NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan

Pengantin Bayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cinta Paksa
Popularitas:923.6k
Nilai: 5
Nama Author: sushanty areta

Sebuah permintaan mengejutkan dari Maria, mama Paramitha yang sedang sakit untuk menikahi Elang, kakak kandungnya yang tinggal di London membuat keduanya menjerit histeris. Bagaimana bisa seorang ibu menyuruh sesama saudara untuk menikah? padahal ini bukan jaman nabi Adam dan Hawa yang terpaksa menikahkan anak-anak kandung mereka karena tidak ada jodoh yang lain. Apa yang bisa kakak beradik itu dilakukan jika Abimanyu, sang papa juga mendukung penuh kemauan istrinya? Siapa juga yang harus dipercaya oleh Mitha tentang statusnya? kedua orang tuanya ataukah Elang yang selalu mengatakan jika dirinya adalah anak haram.

Mampukah Elang dan Mitha bertahan dalam pernikahan untuk mewujudkan bayangan dan angan-angan kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sushanty areta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

phobia

"Diam dan tidurlah! seru Elang seraya meletakkan tubuh Mitha ke ranjang jauh dari kata lembut. Selebihnya, pria tampan bertubuh athletis itu menarik selimut tebalnya hingga ke dada lalu mematikan lampu ruangan. Yang ada hanya lampu tidur disisi kiri tempat Mitha tidur saja. Yang lain mati.

Mitha sedikit mengeluh dalam hati. Niat hati ingin menghindari Elang dan bobok cantik di kamarnya sendiri, tapi diluar dugaan kakaknya itu malah membawa paksa dirinya ke kamarnya. Alamat besok pagi dia bakalan kram dibagian tubuh kiri karena akan terus tidur ditepi ranjang dengan posisi menghadap tembok kamar yang dipenuhi nuansa abu-abu, senada dengan hatinya yang juga jadi kelabu.

'Tring'

Notifikasi ponsel Mitha berbunyi. Untung saja ponsel itu ada disaku celana baby dollnya hingga tidak ketinggalan di kamar. Zahra mengirimkan pesan dan sebuah foto dirinya sedang jalan dengan Gea di grup yang hanya berisikan dirinya, Mitha dan Gea. Hampir saja Mitha terbahak kala melihat gaya centil dua sahabatnya itu.

💐'*Mith, kangen kamu nih...kapan kita jalan?'~ Zahra

💐'iya nih, lagian kamu juga jarang online. Sibuk apaan sih?' udah jadi penganguran juga🤣~

Gea*

💐*Jangan asal ngomong Ge, dia itu udah beda status ama kita.'~ Zahra

💐'Iya nih Gea kalo ngomong suka nggak ada remnya. Lagi sibuk ngurus mama.'~ Mitha

💐'Oh iya Mitha, hampir lupa tanya keadaan tante. Gimana kabar tante Maria?'~ Gea

💐'Tadi aku barusan mampir. Tante Maria sih masih ceria banget.'~ Zahra

💐'Ya begitulah. Aku, papa dan kak Elang masih berharap mama sembuh.Minta doanya ya guys biar mama cepat sembuh dan kita bisa jalan bareng lagi.'~ Mitha*

💐'Terus hubungan kamu sama kak Elang gimana?'~ Gea

Ehmmmm!!!!!

hampir saja ponsel ditangan Mitha terjatuh. Deheman keras Elang begitu mengagetkannya. Tangannya juga merampas ponsel itu dari tangan Mitha.

"Kau lupa, aku menyuruhmu tidur!" Sentak Elang galak.

"Iya aku tau. Cuma balesin chat teman"

"Teman?? Benarkah??"

"Kak...kakak ngapain? Balikin kak!!" seru Mitha sambil berusaha mengambil ponselnya dari tangan Elang yang masih berusaha membaca dan menjauhkannya dari jangkauan Mitha.

"Rupanya temanmu kepo mengurusi pernikahan kita juga."

"Kak balikin!"

"Diam atau kulempar ponselmu keluar sana!" tunjuk Elang pada jendela kamar mereka. Wajah Mitha langsung berubah memelas.

"Jangan kak! Itu barang mahal!" pekiknya namun tak berani lagi bergerak. Dia tau Elang tidak pernah main-main dengan perkataannya. Elang tertawa sinis sambil meneliti ponsel adiknya itu.

"Mahal? hanya produk lokal , murahan." cibirnya mengejek. Seketika Mitha tersenyum getir.

"Mungkin bagi kakak itu barang murah dan tidak berharga, tapi bagiku ....harga ponsel itu setara dua bulan gajiku kerja paruh waktun didua tempat berbeda. Aku membelinya dengan keringatku kak." wajah itu berubah muram. Mitha mungkin anak orang kaya, tapi jiwanya sangat sederhana. Jangankan naik mobil, dia memilih naik motor matic keluaran jadul hadiah ulang tahunnya yang ke 17 dari mama Maria. Dia juga hanya tau sekolah dan bekerja seperti anak dari golongan menengah kebawah saja.

Dua pribadi yang sangat berbeda dari Elang yang biasa dengan kehidupan mewah dan bebas diluar negeri. Maklum, opanya termasuk pengusaha resto terkaya yang punya banyak cabang disana. Ayah kandung Maria itu bahkan hanya punya dua anak dan dua cucu saja dalam kehidupannya yang serba kecukupan.

"Sudahlah! Ini kukembalikan ponsel jadulmu!" Elang meletakkan ponsel itu di pangkuan Mitha yang terlihat akan menangis. Tak tega juga dia melihatnya. Mitha meraih ponselnya lalu menagkupnya ke depan dada. Sebentar kemudian dia meletakkannya dibawah bantal tidurnya, mengabaikan notifikasi masuk lagi dan lagi. Tampaknya mulai sekarang dia harus cepat beradaptasi. Dia yang biasanya main ponsel sebelum tidur atau sering bertelepon ria tak kenal waktu dengan teman-temannya harus rela menyimpan dan mengabaikan ponselnya saat waktu tidur datang.

Lelah membuat Mitha cepat tertidur. Sebuah tangan kekar menyentuh bahunya dan membuat tubuhnya terlentang lebih ke tengah. Tangan itu juga merapikan selimut dan memperbaiki posisi tubuhnya hingga bisa tidur dengan nyaman sebelum kembali merebah disampingnya dan melingarkan tangannya diperut Mitha, posesif.

"Maafkan aku." bisiknya lirih lalu mengecup kening Mitha lembut.

Dini hari Mitha terbangun karena kehausan. Hampir saja dia berteriak kala menyadari seluruh ruangan yang menjadi gelap gulita. Nafasnya terasa sesak. Ya, Mitha memang phobia kegelapan. Seketika keringat dingin membanjiri wajah dan tubuhnya kala merasakan sesuatu yang berat menimpa perutnya. Nafasnya memburu.

"To ..tolong..." ujarnya lirih disela nafas yang makin pendek-pendek. Tangannya terus menggapai-gapai udara dan sekitarnya hingga menimpa wajah Elang yang langsung terbangun karenanya. Berlahan pria itu menyesuaikan penglihatannya dalam kegelapan lantas meraba nakas disampingnya, meraih ponsel dan menyalakan aplikasi senter.

Begitu cahaya menerangi sekelilingnya, tubuh Mitha refleks menubruk dan memeluknya erat masih dengan nafas tersengal dan keringat yang membuatnya seperti barusan mandi. Tak ada kata yang terlontar. Elang hanya diam dengan tubuh kaku karena terkejut dengan tindakan Mitha. Ini pertama kalinya dia dipeluk wanita dalam satu ranjang, dalam suasana remang pula.

"Kakak...tolong." desis Mitha dengan tubuh bergetar. Matanya seakan memohon perlindungan dan belas kasihan.

"Kau takut gelap?" tanya Elang dengan suara serak khas bangun tidur. Mitha mengangguk dan makin mempererat pelukannya.

"Sudahlah, ada aku disini. Lepaskan dulu." Berlahan Mitha melepaskan pelukannyan, setengah tidak rela karena masih sangat ketakutan. Tangan kanannya bahkan masih berpegangan pada kaos sang suami yang bergerak turun dari ranjang. Suaminya itu meraih laci samping dan mengeluarkan lampu emergency dan menyalakannya. Elang menarik nafas kesal kala menyadari istri kecilnya ikut turun sambil memengangi ujung kaosnya. Namun saat melihat wajah polos yang terlihat sangat ketakutan itu hatinya sedikit melemah. Dituntunnya Mitha kembali ke ranjang.

"Kak..mau kemana?"

"Mengambilkanmu minum. Hanya dimeja itu. Diamlah disitu." tunjuk Elang pada meja kamarnya dimana sebuah teko dan gelas diletakkan. Dia membawanya mendekat dan memberikannya pada Mitha yang memang sedang kehausan.

Lagi-lagi kepalanya menggeleng pelan kala bukan hanya satu gelas yang Mitha habiskan, namun hingga tiga gelas seperti orang yang baru berolah raga. Setelahnya Elang mengambil handuk kecil dan pakaian ganti untuk Mitha karena baby doll yang dia pakai sudah basah oleh keringat.

Entah lupa rasa malu atau ketakutan yang teramat sangat hingga Mitha mengganti baju atasnya dengan kaos longgar yang disodorkan Elang dengan posisi masih diatas ranjang. Dia mungkin lupa, tapi bagaimana Elang bisa melupakan tubuh seputih pualam tanpa cacat dan dua bukit kembar yang terbungkus rapi itu untuk pertama kalinya? sulit rasanya membuang muka atau sekedar mengalihkan pandangan dari sana. Dari ciptaan Tuhan yang maha sempurna.

1
Santi
Luar biasa
Ds Phone
bahagia sampai lupa kawan
Ds Phone
apa kah dapat
Ds Phone
dah laki bini pangil yang manis aja
Ds Phone
muking betul dia cinta sama kamu
Ds Phone
nemang halal
Ds Phone
dah jadi laki apa lagi jalan terus
Ds Phone
nikah secara paksa
Ds Phone
betul betul jadi
Ds Phone
semua nya main paksa
Ds Phone
gila tu orang
Ds Phone
marah lah tu
Ds Phone
kawan baik nya
Ds Phone
bahagia sangat lah tu
Ds Phone
berita gembira tu
Ds Phone
ada ada aja yang nak di gaduh kan
Ds Phone
ya betul tu baik di lepas kan
Ds Phone
ada aja meraka ni
Ds Phone
sedih tak habis
Ds Phone
memang itu ke bahagian nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!