Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu intim
Semua orang yang ada di luar ruangan berusaha untuk mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi. Wakil ketua Niu Ping bahkan ikut penasaran.
"Wakil ketua, aku tidak tahu ada Ketua utama di dalam kamar mandi. Jadi aku membiarkan Nona pertama masuk ke dalam," ujar salah satu pelayan kediaman yang sudah menekan rasa takut di hatinya.
Wakil ketua Niu Ping menatap kaget. "Cepat pergi. Nyawamu dalam bahaya. Setelah semua aman kamu bisa bekerja lagi."
"Baik." Pelayan laki-laki itu langsung berlari kencang pergi dari sana.
"Ayo pergi. Jangan sampai Ketua tahu kita mendegarkan di sini. Gaji dan pekerjaan bisa di pertaruhan." Wakil ketua Niu Ping langsung menarik semua orang untuk pergi.
Sedangkan di dalam ruangan, Han Yu menatap diam dengan senyuman canggungnya. Dia bangkit berusaha untuk keluar dari dalam bak mandi. Namun tangannya di tarik cukup kuat. Hingga dirinya terjatuh kembali bahkan sekarang berada di dalam pelukan Zhen Shunxi. "Tuan Zhen. Tidak pantas laki-laki dan perempuan ada di satu tempat yang sama. Dalam keadaan intim seperti ini. Di tambah kita belum menikah." Mencoba menarik tubuhnya menjauh. Tapi lengan kekar Zhen Shunxi menarik semakin dalam.
Pria itu mendekatkan wajahnya di telinga Han Yu. "Bukankah hal ini juga pernah Nona pertama lakukan saat ada di Paviliun Bunga Kapas?" Seringaian merendahkan itu terlihat jelas di wajahnya.
Mendengar itu Han Yu langsung duduk di pangkuan Zhen Shunxi. "Kenapa? Tuan Zhen juga ingin mendapatkan bayaran setelah memuaskan ku?"
Kedua alis Zhen Shunxi menyatu. Dia mendorong kuat tubuh Han Yu. Detak jantungnya seperti tidak bisa di kendalikan lagi. Dia bangkit lalu keluar dari dalam bak mandi. Mengambil jubah tebal miliknya dan pergi keluar dari dalam kamar mandi. Han Yu menghela nafas lega, dia juga bangkit berniat keluar dari ruangan itu.
Saat dia ingin membuka pintu, tangannya tertahan karena pintu di buka dari luar. Zhen Shunxi masuk kembali ke dalam ruangan melilitkan jubah miliknya ketubuh Han Yu. Tanpa bertanya atau meminta persetujuan gadis itu. Pria muda itu langsung membopong tubuh Han Yu di pundaknya membawanya menuju ke kamar.
Semua orang yang ada di halaman tengah menatap tidak percaya. Mereka semua langsung memalingkan wajah saat tatapan mematikan ada di kedua pandangan mata Zhen Shunxi.
Han Yu hanya bisa menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Rasa malu yang ia rasakan terlalu kuat. Sesampainya di dalam kamar gadis itu di turunkan. Dia masih mematung dengan pandangan yang terus saja mengikuti Zhen Shunxi. Nafasnya tertahan berkali-kali.
Pria muda itu terlihat sangat tenang. Dia mengambil baju ganti memakainya dan pergi begitu saja dari dalam kamar.
Han Yu melompat kearah tempat tidur. Tubuhnya masih basah dengan jubah melilit kuat. "Huhhh..." Hela nafas dalam terasa menyesakkan. "Dia bukan orang yang mudah di singgung." Tidak selang lama suara ketukan pintu terdengar. Gadis itu berusaha dengan susah payah bangkit dari tempat tidur. Dia harus melompat agar bisa segera mencapai pintu kamar. Saat dia membuka pintu, "Li An..." Han Yu sangat senang pelayan pribadinya datang.
"Nona pertama, kenapa anda terlilit seperti ini?" Pelayan Li An dengan cepat melepaskan ikatan jubah dari tubuh Nona pertamanya.
"Tuan Zhen yang membawa mu kesini?" Tanya Han Yu penasaran.
