ini di kepalanya. Tidak ada yang aneh, kecuali perdebatan antara pria ini dengan mantan istrinya. Namun, matanya kemudian terbelalak. Bukankah di tengah perdebatan tadi pria ini sempat menyinggung soal hubungan spesial diantara mereka.

"Saya yakin Bapak tadi cuma bercanda," ucap Rani sambil memaksakan seulas senyum di bibirnya.

"Bagaimana kalau seandainya itu benar?" Alvin memutar tubuhnya untuk menghadap Rani, menunggu reaksi yang akan diberikan wanita itu.

"Tidak, Pak. Bapak hanya mengikuti emosi sesaat karena Bu Karina," ucap Rani beralasan, karena tiba-tiba saja jantungnya berdetak tak karuan. Apalagi ketika harus mata elang milik pria itu menghujam jatungnya.

"Aku melakukan ini demi Ananta, dia butuh sosok seorang ibu." Alvin kembali ke posisinya semula, menatap ke arah depan dengan pandangan kosong.

"Sampai kapanpun posisi Bu Karina tidak akan pernah tergantikan di hati Ananta."

Alvin mengerti, alasan sesungguhnya adalah Rani tidak ingin terperosok untuk kedua kalinya. Ia sendiri bahkan memiliki pemikiran yang sama sebenarnya, tetapi melihat masa depan Ananta ia memutuskan untuk merubah pikirannya itu.

"Mamaaaa! Jangaaaan!" Tiba-tiba saja mereka mendengar suara tangisan Ananta, keduanya langsung melesat masuk kembali ke ruangan. Mereka melihat Ananta yang masih terpejam sambil berteriak ketakutan.

"Tata kenapa, Sayang?" Alvin memegang tangan gadis kecil itu yang kepalanya bergerak ke kanan dan kiri karena gelisah. Rani sendiri bergegas memanggil perawat agar mereka memeriksa kondisi Ananta.

Seorang perawat masuk dengan langkah tergopoh-gopoh, diikuti oleh Rani di belakangnya. Semenit kemudian muncul dokter yang menangani Ananta, setelah itu meminta orang tua bocah ini untuk bicara dengannya.

Rani menunggui Ananta yang sudah mulai tenang, ia kembali memposisikan diri memeluk gadis kecil itu.

****

Pagi harinya Rani bangun dengan badan yang terasa pegal, semalaman tidur dengan posisi yang sama membuat pinggangnya sulit digerakkan. Ia bergerak pelan agar tidak membangunkan bocah itu, tetapi ternyata Ananta sudah membuka matanya.

"Eh, Tata sudah bangun?" Tanya Rani sambil duduk di samping gadis itu.

Ananta mengangguk, wajahnya sudah tidak sepucat kemarin.

"Mau sarapan?" Rani menoleh sekilas ke arah nakas di samping ranjang, belum ada makanan di sana.

"Papa kemana?" Tanya gadis kecil itu, dan Rani baru menyadari kalau Alvin tidak ada di sofa, tempat lelaki itu biasanya tidur.

"Mungkin Papa kamu pulang semalam."

"Tante." Ananta mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Rani.

"Iya, Sayang." Rani melihat ada tatapan tak biasa dari sorot mata gadis kecil itu.

"Tante mau nggak jadi mamanya Tata?" Pertanyaan polos dari bocah kecil itu membuat tubuh Rani membeku. Ia tidak menyangka jika Ananta akan mengatakan hal ini.

"Kok, Tata ngomongnya gitu?"

"Tata pengen aja punya mama kayak Tante Rani. Tata benci sama mamanya Tata." Gadis kecil itu kemudian menangis, dengan cepat Rani merengkuhnya ke dalam pelukan.

Alvin baru saja tiba di rumah sakit sekitar pukul dua belas siang, semalam ia memilih pulang ke rumah sebab pagi ini harus menghadiri pertemuan dengan kliennya. Bagaimanapun juga ia masih bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaannya.

Sejak memasuki lobi rumah sakit hingga selama perjalanan menuju ke ruangan sang putri, banyak mata yang menatapnya dengan sorot aneh. Tak jarang dari mereka terlihat berbisik-bisik satu sama lain. Alvin yang memang pada dasarnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi menganggap jika mereka mengagumi parasnya yang tampan.

Sebab, diantara semua yang berbisik-bisik itu adalah kaum hawa. Untuk itulah sesekali ia tersenyum pada orang yang berpapasan dengannya, meski yang terjadi mereka membalas dengan tatapan yang semakin aneh.

Alvin tidak menggubris sama sekali dan tetap memantapkan langkahnya menuju ke ruangan sang putri. Setibanya di dalam ruangan ia terkejut mendapati wajah Rani yang begitu pias. Di tangannya tergenggam sebuah remote televisi, sedang matanya menatap tak berkedip pada tayangan yang sedang berlangsung di layar datar yang tergantung di dinding.

🏵️🏵️🏵️🏵️

Hai semua, add dan follow akun fb Ar. Aksara ya biar kita makin dekat. terima kasih😍😍

1
Andini Hana Fakhirah
Luar biasa
Budi Suprihatin
semoga cerita ini hanya ada di dunia halu
Suprihatin
mantap ,ran sindiran yg menusuk
Suprihatin
seru ceritany
Syaza
💪💖
Aira
sptnya Yuli pengasuh anaknya Alvin...
Suami dapat pembantu, Istri dapat boss ya🤣🤣
RaRa69: makasih kak sudah berkenan mampir...baca juga novel baruku ya, Kala Mantan Menggoda
total 1 replies
Retno Dwi
suka Kla cerita yg gak lama n berbelit2..semangat terus Thor 😘😘😘
RaRa69: Terima kasih Kak, jangan lupa mampir di cerita baru saya yang judulnya Kala Mantan Menggoda
total 1 replies
Diyah Nur Agung
bagus
Yunerty Blessa
walaupun singkat tapi mantap dan teruskan usaha kak thor dalam penulisan nya
moga kak thor sukses selalu 😘😘
Yunerty Blessa
cerita nya mantap biar pun singkat
terbaiklah kak thor 👍👍
Yunerty Blessa: Sama kasih,,,,akan kak cuba..😘😘
Yunerty Blessa: Sama kasih,,,,akan kak cuba..😘😘
total 3 replies
Yunerty Blessa
sabar Arman.. masih banyak cewek² diluar sana..Rani bukan jodoh mu..
Yunerty Blessa
ciee pak Alvin nya jatuh cinta
Yunerty Blessa
makin mantap ni..
Yunerty Blessa
ya,,,,menghindar dari keduanya
Yunerty Blessa
Rani berada dilema
Yunerty Blessa
suami mencuri dirumah sendiri.... memang benar gila😠
Yunerty Blessa
suami tak tau malu..wang terus dihatinya..kerjalah
Yunerty Blessa
cepat singkirkan sampah seperti ilham
Yunerty Blessa
suami gila nya Rani
Yunerty Blessa
abaikan saja ilham tu tak ada gunanya juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!