"Iya. Salah satu pelayan kediaman Tuan Zhen, memberitahu saya jika Nona pertama ada di sini. Nona kenapa tubuh anda basah? Anda bisa masuk angin jika seperti ini." Pelayan Li An masuk meletakkan gaun baru yang ia bawa dari kediaman Han.
Sekitar jam tujuh pagi Han Yu keluar dari kamar dengan mengenakan gaun berwarna kuning yang lebih lembut, bercampur warna merah muda lebih terang. Tusuk konde bunga teratai menggantung indah di tatanan rambutnya. Dia berjalan menuju kearah halaman depan di ikuti pelayannya Li An.
Namun Han Yu melihat jejeran kotak-kotak berwarna merah di halaman depan. Kotak-kotak mahar itu biasanya di gunakan untuk mengajukan lamaran kepihak pria atau wanita. "Apa dia akan menikah? Aku ingin melihat gadis mana yang akan menjalani hidup sialnya." Gadis itu mencoba mengintip orang yang ada di dalam aula utama.
"Tuan Zhen, putri ku sangat menyukai anda. Dia sudah bilang tidak ingin menikah jika bukan dengan anda. Anda harus memikirkan kembali pengajuan lamaran yang kami berikan," Tuan Han memberikan buku jumlah dan nama barang yang ia bawa untuk mengajukan lamaran pernikahan.
Nyonya Han tersenyum hangat. "Kami juga tidak bisa memaksa keinginan anda. Tapi kami hanya mohon anda untuk memikirkannya kembali. Kami sangat menyayangi Han Yu. Dan berharap dia mendapatkan pria yang terbaik untuk dapat menjaganya selama sisa hidupnya."
Han Yu berjalan masuk ke dalam aula utama. "Ayah, Ibu."
Tuan Han dan Nyonya Han bangkit dari tempat duduknya. "Kenapa kamu bisa ada di sini? Bukannya kamu ada di istana?" Wanita dengan balutan gaun sutra mendekat kearah putrinya.
"Kalian mengajukan lamaran tanpa sepengatahuan ku?" Han Yu mencoba mengalihkan pertanyaan yang di berikan ibunya.
"Jawab dulu pertanyaan ibu." Wajah Nyonya Han menatap tajam. Dia memperhatikan tubuh putrinya. Dan tidak sengaja melihat luka tusukan kecil di leher Han Yu. Dia berusaha menyibak rambut panjang putrinya.
Han Yu berusaha menghindar.
"Diam." Suara Nyonya Han sedikit membentak. "Dia bahkan sudah berani melukai putriku. Han Ju," teriaknya kuat.
"Istriku." Tuan Han mendekat. Dia juga melihat luka di leher putrinya. Hatinya menekan kemarahan. "Ini semua salah ku. Tidak seharusnya aku membiarkan Yu er pergi."
"Ibu, tidak baik membicarakan hal ini di depan orang luar." Han Yu menatap kearah Zhen Shunxi yang masih mendegarkan diam di ujung ruangan bagian dalam.
Nyonya Han dan Tuan Han baru menyadarinya.
Wanita itu berjalan mendekat kearah Zhen Shunxi. "Tuan Zhen. Kamu bisa memikirkannya kembali. Kami menunggu jawaban dari anda."
Pria muda itu ingin mengembalikan buku catatan mahar yang telah dia terima. Namun tangan Nyonya Han terus menyodorkannya tanpa henti. Wanita itu juga menolak untuk menerimanya.
"Setelah empat bulan anda bisa mengembalikan maharnya jika masih tidak bisa menerima putriku. Setidaknya untuk saat ini tolong jaga sedikit saja harga diri kami." Nyonya Han terus memaksakan keinginannya.
Zhen Shunxi tidak bisa mengatakan apa pun lagi.
Nyonya Han menarik tangan putrinya untuk segera kembali ke kediaman. Dia bahkan melupakan jika putrinya ada di kediaman Zhen semalaman.
Setelah keluarga Han pergi, Wakil ketua Niu Ping mendekat. "Ketua, apa yang harus kita lakukan dengan semua mahar di depan?"
"Simpan saja di gudang. Masih banyak hal yang harus aku selesaikan. Hal tidak penting seperti ini bisa di pikirkan belakangan," ujar Zhen Shunxi berjalan keluar dari aula utama.
"Baik."
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu